Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Polisi memastikan, penyebab kematian korban akibat bunuh diri sebagaimana rekaman CCTV yang telah disita oleh penyidik.
- 12 Korban Kecelakaan Maut di Km 58 Tol Jakpek Bukan Satu Keluarga, Sembilan Jenazah Teridentifikasi
- Jenazah Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen Diserahkan ke Keluarga
- Sekeluarga Bunuh Diri Lompat dari Apartemen, Tetangga Sebut Korban Sempat Didatangi Penagih & Pinjam Uang
- 4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri
Kasus Sekeluarga Bunuh Diri Bersama-sama Lompat dari Lantai 22 Apartemen, Tangan Saling Terikat
Polisi masih mendalami kasus bunuh diri satu keluarga di sebuah apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara. Keempat korban berinisial EA (51), AIL, JWA (13), JL (15) ditemukan tergeletak di lobi apartemen pada Sabtu (9/3) sore.
Hasil pemeriksaan tim identifikasi terhadap keempat jenazah ditemukan adanya tali yang mengikat antar satu korban dengan korban lain.
Hal itu disampaikan oleh Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya usai melakukan pengecekan ke lokasi. Dia mengatakan, keempat korban alami luka parah pada bagian kepala dan patah di tangan dan kaki.
"Pada saat terjatuh kondisi di bawah itu masih dalam kondisi EA terikat dalam tali yang sama dengan JL. Namun kondisi di bawah ikatan tali lepas. Kemudian AIL terikat tali yang sama dengan JWA, pada saat di bawah ikatan tali tersebut masih mengikat," kata dia dalam keterangannya dikutip Minggu (10/3).
Agus menerangkan, pihaknya memastikan penyebab kematian korban akibat bunuh diri sebagaimana rekaman CCTV yang telah disita oleh penyidik.
"Yang pasti motifnya mereka bunuh diri. (Yang terikat) tangan terikat, mereka jatuh secara bersamaan,"
ujar dia.
merdeka.com
Kronologi Kejadian
Agus kemudian membeberkan kronologi kejadian sesuai dengan gambaran CCTV dimulai pada pukul 16.02 WIB, para korban mendatangi apartemen dengan menggunakan mobil Gran Max B 2972 BIQ warna silver, masuk ke lobby apartemen.
Berikutnya, sekitar Jam 16.04 WIB, para korban ini masuk di dalam mall lift.
"Di dalam mall lift terekam ini pihak EA mencium-cium kening dari AIL, JWA dan JL. Setelah dicium-cium keningnya, pihak AIL termonitor mengumpulkan handphone-handphone milik para korban di atas. Dan tentu naik ke atas," ujar dia.
Selanjutnya, pada pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan rekaman CCTV. Mereka naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen.
"Kemudian pukul 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobi apartemen," ujar dia.
Kematian para korban diketahui pertama kali oleh sekuriti atas nama DF yang sedang berjaga di depan lobi. Saat itu, DF mendengar suara benturan keras.
"Pada saat menoleh ternyata ada empat mayat yang langsung tergeletak di depan lobi," ujar dia.
Terkait kejadian ini, Agus mengatakan, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah saksi. Terungkap fakta korban sudah lama tak tinggal di apartemen tersebut. Menurut mereka, sudah hampir 2 tahun.
"Korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sudah 2 tahun yang lalu. Baru hari ini kembali lagi ke apartemen ini dan langsung seperti ini,"
ucap dia.
merdeka.com