Gua diduga peninggalan zaman penjajahan ditemukan di Samarinda
Warga menemukan cangkul yang sudah keropos di dalam gua. Saat ini, kedalaman gua baru terukur sedalam delapan meter.
Sebuah gua setinggi 2 meter ditemukan di Samarinda, Kalimantan Timur. Menurut cerita warga, gua itu menjadi tempat persembunyian warga di zaman penjajahan. Di mana di eranya, pesawat militer Belanda lalu lalang di langit Samarinda.
Merdeka.com siang tadi, berkesempatan mengecek langsung keberadaan gua yang tengah ramai diperbincangkan itu. Jarum jam menunjukkan pukul 13.10 WITA.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Bagaimana menara tersebut di gambarkan dalam sumber sejarah? Menara ini memiliki empat sisi yang tergambar dengan jelas dalam ilustrasi kuno.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Kenapa Museum Kenangan Semeru dibangun? Museum yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Sumberwuluh bersama mahasiswa KKN Universitas Jember itu dapat menjadi media edukasi tentang bencana erupsi.
Dari pusat kota, berjarak tidak kurang 5 kilometer untuk sampai di rumah warga, Sabri (54), yang tinggal di Jalan Lumba-lumba, Kampung Tanjung Batu, Selili. Menuju lokasi gua, mesti berjalan kaki lagi kurang lebih 1 kilometer. Medannya, berbukit dan menanjak, dikelilingi hutan khas tropis dan juga semak belukar.
Sabri, warga yang pertama kali menemukan keberadaan gua setempat yang sempat diliputi rasa penasaran demikian besar, dengan kabar tersebut. Hingga akhirnya bersama temannya dua pekan lalu, Sabri berinisiatif mencari gua itu.
"Begitu ketemu, tempat yang dicurigai gua itu, pintu masuknya masih kecil. Saya memang penasaran sekali," kata Sabri dalam perbincangan bersama merdeka.com di rumah sekaligus warung kopi sederhananya, Kamis (15/3).
Penemuan goa di Samarinda ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi
Pria berpeci itu bercerita, berbekal parang dan cangkul, kala itu dia membongkar lubang kecil itu dan menggalinya dari tumpukan tanah yang menutup mulut gua. Temuannya pun mengejutkan.
"Ternyata memang gua. Kita terus bersihkan tumpukan tanah, sampai kedalaman 8 meter. Memang buntu di ujung gua. Tapi, seperti ada jalan belokan di dalam gua, setinggi kurang lebih 2 meter itu," ujar Sabri.
Seketika, temuan gua itu, jadi perbincangan warga setempat. Sepuh warga setempat menyebutkan, gua itu ditengarai tempat persembunyian warga di zaman penjajahan Belanda. "Waktu itu, pesawat lalu lalang di atas (langit kota Samarinda)," ungkap Sabri melanjutkan ceritanya.
Penemuan goa di Samarinda ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi
"Apalagi, waktu saya terus menggali, di dalam tumpukan tanah yang nyaris menutup gua itu, kami temukan cangkul. Padahal kan cangkul itu besi baja. Tapi keropos," lanjutnya sambil memperlihatkan cangkul temuannya.
Merdeka.com pun diliputi rasa penasaran. Akhirnya, Sabri mengajak melihat langsung gua itu. Perjalanan begitu melelahkan, rute naik dan turun bukit yang disebut warga Bukit Steleng dan dikelilingi hutan khas tropis dan semak belukar. Kurang lebih 1 kilometer berjalan kaki, akhirnya sampai di gua itu.
Pertama kali melihatnya, gua itu sementara memang ditutupi batang pohon kayu. Terlihat kecil. Namun begitu masuk di dalamnya, langit-langit gua itu setinggi 2 meter. Sekelilingnya, memang terlihat bebatuan dan juga semacam fosil pepohonan yang sudah tua.
"Saya memang sengaja menutup dengan batang pohon, supaya tidak sembarang orang masuk. Itu cuma sampai 8 meter kami masuk ke dalam. Selebihnya tidak berani karena alat kami cuma manual. Khawatir runtuh," ungkap Sabri.
Memang, lokasi gua yang berada di lereng bukit, sekilas tidak ada orang yang tahu bahwa di lereng bukit terdapat gua. "Jadi memang sepertinya memang cocok buat tempat bersembunyi," timpal Sabri.
Penemuan goa di Samarinda ©2018 Merdeka.com/Saud Rosadi
Bagi Sabri, setidaknya dia menjawab rasa penasarannya sendiri, dari obrolan warga sekitar adanya gua diduga eks zaman Belanda. Apalagi, di sekitar temuan gua, berada tidak jauh, terdapat bangunan rumah sakit yang berdiri di zaman Belanda. Mungkin saja ini ternyata gua yang ada sejarahnya," terang Sabri.
Usai mengabadikan gambar, merdeka.com kembali ke tempat semula, kembali berjalan kaki 1 kilometer. Di warung kopi itu, bertemu kembali dengan warga kampung, Masrani (56).
"Dari tetua orang sini, dulu memang banyak pesawat terbang entah zaman Jepang atau Belanda ya. Warga bersembunyi di gua itu, sekitar tahun 1940-an," kata Masrani.
"Yang jelas itu gua buatan manusia, dan di ujung gua ada tempat masuk ke jalan lain. Cuma belum sempat sejauh itu karena khawatir ambruk," terang Masrani sambil meneguk kopi.
Di sisi lain, pemandangan dari puncak bukit Steleng, terlihat indah, dengan melihat Sungai Mahakam yang membelah kota Samarinda. Dengan jelas terlihat lalu lalang kapal, seperti ponton batubara yang ditarik tugboat, maupun kapal perahu motor sarana warga menyeberangi sungai.
Sejauh ini memang belum ada yang bisa memastikan, benar tidaknya gua itu peninggalan zaman penjajahan. Hanya saja, jika benar, pemerintah sejatinya mesti menjaga situs sejarah zaman penjajah itu.
Baca juga:
Pengiriman pusaka Majapahit ke Solo hindari Alas Roban dan Jembatan Tuntang
Arca dewa ditemukan di Tulungagung, sisa reruntuhan Kerajan Majapahit?
Menyusuri pemakaman kuno berusia 2.000 tahun di Mesir
Penemuan mozaik kuno berusia 1.800 tahun di Israel
Arkeolog Mesir temukan makam kuno berusia 4.400 tahun di Kairo
Peneliti temukan kota Maya dan peradabannya di Guatemala