Kronologi Kapolsek di NTT Pukuli Satpam Karena Ditegur Pakai Helm di ATM, Ujungnya Damai
Tak terima dengan penganiayaan yang dialaminya, Guido melaporkan kasus ini ke Polres Manggarai Barat
Niat satpam ini hanya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Tetapi Kapolsek ini malah meradang karena hal sepele.
Kronologi Kapolsek di NTT Pukuli Satpam Karena Ditegur Pakai Helm di ATM, Ujungnya Damai
Kronologi Pemukulan
Guido, warga yang bekerja sebagai satpam di sebuah bank di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dianiaya. Pelakunya adalah Kapolsek Komodo AKP Ivans Drajat.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (14/9) kemarin. Penganiayaan dipicu kekesalan sang Kapolsek akibat ditegur seorang satpam.
Hari itu, Guido menegur Ivans Drajat yang memakai helm saat masuk ke ruang ATM bank pelat merah yang berada di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo. ATM berjarak sekitar 100 meter dari Polsek Komodo.
"Pak Kapolsek datang dengan motor masuk ke ruang ATM menggunakan helm. Terus saya tegur, 'pak kalau mau masuk ke ATM jangan pakai helm, kasi keluar helm'. Dia tidak kasi keluar helm."
Kata Guido menceritakan awal mula pemukulan terhadap dirinya.
@merdeka.com
Sebenarnya, kapolsek itu sempat mendengar apa yang disampaikan Guido. Dia meletakkan helmnya di luar. Tetapi entah kenapa, helm itu dia ambil dan dipakai lagi.
"Awalnya kasi keluar terus pakai lagi. Terus dia bilang aman saja. Habis itu saya tinggalkan mesin ATM masuk ke dalam (kantor BRI) mau ikut breefing," ungkap Guido.
Setelah selesai breefing, sejumlah polisi datang memanggil Guido untuk menemui Ivans Drajat di kantornya. Saat Guido hendak meminta izin ke pimpinannya untuk berangkat ke Kantor Polsek Komodo, Ivans Drajat tiba-tiba muncul di dekatnya dan menuding Guido memanggil namanya dengan nama salah satu hewan.
Tanpa sempat memberi penjelasan, Guido tiba-tiba dipukul Kapolsek Ivans Drajat. Pemukulan terjadi di sepanjang jalan dari ATM hingga Kantor Polsek Komodo. Penganiayaan terhadap Guido berlanjut hingga di ruang tahanan Polsek Komodo.
Pemuda asal kampung Rentung, Desa Belang Turi, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai itu ditinju dan disikut di bagian wajah dan rahang. Guido juga dipukul pakai sandal.
"Tiba-tiba Kapolsek datang bilang 'sini kau, dia tarik saya. Habis tarik langsung pukul. Sepanjang jalan sampai kantor (Polsek Komodo) kena pukul terus di bagian rahang sama muka. Sampai di kantor dia bawa saya ke ruangan sel, di situ lebih parah saya dipukul. Pukul di ruangan sel pakai tangan, di pipi pakai sandal juga," cerita Guido.
Sampai Berlutut Minta Maaf
Guido mengaku sempat berlutut meminta maaf kepada Ivans Drajat agar berhenti menganiayanya. Bamun tak digubris bahkan terus memukul menggunakan sendal.
"Pas dia pukul saya minta 'Bapa kalau saya ada salah saya minta maaf. Tapi dia bilang gara-gara kamu saya punya ATM blokir. Bapa kalau saya ada salah bapa saya minta maaf, terus dia pukul terus pakai sandal pakai tangan'," lanjutnya.
Guido menambahkan, ia menegur Ivans Drajat karena aturan tak boleh pakai helm saat masuk ke bilik ATM. Larangan lainnya tak boleh memakai topi dan kaca mata.
Sudah Berdamai
Tak terima dengan penganiayaan yang dialaminya, Guido melaporkan kasus ini ke Polres Manggarai Barat di Labuan Bajo pada Rabu siang. Namun, kabar terakhir, kasus ini berakhir damai.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy saat dihubung mengatakan, keduanya telah bersepakat untuk berdamai dan diselesaikan secara kekeluargaan.
"Su damai dan diselesaikan secara kekeluargaan antara kedua belah pihak," katanya singkat, Kamis (14/9).