Kasus Difteri Kembali Ditemukan di Garut, Seorang Warga Meninggal
Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Penyakit difteri kembali ditemukan di Garut, Jawa Barat. Seorang warga Kecamatan Samarang dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami gejala difteri.
Kasus Difteri Kembali Ditemukan di Garut, Seorang Warga Meninggal
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan bahwa warga meninggal dunia berjenis kelamin perempuan berusia 24 tahun.
"Itu gejalanya ke arah difteri. Sudah kami lakukan pengetesan namun hasilnya belum keluar."
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani , Senin (7/8)
Dengan adanya temuan tersebut, Leli menjelaskan bahwa pihaknya meneruskan status kejadian luar biasa (KLB) difteri di Garut, dikhususkan di desa yang ditemukan dugaan kasus difteri. Pihaknya sudah melakukan pengetesan kepada keluarga dan kontak eratnya.
"Di desa yang bersangkutan sudah ditetapkan KLB, dan sebetulnya Garut sudah KLB difteri sejak kejadian di Pangatikan. Keluarga dan kontak erat sudah kami tes dan saat ini masih menunggu hasil, namun memang mereka ini tidak ada gejala, tapi tetap sudah kita terapi, beri obat untuk antisipasi."
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani , Senin (7/8)
Untuk langkah pencegahan, pihaknya terus melakukan skrining dan memperketat vaksinasi.
"Namun memang untuk korban ini karena sudah dewasa begitu, kita susah menelusuri status imunisasi dia, antara ingat dan tidak," katanya.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meminta agar warga masyarakat Garut untuk mewaspadai wabah difteri.
"Kalau kemarin kan difteri di Pangatikan kemudian ada daerah sini juga ke arah kota, kemudian sekarang ditemukan lagi di daerah Samarang," ucapnya.
"Ini harus waspada, kepada masyarakat kan kebanyakan takut ketika anak kena difteri itu takut. Jangan takut, justru kami akan melakukan upaya-upaya untuk melindungi, terutama masyarakat di tempat ada difteri. Pengalaman saya di Pangatikan, ketika saya datang dengan tim medis, itu kan pada lari semua, takut."
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman
Helmi menjelaskan bahwa difteri bisa ditanggulangi dengan cara imunisasi. "Kalau satu tempat dinyatakan kena positif berarti kami akan melakukan perlindungan di tempat-tempat terutama ada mobilisasi masyarakat di tempat itu," jelasnya. Sementara penanganan di Kecamatan Samarang, Helmi akan berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Kementerian Kesehatan. Konsultasi tersebut untuk memastikan proses penanganan, apakah khusus di tingkat RT, RW, desa, atau bahkan kecamatan.
Selain itu, pihaknya juga saat ini sudah menyiapkan ruang isolasi khusus untuk pasien yang terkonfirmasi positif difteri di RSUD dr Slamet Garut. Bila kasusnya terus berkembang, isolasi pun bukan tidak mungkin dilakukan penambahan. "Imbauan kepada masyarakat, begitu ditemukan gejala difteri, berupa batuk, kemudian sakit tenggorokan, demam, agar segera periksa ke pelayanan kesehatan, mau puskesmas, praktik dokter, klinik. Periksakan segera dan insyaallah ketika ditemukan bisa dilakukan ataupun mau diisolasi,” pungkasnya.