Pantau konten menghina ulama, GP Ansor Jatim sebar patroli di medsos
Pantau konten menghina ulama, GP Ansor Jatim sebar patroli di medsos. Ketua GP Ansor Jawa Timur, Rudi Tri Wachid menjelaskan, tujuan patroli medsos ini, sekaligus dimaksudkan untuk memberi pelajaran ke publik tentang nilai-nilai kesopanan kepada para ulama.
Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur menginstruksikan seluruh anggotanya untuk melakukan patroli media sosial (medsos). Ini untuk meminimalisir konten-konten yang bertujuan menghina ulama atau kiai, seperti sempat dialami mantan Rais Aam PBNU, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) beberapa waktu lalu.
Ketua GP Ansor Jawa Timur, Rudi Tri Wachid menjelaskan, tujuan patroli medsos ini, sekaligus dimaksudkan untuk memberi pelajaran ke publik tentang nilai-nilai kesopanan kepada para ulama. Tugas dari tim patroli ini sendiri, akan menelusuri konten-konten yang ada di seluruh medsos.
"Jika tim patroli medsos atau tim cyber kami menemukan konten-konten yang menghina ulama, maka identitas si pengunggah akan kami lacak," terang Rudi, Selasa (29/11).
Selanjutnya, lanjut Rudi, jika identitas si pengunggah ditemukan, GP Ansor Jawa Timur akan meminta si pengunggah konten untuk mengklarifikasi kalimat-kalimat hinaan di akun medsosnya.
"Jika terbukti menghina, kami akan bawa si pengunggah sowan ke kiai bersangkutan. Kami minta dia segera meminta maaf," tegasnya.
Namun, masih kata Rudi, jika upaya kekeluargaan ini gagal, maka persoalan tersebut akan diselesaikan secara hukum.
"Jika si pengunggah tetap membantah dan menolak meminta maaf, kami akan memprosesnya secara hukum sesuai aturan, yaitu Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang baru direvisi tersebut," tegas Rudi lagi.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, seorang karyawan PT Adhi Karya asal Probolinggo, Pandu Wijaya melontarkan kata-kata tak terpuji kepada Gus Mus melalui akun twitternya. Peristiwa ini terjadi ketika ulama Nahdlatul Ulama (NU) asal Rembang, Jawa Tengah tersebut memosting pendapatnya soal Salat Jumat di jalan saat aksi 2 Desember (212) mendatang.
Tujuh cuitan Gus Mus ini direspon beragam oleh netizen, termasuk akun @Panduwijaya yang menulis kata-kata tak pantas. Komisaris Utama Adhi Karya, Fadjroel Rachman langsung merespon dan meminta maaf kepada Gus Mus.
Alhasil, Pandu Wijayapun langsung mendapat surat peringatan (SP3) dari perusahaan tempat dia bekerja. Kemudian, dengan diantar orang tuanya, Pandu sowan ke kediaman Gus Mus di Rembang, Jawa Tengah, untuk meminta maaf.
Baca juga:
Dirjen Aptika: Literasi digital rendah jadi pekerjaan rumah bersama
Anggota DPR nilai revisi UU ITE bikin ruang publik lebih manusiawi
Ridwan Kamil: Berpikir dulu sebelum posting di medsos
UU ITE baru tak mengubah norma, hanya menurunkan sanksi pidana
UU ITE hasil revisian mulai diberlakukan hari ini
Tantowi sebut UU ITE bukan untuk membungkam suara kritis rakyat
Mabes Polri beri arahan tiap Polres terkait revisi UU ITE
-
Siapa korban mutilasi tersebut? Identitas Korban Mutilasi Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan, korban mutilasi adalah seorang mahasiswa berinisial R.
-
Bagaimana korban ditikam? “Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,” kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Kapan korban melapor kasus KDRT? Laporan yang dilayangkan korban pada 7 Agustus 2023 lalu telah diterima Unit PPA Polres Metro Bekasi dan masih dalam proses penyelidikan.
-
Bagaimana korban meninggal? Diketahui, seorang pria berinisial AS (30), warga Desa Pranti, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik ditemukan tewas di kamar rumahnya dalam kondisi tragis, dengan mulut tertancap pisau serta kepala pecah akibat pukulan benda keras.
-
Bagaimana proses evakuasi korban KM Rezki? Selanjutnya dengan Kapal Patroli KPLP KN P 373 bergerak ke lokasi dan melakukan pencarian bersama warga Pulau Pajenekang yang menggunakan perahu. Satu persatu dari lima korban ditemukan dalam keadaan meninggal. Yakni 2 orang anak kecil perempuan dan 3 orang dewasa.
-
Di mana korban ditemukan? Warga Dusun Kelor, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, Sleman, dikejutkan dengan penemuan potongan tubuh manusia di bawah sebuah jembatan pada Rabu malam (12/7).