Kisah Tragis Anak Menunggu Ayahnya yang Meninggal Terseret Banjir
Informasi dihimpun, bocah tersebut sedang bersama sang ayah bernama Sami Amekan (20) hendak pulang ke rumah mereka di mes karyawan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Parenggean usai berkunjung dari rumah kerabat mereka di Kruing Estate, Sabtu (24/10) malam.
Seorang bocah berusia delapan tahun ditemukan di perkebunan kelapa sawit di Desa Santilik Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam kondisi memprihatinkan. Saat ditemukan, bocah itu sedang menunggu sang ayah yang ternyata meninggal dunia akibat terseret banjir.
"Anak itu ditemukan dalam kondisi basah kuyup oleh warga yang sedang melintas. Ternyata dia menunggu ayahnya. Setelah dicari, ternyata ayahnya sudah meninggal dunia tidak jauh dari lokasi sang anak," kata Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin melalui Kapolsek Mentaya Hulu, Iptu Roni Paslah di Sampit, Senin (26/10).
-
Kenapa Basrizal Koto merantau ke Riau? Melihat kondisi keluarganya yang begitu menyedihkan, hati Basko tergerak untuk membawa kondisi perekonomian menjadi lebih baik dengan merantau ke Riau pada saat itu.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Kapan Sepur Kluthuk Jaladara diresmikan? Kereta api uap ini diersmikan pada tahun 2009 oleh Menteri Perhubungan saat itu, Jusman Syafi'i Djamal.
-
Di mana Beji Sirah Keteng berada? Saat ini, Beji Sirah Keteng dikelola oleh empat RT di Desa Bedingin, Kecamatan Sampit, Kabupaten Ponorogo.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
Informasi dihimpun, bocah tersebut sedang bersama sang ayah bernama Sami Amekan (20) hendak pulang ke rumah mereka di mes karyawan di Desa Mekar Jaya Kecamatan Parenggean usai berkunjung dari rumah kerabat mereka di Kruing Estate, Sabtu (24/10) malam.
Saat hendak melintas di lokasi kejadian, ternyata jalan sedang terendam banjir dengan arus cukup deras akibat hujan mengguyur kawasan itu. Korban kemudian turun dari sepeda motor untuk memeriksa jalan yang bisa dilalui, sementara sang anak tetap berada di dekat sepeda motor.
Diduga terpeleset, ditambah arus cukup deras, korban langsung terseret arus banjir. Saat itu sang anak masih berada di posisinya dan tidak mengetahui persis kejadian yang merenggut nyawa sang ayah.
Sepanjang malam, bocah malang tersebut tetap berada di tempat itu menunggu sang ayah yang tak juga kunjung kembali. Dia bertahan di tengah perkebunan yang gelap gulita tersebut.
Minggu (25/10) sekitar pukul 06.00 WIB, seorang warga bernama Ahmad Watijan melintas di lokasi tersebut dan menemukan bocah malang tersebut. Saat ditanya, bocah itu menceritakan kejadian yang dialami dirinya bersama sang ayah.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke pihak perusahaan. Saat dilakukan pencarian, ayah bocah malang itu ditemukan sudah meninggal dunia di sebuah parit, sekitar 20 meter dari lokasi kejadian.
Jenazah korban dievakuasi ke puskesmas untuk diperiksa. Selanjutnya jenazah diserahkan kepada pihak keluarga.
"Berdasarkan keterangan dokter setelah dilakukan visum, di tubuh korban tidak ditemukan tanda tanda kekerasan," demikian Roni Paslah. Dikutip Antara.
Baca juga:
Antisipasi Banjir, Dinas SDA Kuras Saluran Air yang Dipenuhi Lumpur di Pademangan
BPBD DKI Catat Genangan di 20 RT Sudah Surut Total
12 Jam Banjir Kiriman Rendam Permukiman di Kebon Pala
Colek Pemerintah Pusat, Bupati Bogor Harap Banjir Bojongkulur Tak Terjadi di 2021
Siang Ini, 86 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir
80 Warga Perumahan PGP Bekasi Mengungsi Akibat Banjir