Menengok makam keramat eks pasukan Nipon di Bali
Makam itu diketahui berdiri sejak 7 September 1945.
Dari sejumlah kuburan yang di Bali disebut 'Setra' mungkin bisa dikatakan hanya stra Badung yang memiliki keunikan. Selain luasnya mencapai lebih dari 1 hektar, setra ini posisinya terbelah yang dipasahkan oleh sebuah jalan membentang dari Barat-Timur.
Jalan di Setra Badung ini terbagi dua, di mana pada bagian depannya jalan Imam Bonjol sedangkan jalan yang diapit oleh kedua setra ini namanya jalan Batukaru masuk wilayah kecamatan Denpasar Barat.
Di jalan Batukaru, ini terdapat dua Makam yang dikeramatkan selain Makam Putri Raja Pemecutan yang Mualap dengan nama Dewi Siti Khotijah. Ada juga keunikan lainnya yaitu dengan dimakamkannya seorang warga asing asal Jepang. Makam orang Jepang ini bernama Tuan Miura Djo.
Sejak kapan ia dimakamkan dan kenapa ia dimakamkan di kuburan Bali, ini, Tak banyak yang tahu. Namun dalam tulisan nisan tertulis sepenggal kisah kenapa orang Jepang ini begitu dianggap 'Bapaknya orang Bali'.
Tuan Miura diketahui berada di Bali sejak tahun 1888 dan wafat pada 7 September 1945. Ia datang ke Bali bersama pasukan Nipon masa penjajahan Jepang. Apakah dia datang sebagai prajurit Nipon ataukah sebagai tim pengobatan, juga tidak dijelaskan.
"Saat masa penjajahan Jepang, Tua Miura satu-satunya pasukan Jepang yang membelot dan berada dibarisan tentara Indonesia. Ia berjuang bukan dengan senjata, tetapi dengan cinta kasihnya," ujar bapak Yudi, salah seorang petugas kebersihan yang biasa menyapu di jalan Batukaru, Denpasar, Minggu (6/9).
Yudi pun mengaku tidak tau banyak soal bagaimana sejarahnya Tuan Miura begitu lekat di hati warga Kota Denpasar, ini. Namun katanya, dari sejumlah pembicaraan orang-orang, Tuan Miura tidaklah mati. Ia dianggap tetap berada didekat para warga Denpasar yang mengerti arti kasih sayang.
"Ajaran yang diberikan selalu kasish sayang. Menghadapi musuh tidak perlu dengan kekerasan tetapi dengan kasih sayang. Banyak orang dijaman itu yang minta pertolongan padanya, sehingga banyak pengikutnya," aku Yudi.
Pastinya kata Yudi, selama dirinya bertugas sebagai tukang sapu diwilayah ini selalu ada saja yang datang memberikan hormat di Makam Tuan Miura. Tidak jarang juga dari tamu-tamu Jepang yang datang untuk tujuan ingin tahu.
Terlebih lagi katanya, bulan ini adalah bulan wafatnya Tuan Miura yang selalu dirayakan setiap tanggal 7 September. "Biasanya hanya tabur bunga dan pemberian penghormatan. Itu juga dari para keluarga keturunan dari mereka yang pernah dibantua oleh Tuan Miura dimasa itu. Ya sudah disebut Bapak Kami," ungkapnya sambil melanjutkan menyapu di sisi jalan depan masuk Makam Miura, siang tadi sekitar pukul 13.00 Wita.
Baca juga:
Muncul cerita-cerita unik di balik penggusuran Kampung Pulo
Makam-makam keramat di balik penggusuran di Jakarta
Ahok jamin makam keramat dan musala di Kampung Pulo tak dibongkar
Ahok bantah penggusuran Kampung Pulo buat hancurkan makam keramat
Warga Indragiri Hilir digegerkan 6 kuburan terbongkar
Dua makam berbeda simbol agama, Raja Indragiri dan Jenderal Portugis
Makam Datuk Dubalang Sakti panjangnya sampai 10 meter
-
Di mana Makam Ledek berada? Di Kota Salatiga, Jawa Tengah, terdapat sebuah makam kuno yang letaknya cukup tersembunyi.
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
-
Apa yang ditemukan di makam selain kerangka? Di situs tersebut terdapat empat lubang besar yang berisi kerangka tiga pria dan satu wanita yang dikremasi, bersama dengan berbagai persembahan untuk mendampingi mereka ke akhirat, seperti bejana tanah liat, kaca dan perunggu, dudukan lampu lengkap dengan lampu minyak perunggu, lentera perunggu, senjata, perhiasan, dan kotak kayu.
-
Siapa yang dimakamkan di makam keramat Desa Tempuran? Menurut masyarakat setempat, yang disemayamkan di makam keramat itu adalah sesepuh desa bernama Mbah Lembu Peteng.
-
Siapa yang dimakamkan di Makam Ledek? Mengutip YouTube Jejak Tempoe Doeloe, di pemakaman itu disemayamkan para penari yang pada masa kolonial Belanda dibunuh secara massal. Pada waktu itu, para penari itu dicurigai pihak Belanda sebagai mata-mata. Para penari itu dalam bahasa Jawa disebut “ledek”. Inilah alasan kenapa makam tersebut dinamakan “makam ledek”.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Prasasti tersebut diukir dengan sangat ahli dalam huruf-huruf yang sangat teratur. Makam tersebut sudah sangat tua dan terabaikan ketika letusan Guung Vesuvius terjadi pada 79 M sehingga monumen tersebut terkubur hingga ke bangku.