Menag Lukman Sebut Indonesia Majemuk, Sebutan Kafir Semangatnya Memisahkan
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam memahami niatan Nahdlatul Ulama (NU), yang menyarankan agar WNI non-muslim tidak lagi disebut sebagai kafir.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam memahami niatan Nahdlatul Ulama (NU), yang menyarankan agar WNI non-muslim tidak lagi disebut sebagai kafir.
"Bukan mau mengganti surat Al Kafirun, tidak. Dalam konteks Indonesia yang majemuk ini karena sebutan kafir itu semangatnya adalah segregasi, memisah-misahkan," tutur Lukman dalam acara Halaqoh Pengembangan Pendidikan Islam di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Senin (11/3).
-
Siapa yang berperan dalam menjalankan Lembaga Agama? Lembaga agama dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan hidup beragama yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Kapan Tolchah Hasan menjabat sebagai Menteri Agama? Ia menjabat pada 29 Oktober 1999 sampai 13 Agustus 2001.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Fathurrahman Kafrawi menjabat sebagai Menteri Agama? Fathurrahman adalah menteri agama yang menjabat dalam tempo paling singkat, yakni sekitar sepuluh bulan (2 Oktober 1946 - 26 Juli 1947).
-
Kapan Masjid Walima Emas diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Masjid Walima Emas dibangun sejak tahun 2008 dan diresmikan tahun 2012.
-
Kapan Masjid Kudonowarso diresmikan oleh Bupati Wonogiri? Masjid ini baru diresmikan oleh Bupati Wonogiri pada Maret 2023 lalu.
Menurut Lukman, sejatinya hasil dari sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU bukanlah fatwa melainkan imbauan.
"Itu sebenarnya anjuran. Munas alim ulama Nahdlatul Ulama. Sebenarnya saran, ajakan, dakwah bukan fatwa. Apa dakwahnya, alim ulama yang melahirkan ini adalah ulama-ulama dengan reputasi tinggi. Punya ilmu yang kompeten di bidangnya dan bukan sembarang orang yang usulkan. Kumpulan ulama-ulama secara kolektof. Ini ijtihad kolektif jama'i," jelas dia.
Lukman yakin tujuan dibatasinya penyebutan kafir terhadap non-muslim di Indonesia adalah demi menjaga persatuan atas kemajemukan bangsa. Jauh dari upaya penghapusan istilah atau kata tersebut dari alquran.
"Ini rekomendasi dan tidak diwajibkan semua orang ikut. Ini ajakan yang intinya bagaimana kehidupan sesama saudara sebangsa tidak menggunakan panggilan yang dirasa pihak yang disebut itu ini memisahkan. Dalam poin ini saya ingin kembali dalam moderasi agama ini. Kembali pada substansi dan esensi," Lukman menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
(mdk/cob)