Pesta Ulang Tahun Terakhir Bung Karno
Perayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Suasanya cukup ramai dan mengharukan karena kondisi Bung Karno.
Pesta Ulang Tahun Terakhir Bung Karno
Sewaktu masih di Istana Bogor, Presiden Soekarno merayakan ulang tahunnya pada 6 Juni 1967. Tak ada yang menyangka kalau itu adalah ulang tahun terakhir Bung Karno.
- Buntut Kesal Dicerai, Pria Ini Tusuk Sekeluarga Termasuk Mantan Istri Usai Salat
- Kesal Niat Rujuk Ditolak Mertua, Pria Langsung Tusuk Berkali-kali Mantan Istri yang Sedang Tidur
- Baru Dipadamkan, Karhutla Kembali Kepung Tol Palindra hingga Ganggu Pengendara
- Peliknya Prahara Cinta Segitiga Berujung Saling Bacok di OKU, Ternyata Korban Bukan Pasutri Tapi Hidup Bersama
Perayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor. Ada tumpeng dan hiburan oleh penyanyi keroncong dari Jakarta yang biasa main di Istana.
Suasananya cukup ramai dan mengharukan karena kondisi Bung Karno.
Lagu kegemaran Bung Karno didendangkan seperti Bengawan Solo, Jembatan Merah, Hampir Malam di Yogya, Keroncong Moritsko, Bunga Mawar dan Sapu Tangan. Cerita itu digambarkan Sidarto Danusubroto dalam buku Jalan Terjal Perubahan. Sidarto merupakan ajudan Presiden Soekarno.
Sidarto mengisahkan, Bung Karno adalah orang yang tidak 'sok suci' menyangkut perempuan. Sidarto kala itu ditugaskan mengantar salah seorang karyawati Istana malam itu. Paginya, Bung Karno bertanya ke Sidarto. "To, kamu mampir ke mana tadi malam?" tanya Soekarno.
Sidarto menjawab langsung antar pulang ke rumah, namun Bung Karno tidak percaya dengan jawab ajudannya itu. Tak lama dari itu, peristiwa peralihan ke Soeharto terjadi. Soekarno dianggap menjadi penjahat dan menjadi tahanan kota. Setelah menjadi tahanan kota, Bung Karno dipindahkan ke Wisma Yaso, Jakarta pada akhir Desember 1967. Tragis, Bung Karno tidak diizinkan menerima tamu dan fungsi ajudan sudah hampir tidak ada.
Sidarto kemudian menemui beberapa kolega Bung Karno yang masih suka datang tiga bulan terakhir saat masih di Istana. Namun, usahanya sia-sia karena mereka takut dengan situasi politik saat itu. "Pak, maaf saya tidak berhasil," kata Sidarto.