Hasil Investigasi Lengkap TGIPF Terkait Tragedi Kanjuruhan
Laporan hasil investigasi itu diserahkan TGIPF kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/10) siang.
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) merampungkan penyelidikan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Laporan hasil investigasi itu diserahkan TGIPF kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (14/10) siang.
Koordinator TGIPF sekaligus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkap sejumlah hasil investigasi TGIPF terkait tragedi Kanjuruhan. Salah satu temuan TGIPF yaitu kondisi korban jauh lebih mengerikan dibanding yang beredar di televisi maupun media sosial.
-
Mengapa Mahfud MD dikabarkan mundur dari Menko Polhukam? Dia menilai, mundurnya Mahfud dari kabinet lantaran ingin fokus berkampanye dan mengikuti kontestasi di Pilpres 2024.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
-
Kenapa rumput Stadion Pakansari diganti? Selain mengganti rumput, sistem drainase pun akan diperbaiki. Sejak beroperasi pada 2016, rumput Stadion Pakansari, belum pernah diganti sama sekali. Meski begitu, stadion berkapasita 30 ribu penonton itu, masih digunakan sebagai home base Persikabo 1973 dalam mengarungi Liga 1.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Kapan Stadion Teladan Medan ambruk? Mengutip liputan6, pada 16 September 1979, Stadion Teladan Medan, Sumatera Utara, dipenuhi oleh sekitar 200.000 pengunjung yang datang untuk menyaksikan konser artis cilik Adi Bing Slamet, Iyut Bing Slamet, dan Ira Maya Sopha.
-
Siapa yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan? Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur saat pertandingan antara Arema FC dan Persebaya.135 orang menjadi korban akibat terkunci di stadion. Mereka tewas karena terjadi penumpukan dan berdesak-desakan mencari pintu keluar.
"Fakta yang kami temukan korban yang jatuh itu proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di medsos karena kami merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat," kata Mahfud MD saat jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10).
Gas Air Mata Penyebab Utama Kematian Suporter
Menurut Mahfud, hasil investigasi TGIP juga menunjukkan penyebab utama kematian ratusan suporter saat tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata. Gas air mata yang ditembakkan polisi membuat suporter panik, berhamburan dan berdesak-desakan menuju pintu keluar hingga meninggal dan terluka.
Mahfud menambahkan, TGIPF juga sudah meminta keterangan sejumlah pihak mulai dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) hingga panitia pelaksana laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. TGIPF menyimpulkan PSSI harus bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang memicu ratusan orang meninggal dunia.
Berikut hasil investigasi lengkap TGIPF terkait Tragedi Kanjuruhan
(mdk/gil)