Rektor Taman Siswa Palembang Minta Polisi usut Kematian Mahasiswa Pra Diksar Menwa
Rektor Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang Joko Siswanto mengaku belum menerima laporan terkait penyebab kematian korban. Hanya saja, dia meminta penyelenggara harus bertanggungjawab atas kejadian itu.
Rektor Universitas Taman Siswa Palembang mendesak polisi mengungkap penyebab kematian mahasiswanya, Muhammad Akbar (19), saat mengikuti pra pendidikan dasar Resimen Mahasiswa (Menwa). Dia meminta pelaku dihukum sesuai perundang-undangan jika terjadi kekerasan.
Rektor Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang Joko Siswanto mengaku belum menerima laporan terkait penyebab kematian korban. Hanya saja, dia meminta penyelenggara harus bertanggungjawab atas kejadian itu.
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Mengapa Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian, Kerjasama dan Alumni Fakultas Filsafat UGM memanggil mahasiswa tersebut? Pemanggilan ini disebut Iva untuk melakukan konfirmasi dan meminta keterangan. "Kami tahu dari media sosial. Ini kita menemui yang bersangkutan. Kita ajak bicara, kita ajak diskusi untuk menggali seperti apa yang sebenarnya terjadi," kata Iva saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
-
Apa tujuan dari pantun mahasiswa lucu ini? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Siapa yang bisa terhibur dengan pantun mahasiswa lucu ini? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Kapan rekonstruksi kasus mutilasi mahasiswa ini dilakukan? Proses rekontstruksi kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berlangsung pada Selasa (8/8).
-
Kenapa dosen muda ini menyamar jadi mahasiswa? Ia sengaja menyuruh mahasiswanya keluar agar tidak ketahuan.
"Kami minta oknum pelaku kekerasan ditangkap dan harus ada tanggung jawab dari panitia," kata Joko, Kamis (17/10).
Dia mengatakan, kegiatan itu bukan diselenggarakan kampus Unitas, melainkan Universitas Muhammadiyah Palembang yang diikuti mahasiswi dari kampus lain. Namun, dia mengakui memberikan izin kepada mahasiswanya yang ingin mengikuti kegiatan tersebut.
"Bukan kami penyelenggarannya, itu gabungan kampus lain," tegasnya.
Sebagai bentuk belasungkawa, pihak rektorat akan memberikan santunan kepada keluarga korban. Dia berharap kejadian itu tak terulang lagi sehingga menimbulkan kerugian banyak pihak.
"Saya minta ini yang terakhir, tidak ada korban-korban lain dalam mengikuti kegiatan serupa," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, Muhammad Akbar tewas saat mengikuti pra Diksar Menwa di Tanjung Senai, Kecamatan Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kamis (17/10). Penyebabnya diduga karena keletihan mengikuti rangkaian kegiatan.
Mahasiswa semester tiga itu mengikuti Diksar Menwa gabungan bersama peserta dari Universitas Muhammadiyah Palembang. Dari kampus korban ada empat perwakilan, termasuk dirinya.
Setelah beberapa hari mengikuti beragam rangkaian kegiatan, kaki korban mengalami kram, Rabu (16/10) siang. Setelah diperiksa seniornya, korban akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Tak lama dalam perawatan medis, korban tewas. Untuk kebutuhan penyelidikan, jenazahnya dibawah ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Kapolres Ogan Ilir AKBP Imam Tarmudi mengatakan, kasus ini akan diselidiki karena keluarga secara resmi melaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana. Pihaknya akan memanggil saksi-saksi dan hasil visum untuk mengetahui penyebab kematiannya.
"Untuk sementara diduga karena keletihan, tapi kita perlu selidiki lebih jauh lagi, apakah ada tindak pidana atau tidak," ungkap Imam, Kamis (17/10).
Dokter Forensik RS Bhayangkara Palembang dr Indra menjelaskan, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. "Sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Menwa Sumsel Rano Karno mengatakan, pra diksar tersebut hanya pengenalan Menwa kepada calon anggota dari bersifat sosial karena digelar di kampung. Dirinya memastikan tidak ada kekerasan dari panitia terhadap seluruh peserta.
"Ini hanya pra diksar, kami lebih cenderung mengutamakan pengenalan dasar dan bersosialisasi dengan masyarakat," pungkasnya.
Baca juga:
Komnas HAM: Penyiksaan Melampaui Tugas Kepolisian
PN Surabaya Tolak Praperadilan Tersangka Insiden Asrama Mahasiswa Papua
Tuntut Dialog dengan Gubernur Jatim, Mahasiswa Tolak Jamuan Makan Malam
VIDEO: Ricuh Demo Mahasiswa di Depan DPRD Kaltim, Satu Orang Pingsan
Potret Akrab Mahasiswa dan Polisi Salaman Seusai Demo DPR
Mahasiswa Garut Salurkan Bantuan Untuk Bencana Kabut Asap
Sempat Pulang Kampung, 10 Mahasiswa Papua Kembali ke Kampus di Pulau Jawa