Fakta-Fakta Terungkapnya Kasus Teroris di Sibolga
Terduga teroris di Sibolga ditangkap. Berikut fakta-fakta terkait penangkapan terduga teroris di Sibolga:
Densus 88 Antiteror menggerebek seorang warga di Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/3) siang. Sempat terdengar ledakan bom di lokasi kejadian.
Seorang penghuni rumah terduga pelaku teroris ditangkap. Ia adalah Husain alias Abu Hamzah. Saat penggerebekan, ditemukan seorang anak dan istri terduga teroris. Berikut beberapa fakta terkait kasus terorisme di Sibolga:
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Kapan Sibolga menjadi kotamadya? Ketika zaman kolonial Belanda, Kota Sibolga masih bagian dari Keresidenan Tapanuli hingga kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1998 Sibolga menjadi Kotamadya.
-
Di mana TB Simatupang memimpin gerilya di Kulon Progo? Di Dusun Banaran, Desa Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, terdapat sebuah rumah joglo tua.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Mengapa Terowongan Silaturahmi dibangun? Pembangunan terowongan ini tidak hanya sekedar fasilitas saja, melainkan menjadi ikon keharmonisan antar umat beragama di Indonesia. Lebih dari itu, keberadaan terowongan dapat menjaga serta mempererat tali silaturahmi dan toleransi yang mendukung semangat kebangsaan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Penangkapan dari Pengembangan Kasus di Lampung
Penangkapan terduga teroris Husain merupakan kelanjutan dari penangkapan terduga teroris di Lampung. Sabtu 9 Maret 2019 lalu, polisi menangkap terduga teroris berinisial R alias Putra Syuhada di rumahnya di Lampung. Penangkapan itu berhasil dilakukan berkat kerjasama dari orangtuanya terduga pelaku yang tak ingin anaknya terjerumus di dunia terorisme.
"Seorang pelaku sudah ditangkap kemarin di Lampung. Densus lanjut mengembangkan ke Sibolga untuk menangkap tersangka lain jaringan Lampung tersebut," ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal.
Terduga Teroris Berafiliasi dengan JAD
Iqbal mengatakan, Densus 88 Antiteror Polri telah cukup lama memantau pergerakan para terduga teroris yang disinyalir berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu. JAD merupakan afiliasi dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Pelaku Jaringan JAD yang berafiliasi dengan ISIS," kata Iqbal.
JAD merupakan afiliasi dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Istri dan Anak Terduga Teroris
Husain alias Abu Hamzah terduga teroris di Sibolga masih menjalani pemeriksaan. Kepada penyidik, ia mengakui jika istrinya lebih keras terpapar paham ISIS ketimbang dirinya. "Memang informasi dari suaminya jauh lebih keras terpapar oleh paham ISIS," kata Karopenmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo.
Namun pada Rabu dini hari, istri Husain dan seorang anaknya memilih meledakkan diri. "Sekitar jam 01.30 yang bersangkutan meledakkan diri mengakibatkan yang bersangkutan sama anaknya diduga meninggal dunia," jelas Dedi.
Padahal, Densus 88 maupun Polda Sumut bekerjasama dengan seluruh tokoh masyarakat yang ada di Sibolga sudah melakukan pendekatan persuasif kepada istri Hus alias AH. Negosiasi sudah berlangsung kurang lebih 10 jam. Pun ia mengaku prihatin atas aksi nekat istri Husain.
Tiga Anak Terduga Teroris Masih Dicari
Keberadaan tiga anak terduga teroris, Husain alias Abu Hamzah pascaledakan bom di rumahnya di Sibolga, Sumatera Utara masih misteri. Polisi baru mengidentifikasi dua jasad, istri dan anak bungsu Husain tewas akibat bom bunuh diri Rabu dini hari kemarin.
"Belum diketahui. Yang jelas jasadnya (teridentifikasi) cuma dua. Yang tiga itu apakah melarikan diri lewat belakang atau ke mana kita belum tahu, masih didalami," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.
Pengakuan Husain kepada penyidik, dia memiliki empat orang anak, masing-masing berinisial H (18), A (16), S (11), dan H (2). Sementara saat ini polisi baru mengidentifikasi dua jasad yakni istri Husain dan anak bungsunya yang masih balita.
10 Bom Pipa dan 300 Kg Bahan Peledak Disita
Densus 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Sibolga, Sumatera Utara masing-masing berinisial AK alias Ameng alias Abu Halimah dan ZP alias Ogek Zul. Keduanya merupakan teman terduga teroris, Husain alias Abu Hamzah yang lebih dulu ditangkap di Sibolga.
Dedi mengatakan Ameng ditangkap di Jalan Kutilang, Kecamatan, Sibolga Selatan. Dia diketahui berperan sebagai penyandang dana dalam kelompok Sibolga. "Dia penyandang dana untuk membeli berbagai kebutuhan untuk merakit bom, sebesar Rp 15 juta," ujar Dedi.
Dari tangan Ameng, ke kepolisian menyita barang bukti berupa satu buah rompi berisi 10 bom pipa dan satu kardus berisi bahan peledak yang masih diperiksa di laboratorium forensik.
Sementara Ogek yang ditangkap di Jalan Singsingmangaraja, Kota Sibolga, berperan aktif dalam merencanakan amaliah. Dia juga turut menyimpan bahan peledak. "Setidaknya, ada sekitar 300 kilogram bahan peledak yang diamankan polisi dari para terduga teroris itu. "Ini cukup besar," kata Dedi.