Kisah Warga Desa Lewono di Sigi Mengungsi karena Dibayangi Teror Kelompok MIT
Warga sangat berharap para teroris MIT secepatnya ditangkap aparat gabungan TNI/Polri agar tidak ada lagi peristiwa yang sama terjadi.
Simpati dan empati dari berbagai pihak terhadap keluarga dan warga transmigrasi korban tindak kekerasan yang dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah terus mengalir.
Kepala Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Deki Basalulu, Jumat (4/12), membenarkan bahwa berbagai bantuan berupa barang/bahan dan uang sampai saat ini dari berbagai pihak disalurkan kepada keluarga korban dan warga yang mengungsi setelah serangan teroris di Dusun Lewono, salah satu lokasi permukiman transmigrasi lokal di desa itu.
-
Kenapa Sono membunuh keluarga Soeparwi? Hal ini membuat Sono marah. Amarah itu berusaha ia redam. Namun ternyata amarah itu terus memuncak dan muncul niatan untuk membunuh Soeminah.
-
Kenapa family potret keluarga Tanoesoedibjo menuai banyak pujian? Banyak yang mengomentari betapa elegan dan mempesonanya hasil photoshoot tersebut.
-
Apa yang ditampilkan dalam family potret keluarga Tanoesoedibjo? Family potret Jessica dan Valencia Tanoe kali ini memang berhasil menampilkan sisi elegan dan hangat dari keluarga Tanoesoedibjo.
-
Di mana keluarga Kartanagara ditangkap? Pada tahun 1770, prajurit Sultan dan Kompeni berhasil menangkap 21 orang keluarga Kartanagara. Mereka merupakan kelompok terakhir yang berhasil diketahui dan ditangkap. Meski demikian, pihak kolonial meyakini ada lebih banyak sisa-sisa keluarga Adipati Lumajang yang masih bersembunyi di wilayah Jawa dan tidak bisa terdeteksi.
-
Apa latar belakang keluarga Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
-
Di mana Alisia Rininta dan keluarganya berlibur? Alisia dan keluarganya berlibur ke Jepang.
Selama beberapa hari terakhir ini, banyak pihak yang datang ke Desa Lembantongoa menyerahkan bantuan mulai dari bahan makanan, peralatan rumah tangga, kebutuhan anak-anak dan uang tunai kepada keluarga korban yang kini mengungsi sementara di rumah keluarga di Desa Lembantongoa.
Dia mengatakan ada empat korban yang dibunuh teroris secara keji. Mereka itu satu keluarga.
Setelah kejadian berdarah, seluruh warga transmigrasi Lewono, kini mengungsi sementara di rumah-rumah warga transmigrasi lainnya di Dusun Tokelemo, sekitar 25 km dari lokasi transmigrasi Lewono. Sebagian lagi, katanya mengungsi ke Desa Lembantongoa.
Saat ini rumah-rumah warga transmigrasi Lewono yang rusak dan dibakar kembali dibangun oleh aparat kepolisian bersama anggota TNI.
Menurut Kades Deki, bantuan terutama logistik bahan makanan masih sangat dibutuhkan warga, sebab dalam beberapa hari setelah serangan teroris yang menelan korban jiwa empat orang itu, kebanyakan warga tidak beraktivitas di kebun, karena masih trauma berat.
Ia menambahkan pada malam hari pasca peristiwa itu, warga transmigrasi SP-1 Dusun Tokelemo memilih untuk kumpul di satu tempat dan nanti kembali ke rumah pagi hari.
Sementara lokasi transmigrasi Lewono saat ini, seluruhnya sudah meninggalkan lokasi dan mengungsi ke beberapa titik permukiman yang ada dalam wilayah Desa Lebantongoa. Warga sangat berharap para teroris MIT secepatnya ditangkap aparat gabungan TNI/Polri agar tidak ada lagi peristiwa yang sama terjadi.
Jika para pelaku sudah berhasil dilumpuhkan, otomatis warga tidak laga dibayangi ketakutan untuk tinggal di rumah dan melakukan berbagai aktivitas di kebun. "Kalau sekarang ini warga masih takut atas kejadian tersebut sehingga enggan untuk beraktivitas di kebunnya," ujar Kades Deki.
LPSK dan Kemensos Beri Bantuan
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyerahkan santunan duka kepada keluarga korban kekerasan terduga pelaku teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Kabupaten Sigi.
"Kami sudah beberapa hari di Sigi, baru saja kita serahkan santunan kepada keluarga korban dalam bentuk tabungan bank yang setiap saat bisa diambil oleh mereka," kata Wakil Ketua LPSK Pusat, Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Dr Achmadi, di Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (4/12).
Ia mengatakan pemberian santunan duka itu adalah pemberian negara bentuk kepedulian negara atas peristiwa duka yang menimpa kepada para korban. "Dari negara, bagian dari proses negara dan hal lain ada hak kompensasi yaitu korban terorisme tanggung jawab negara dan LPSK memberi perlindungan dan bantuan,” katanya.
Ia menjelaskan LPSK memberi perlindungan kepada saksi-saksi dan korban dalam rangka proses peradilan. "Bantuan itu bisa medis, bisa psikologis juga bisa bantuan sosial, medis itu kalau mungkin ada luka, psikologis kita bekerja sama seperti dengan Polri dan karena di sini medan berat kita dibantu sepenuhnya tim ahli psikologi Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Polda Sulawesi Tengah,” katanya, yang didampingi Kepala Biro Psikolog SSDM Kepolisian Indonesia, Komisaris Besar Polisi Adi Suhariono, beserta tim.
Achmadi menambahkan, proses pemberian santunan duka bisa diserahkan berkat kerja sama semua pihak, khususnya Direktorat Jenderal Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, sehingga prosesnya bisa berjalan secara baik. "Jadi untuk mendapatkan ini kita sempat kesulitan karena para korban tidak memiliki identitas tidak tahu ke mana, sementara kami harus urus,” katanya.
"Kami harus dapat identitas itu untuk pemenuhan hak seperti kompensasinya, untuk bantuan santunan ini kemudian untuk menjadi saksi yang dilindungi dan saya sendiri yang hubungi Dirjen Dukcapil minta tolong ini,” katanya.
Kementerian Sosial menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi para korban kekerasan yang diduga kuat dilakukan sekelompok anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso di Kabupaten Sigi pekan lalu.
Kepala Dinas Sosial Pemprov Sulawesi Tengah, Ridwan Mumu di Palu, Jumat membenarkan adanya bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial RI. "Ya kemarin (3/12) bantuan diserahkan salah satu direktur di Kantor Kementerian Sosial RI kepada Pemkab Sigi," kata dia.
Total bantuan mencapai sekitar Rp400 juta rupiah yang terdiri atas paket sembako, santunan duka dan perlengkapan sekolah dan lainnya. Bantuan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah bagi pihak keluarga korban tidak kekerasan yang dilakukan oleh orang-orang tak berprikemanusiaan.
Serangan kelompok teroris yang mengakibatkan empat warga transmigrasi Dusun Lewono,Desa Lembantongoa,Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi pada pekan lalu tersebut meninggal dunia setelah dianiaya secara keji. Selain itu, ada beberapa unit rumah warga transmigrasi dibakar oleh kelompok teroris, termasuk rumah korban yang tewas dibunuh.
Dia juga membenarkan berdasarkan informasi dari Dinas Sosial Pemkab Sigi, pasca tindak kekerasan yang terjadi di lokasi transmigrasi Lewono, banyak warga sekarang ini mengungsi sementara di beberapa titik.
(mdk/gil)