Kesaksian Kakek Korban Ungkap Kronologi Penganiayaan Bahar bin Smith
Habib Bahar jalani sidang dengan agenda mendengarkan saksi dari korban. Begini kesaksian mereka:
Persidangan Habib Bahar bin Smith telah digelar beberapa kali. Pada sidang-sidang sebelumnya mengagendakan saksi-saksi, termasuk korban penganiayaan.
Dalam sidang Kamis (4/4) lalu, sang kakek korban dihadirkan. Pekan sebelumnya, ayah korban juga dihadirkan. Berikut ini fakta-fakta dalam persidangan:
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Siapa Habib Ali Kwitang? Di awal abad ke-20, Habib Ali Kwitang menjadi sosok ulama yang paling berpengaruh di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Ia merupakan keturunan dari Rasulullah di Betawi yang turut membantu kelahiran Republik Indonesia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Mengapa Habib Empang menetap di Bogor? Akhirnya, ia diarahkan ke wilayah Bogor yang ketika itu ajaran Islam masih harus dikembangkan agar dikenal semakin luas.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
Sebelum Dianiaya, Zaki Izin Mau ke Bali
Sebelum mengalami penganiayaan, Muhammad Khoerul Aumam Al Muzaki atau Zaki sempat pamit ke Bali bersama teman sebayanya, Cahya Abdul Jabar. Namun tak jelas maksud dan tujuan mereka ke Bali. Hal itu terungkap dalam kesaksian Kakek korban Oo Sunaryo di persidangan PN Bandung, Kamis (4/4).
Zaki meminta doa kepada Sunaryo karena ayahnya tidak mengizinkannya pergi. "Dia minta doa (pamit pergi ke Bali). Saya nanya sama siapa dia pergi, dibilang sama Jabar mau ada acara tapi enggak dijelasin acaranya apa," katanya.
Zaki Mengaku Dikeroyok Pada Kakeknya
Selang beberapa hari, sang kakek Sunaryo mendapat kabar cucunya dianiaya. Setelah dicek ke rumahnya, kondisi Zaki sudah penuh luka. Banyak memar dan matanya luka, serta rambutnya sudah plontos.
Saat menanyakan penyebabnya, Sunaryo tidak mendapatkan penjelasan rinci dari Zaki selain pernyataan bahwa luka yang didapatkannya karena dikeroyok.
"Di (bagian) kepala (Zaki) ada luka seperti kepentok besi. Jalannya juga pincang. Dia cuma cerita dikeroyok di daerah Yasmine lalu dibawa ke daerah Parung," cerita Sunaryo.
Keterangan Sunaryo Berbeda dengan BAP
Keterangan Kakek Sunaryo dalam persidangan berbeda dengan berita acara pemeriksaan (BAP). Dalam BAP, Sunaryo menyebut bahwa Zaki dikeroyok di Pesantren Bahar bin Smith, Tajul Alawiyyin.
Kuasa hukum Bahar, Edison sempat curiga pada keterangan Sunaryo. Ia bertanya apakah Sunaryo diajarkan polisi saat dilakukan BAP. "Apakah saudara diajarin sama polisi waktu diperiksa di Polres," tanya Edison.
Â
Sunaryo mengaku kalau dirinya tidak diajarkan menjawab pertanyaan dari tim penyidik. "Ya sudah nggak usah ditanya lagi, soalnya kalau ditanya lagi ini berubah (jawabannya)," kata Edison.
Orangtua Korban Tak Terima Anaknya Dianiaya
Orangtua korban juga hadir dalam persidangan di PN Bandung, Kamis (28/3) lalu. Jamalulael, ayah Zaki, tak terima anaknya dianiaya oleh Bahar bin Smith.
Jamalulael awalnya tidak mengetahui rincian kejadiannya. Ia juga tidak tahu kalau anaknya pergi ke Bali dan berpura-pura sebagai Bahar. Jamalulael baru mengetahui penyebab anaknya dianiaya dari mertuanya melalui telepon.
"Malam itu saya ditelepon sama mertua saya, bilang Zaki dianiaya. Saya tanya siapa yang aniaya, dijawab Habib Bahar," kata Jamalulael.
Keesokan harinya Jamalulael menuju rumah mertuanya untuk melihat kondisi anaknya. Zaki memang tinggal di rumah mertuanya, atau nenek Zaki. Namun saat itu anaknya masih tidur.
Setelah Zaki bangun, langsung menceritakan kronologi yang dialami. Jamalulael langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Kemang di Bogor.
Jamalulael mengaku sedih atas peristiwa yang menimpa anaknya. Dia berharap, persidangan yang digelar bisa menghasilkan keputusan yang seadil-adilnya. "Saya cuma ingin hukum ini ditegakkan. Orang tua mana yang tega melihat anaknya sakit. Tegakkan keadilan," ujar Jamalulael.