Kisah buruh migran Erin Cipta, menjaga kewarasan dengan menulis
Kisah buruh migran Erin Cipta, menjaga kewarasan dengan menulis. Pada usia yang tak lagi muda, 32 tahun, Erin Cipta terpaksa meninggalkan suami dan dua putrinya untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Kota Taipei, Taiwan.
Pada usia yang tak lagi muda, 32 tahun, Erin Cipta terpaksa meninggalkan suami dan dua putrinya untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Kota Taipei, Taiwan. Kondisi ekonomi keluarga yang terpuruk karena bisnis pengemasan jamu gulung tikar membuat warga Desa Karangjati, Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap pergi dari kampungnya pada 2012 silam.
Tiga tahun di negeri berjuluk Formosa yang berarti pulau indah itu, perempuan 38 tahun ini bercerita selama 2 tahun tak pernah seharipun merasakan libur. Bekerja sebagai perawat pasangan lansia ternyata tak sekadar berurusan menyiapkan makanan, obat-obatan dan keperluan majikan. Dituntut siaga 24 jam, Erin mesti melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik domestik.
"Hal paling melelahkan yang saya ingat saat jelang imlek. Setiap hari saya hanya bisa tidur dua jam. Selebihnya 22 jam berurusan dengan bersih-bersih rumah," kenangnya saat ditemui merdeka.com di kediamannya di Sampang, Cilacap, Sabtu (7/5).
Tak terhindarkan, kelelahan fisik dan tekanan batin sebab lebih banyak beraktivitas di dalam rumah jadi duka lara tak terperikan. Penghiburannya di dalam kamar, hanya membaca dan menulis yang seakan-akan menghubungkannya dengan dunia luar. Bermajinasi merangkai cerita ia katakan untuk menjaga akal sehat.
"Menulis bagi saya untuk menjaga kewarasan. Tidak lebih," kata Erin.
Erin sejak kecil memang telah terbiasa menulis untuk menumpahkan perasaan-perasaanya. Pilihannya menulis fiksi, awal mula didorong ayah dan kakaknya yang memang bergelut dalam kesenian. Di Taiwan, dalam kesendiriannya, Erin melakukan hal sama dan tak diduga membuat kebermaknaan hidup jauh menjadi lebih berarti.
Pada 2014, Erin mengikuti lomba sastra bagi imigran yang diadakan Kementerian Tenaga Kerja Taiwan. Cerita pendeknya yang dia ikut sertakan berjudul "Yen Feng dan Carlos" terpilih sebagai karya terbaik. Erin berhak mendapat Merit Award menyisihkan penulis berstatus imigran lain dari berbagai negara.
-
Bagaimana TKW tersebut menghibur majikannya? TKW berkerudung yang bernama Fitri itu terlihat duduk di samping majikan yang sedang memegangi kepalanya. Ia kemudian menawarkan diri untuk membacakan sholawat.
-
Bagaimana Kawah Tekurep dibangun? Kompleks makam ini sudah dibangun sejak 1728 dengan menggunakan tiga unsur saja, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu. Pembangunan kompleks ini bertepatan dengan pembangunan Masjid Agung Palembang.
-
Apa yang dijual oleh mantan TKW Hong Kong itu? Ayu Dini, wanita yang dulunya pernah berprofesi sebagai TKW, mengawali usahanya dengan berjualan basreng di pinggir jalan, ia kini meraih sukses besar.
-
Apa alasan KWI menolak izin kelola tambang? Karena itu, KWI sepertinya tidak berminat untuk mengambil tawaran tersebut," kata Marthen, melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (10/6).
-
Kapan Tol Cisumdawu diresmikan? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat, pada Selasa (11/7).
-
Apa isi dari tembang Cigawiran? Cigawiran kebanyakan memakai tema agama Islam, sesuai kebiasaan Raden Haji Jalari saat itu. Pesan-pesan tersebut berupa ajakan untuk melaksanakan salat lima waktu, saling berbuat baik dan berbagi terhadap sesama serta tidak memaksakan kehendak.
Erin Cipta ©2017 Merdeka.com
"Saya masih ingat, itu bulan Agustus. Hari itu libur pertama saya, karena saya diijinkan majikan untuk datang ke penyerahan penghargaan. Majikan saya sempat berkata, ternyata saya memiliki kemampuan di luar kerja fisik," kenang Erin.
Setahun kemudian, 2015, Erin kembali menyabet penghargaan yang sama untuk cerita pendeknya berjudul "Lelaki Pemberani di Jiangzicui". Di tahun ini pula, kontraknya kerjanya usai dan Erin memilih pulang ke kampung halaman berniat menggiatkan gerakan membaca di desa-desa. Erin di kediamannya, lalu membuat perpustakaan sembari mengembangkan cerpen "Yen Feng dan Carlos" menjadi novel berjudul "Carlos" yang belum lama ini diterbitkan sebagai buku di awal tahun 2017.
"Novel itu hampir 70 persen, adalah bagian peristiwa yang saya alami di Taiwan. Cerpen yang lantas jadi novel ini, adalah cara saya menjaga kewarasan saat dihadapkan pada situasi ketika saya masih menjadi TKI. Menulis satu-satunya hiburan saya," kata Erin menutup perbincangan.
Baca juga:
Pemerintah diminta usut tuntas kasus pemerkosaan TKW di Taiwan
Laporan tak digubris, TKW di Taiwan rekam majikan yang memperkosanya
TKW nyaris bunuh diri akibat diperkosa majikan di Taiwan
Meninggal akibat gempa di Taiwan, Elizabet dimakamkan di Temanggung
Para TKI berjiwa sosial tinggi, pulang kampung bantu sesama