Pesawat Pelita Air Batal Take Off di Bandara Juanda Akibat Penumpang Bercanda Bilang Bawa Bom
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar pun membenarkan soal adanya ulah penumpang bercanda membawa bom.
Saat ini pesawat telah diarahkan ke isolated parking area.
Pesawat Pelita Air Batal Take Off di Bandara Juanda Akibat Penumpang Bercanda Bilang Bawa Bom
-
Kapan Air Panas Citando mulai sepi pengunjung? Hal ini berbeda dengan kondisi Citando empat tahun lalu yang dipadati oleh pengunjung dari berbagai kalangan.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kenapa Petruk melempar orang keturunan Betawi dari pesawat? Petruk: (Tak mau kalah. Dia lempar orang keturunan Betawi di sampingnya ke luar pesawat).Kali ini Semar dan Gareng: (Jantungnya nyaris copot) Semar: “Lho? Kenapa kamu buang orang betawi tadi? Kan kasihan?”Petruk: “Tenang aja! Indonesia kaya banget kok! Masih banyak, orang betawi yang hidup di sana.”
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan Mata Air Cikandung ramai pengunjung? Setiap akhir pekan kawasan ini selalu dipadati pengunjung hingga luar daerah.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
Viral di media sosial terkait kabar pesawat Pelita Air dengan nomor penerbangan IP-205 PKPWD di di Bandara Juanda Jawa Timur (Jatim) yang gagal take off atau terbang, Rabu (6/12) hari ini. Kabar itu dibagikan pengamat penerbangan Gerry Soejatman lewat akun sosial media X @GerryS menyebut kalau batal take off karena kabar adanya bom dalam pesawat tersebut.
"Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation," katanya lewat akun X @GerryS.
Dari postingan akun X @GerryS, pesawat Pelita Air itu memiliki tujuan penerbangan Surabaya-Cengkareng. Akibat kabar bom yang dilontarkan salah satu penumpang membuat sejumlah pilot, kru, dan penumpang langsung dievakuasi.
"Akhirnya pesawat dibawa ke remote area, dengan polisi militer menunggu. Setelah tangga menempel 2-3 polisi masuk ke pesawat. Penumpang yang diduga melakukan guyon tersebut, akhirnya dibawa keluar pesawat oleh polisi militer," tulisnya.
- Pesawat Tabrak Bukit di Dekat Bandara Pogapa Papua Saat akan Mendarat, Penumpang dan Kru Selamat
- Penerbangan dari Bandara Husein Bandung Resmi Pindah ke BIJB Kertajati Mulai Hari Ini
- Pemerintah Siapkan Rp40,6 Triliun Bangun IKN di 2024, Termasuk Bikin Bandara VVIP
- Bandara Husein Sastranegara Tutup, Warga Bandung Diprediksi Pindah ke Halim dan Soekarno-Hatta
"Semua penumpang turun untuk sterilisasi pesawat membawa semua barang-barang bawaan," tambah dia.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar pun membenarkan soal adanya ulah penumpang bercanda membawa bom.
"Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom," katanya.
Oleh karena itu, Sisyani Jaffar menyebut saat ini pesawat telah diarahkan ke isolated parking area. Guna, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh petugas gabungan Bandara Juanda
"Hasil pemeriksaan tidak ditemukan ancaman dimaksud. Yang bersangkutan saat ini telah diamankan dan dibawa oleh POM Lanudal Juanda. Atas kejadian tersebut, tidak terjadi gangguan operasional penerbangan dan masih berjalan dengan normal," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah, juru bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar belum mau bicara banyak dan hanya menyebut pengecekan sedang dilakukan.
"Kami sedang mengecek ke petugas bandara dan pihak yang terkait. Mohon waktu," ujar Aswin kepada wartawan.
merdeka.com