Modus penyerangan tokoh agama seragam, diduga kuat hasil skenario
Modus yang dimaksud, pertama faktor kegilaan yang tiba-tiba dimunculkan saat pelaku tertangkap. Kedua, pelaku selalu menggunakan senjata tajam. Ketiga, sasarannya selalu tokoh agama.
Mantan napi kasus terorisme Abu Tholut alias Musthofa melihat kejadian penyerangan terhadap para tokoh agama belakangan ini didesain pihak tertentu. Ini sangat jelas karena modus dan sasaran yang dituju sama.
"Tetapi, kalau melihat gejalanya, kok kayaknya itu bukan suatu kebetulan. Kan modusnya sangat mirip," ujar Abu Tholut di Kantor Kanwil Kemenkumham Jawa Tengah, Kamis (1/3).
-
Siapa yang melakukan penipuan berkedok sumbangan agama? Aksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial. Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Siapa yang berperan dalam menjalankan Lembaga Agama? Lembaga agama dibentuk oleh umat beragama dengan maksud untuk memajukan kepentingan hidup beragama yang ada dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang dikerjakan pada ritual pencucian gong Sekati di Keraton Kanoman? Dalam acara yang dilaksanakan pada Minggu (24/9) itu ratusan warga setempat memadati area keraton yang dijadikan tempat untuk memandikan gamelan. Yang menarik, air cucian dari gamelan menjadi buruan warga yang hadir.
-
Kapan ritual Seblang Bakungan diselenggarakan? Seblang Bakungan digelar setiap 17 Dzulhijjah atau sepekan setelah hari raya Idul Adha atau lebaran haji.
Modus yang dimaksud, pertama faktor kegilaan yang tiba-tiba dimunculkan saat pelaku tertangkap. Kedua, pelaku selalu menggunakan senjata tajam. Ketiga, sasarannya selalu tokoh agama.
"Teror di sana begitu, di sini begitu."
Dengan gambaran itu, diduga kuat ada unsur kesengajaan dan skenario. Melihat polanya, dia menduga teror terhadap para ulama telah mengarah pada by desain.
"Bagi saya, kasus-kasus orang gila yang meneror tokoh agama dan gereja harus diusut oleh aparat kepolisian. Harus diungkap cepat pelakunya, motivasinya," kata eks Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) kawasan Aceh dan Sumatera Utara ini.
Abu Tholut alias Musthofa ©2018 Merdeka.com
Jika pelaku terbukti melakukan tindak pidana, dia secara tegas meminta polisi memproses secara hukum. Sebab, kalau tindakan polisi lamban, tidak menutup kemungkinan muncul ketidakpercayaan masyarakat pada aparat penegak hukum. Dia khawatir masyarakat mengambil tindakan sendiri.
"Bisa lebih sadis dampaknya," ucapnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mencatat, penyerangan terhadap pemuka agama sudah terjadi 21 kali. Penyerangan itu terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dari kurun waktu Desember 2017 hingga Februari 2018.
Baca juga:
Marbut Masjid gunting baju dan peci sendiri biar disangka dianiaya
Sebar kabar hoax mengaku dianiaya, marbut di Garut jadi tersangka
Motif marbut di Garut berbohong dianiaya karena butuh uang
'Negara tak boleh diam terhadap upaya memecah belah keutuhan NKRI'
Marbot Masjid di Garut berbohong dianiaya, motif ingin diperhatikan
Ketua MUI ragukan pelaku penyerangan ulama orang gila