Kronologi Anggota TNI Praka DRB Bacok Komandannya di Markas Rindam Manokwari Usai Apel Pagi
Anggota TNI AD Praka Drik Rian Bayoa di Manokwari, Papua Barat membacok komandannya Letkol Inf Tamami.
Letkol Inf Tamami harus dilarikan ke rumah sakit karena dibacok anak buahnya
Kronologi Anggota TNI Praka DRB Bacok Komandannya di Markas Rindam Manokwari Usai Apel Pagi
Anggota TNI AD Praka Drik Rian Bayoa di Manokwari, Papua Barat membacok Komandan Satdik Secata Rindam XVIII/Kasuari Letkol Inf Tamami. Tamami harus dilarikan ke rumah sakit karena dibacok anak buahnya itu usai apel pagi, Sabtu (21/10).
- Kronologi Jari Tangan Bocah Terjepit Pintu KRL, Begini Kondisinya Saat Ini
- VIDOE: Kronologi Letkol TNI Dibacok Anak Buah Diduga Akibat Ucapan Rasis saat Apel
- LPSK Jemput Bola Temui Keluarga Imam Masykur, Gali Kronologi Pembunuhan Dilakukan Anggota Paspampres dan TNI
- Kronologi Anggota TNI Diduga Perkosa Mahasiswi di Kendari
Penyebab Praka Drik nekat membacok komandannya memakai parang karena kesal dan kecewa dengan arahan Tamami yang terkesan menyudutkannya.
"(Dibacok) menggunakan parang. Pelaku kesal karena korban mengungkit masalahnya saat apel pagi. Itu karena kesalahpahaman saja, dia kecewa dengan pengarahan yang disampaikan komandan," kata Kapendam XVIII/Kasuari, Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan saat dihubungi, Rabu (25/10).
Syawaludin meluruskan persoalan yang membuat DRB marah bukan karena kata-kata SARA atau rasis dari Tamami. Akar masalahnya adalah kesalahpahaman yang membuatnya marah.
"Bukan masalah SARA, bukan masalah ras itu tidak ada itu. Iya, dia bawa perasaan, barang kali posisinya. Makanya saya bilang kalau ada masalah kepada anggota dicek secara benar apakah dia ada masalah atau apa di internal dia,"
terang dia.
merdeka.com
Kronologi Kejadian
Kejadian berawal saat apel pagi persiapan pembukaan Sekolah Calon Perwira (Secapa) Angkatan Darat. Ketika itu, Letkol Inf Tamami memberikan arahan.
Saat itulah Praka DRB terbawa perasaan dan marah karena disinggung pada saat apel.
"Karena harga diri dia kemakan hati, dia dongkol karena menarik perhatiannya terlalu banyak ke dia. Sehingga dia dongkol, selesai apel dia marah akhirnya ambil parang dan bacok," ucap Syawaludin.
Padahal, menurutnya, arahan yang disampaikan Tamami berlaku kepada seluruh prajurit agar tidak mengulangi perbuatan Praka DRB memukul seseorang yang mabuk di jalan.
"Jadi gini, dia sebelumnya itu bergaul di luar. Lalu, ketemu sama orang mabuk masyarakat mabuk ini bikin ulah sama dia. Dia tidak kontrol lalu dipukul terus masalahnya diselesaikan Darindam," kata Syawaludin.
"Karena dia tidak kontrol akhirnya dia pukul. Di situlah perhatiannya kepada dia, karena pergaulan di luar, yang paling berat itu dia mukul itu, meski masalah sudah diselesaikan. Saat apel pagi diberitahu bahwa itu contoh yang tidak bagus disampaikan kepada anggota secara keseluruhan," sambung dia.
Akibat ulahnya, Praka DRB pun kini telah ditahan di Kodam XVIII/Kasuari untuk menjalani proses dugaan pidana.
Dari kejadian ini, Syawaludin mengimbau komandan dan prajurit bisa saling menghargai satu sama lain. Komandan dan prajurit harus menjalin kedekatan agar saat terjadi masalah bisa diselesaikan dengan baik.
"Paling pertama itu adalah bangun semua komunikasi baik yang memimpin dan dipimpin perlu membangun komunikasi yang komunikatif. Sehingga yang dipimpin, atau bawahan merasa dekat kepada pimpinan untuk menyampaikan persoalan dia," imbaunya.
"Sehingga saling menghargai yang dipimpin dan memimpin yang menjalin kekeluargaan dalam membangun komunikasi yang baik. Itu enak, 'Oh merasa bahwa saya ini keluarga jadi dia bisa cerita apa dan saya sebagai orang tuanya bapaknya bisa memberikan solusi masalah yang dihadapi bawahan'," tuturnya.