Santri pesantren di Malang lukis wajah tokoh dengan selotip
Erwin juga menyelesaikan gambar seri Presiden Republik Indonesia dari presiden pertama hingga sekarang.
Erwin Saputra (22), santri Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gading Pesantren, Kota Malang, Jawa Timur memiliki kemampuan lebih dalam mewujudkan imajinasi seninya. Seniman muda asal Jember ini mampu melukis wajah dengan memanfaatkan potongan-potongan selotip.
Lewat seni selotip atau tape art, puluhan wajah tokoh terkenal dilukisnya dengan penuh ketekunan. Erwin sudah menyelesaikan banyak lukisan wajah, di antaranya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Raden Ajeng Kartini dan lain-lain.
Erwin juga menyelesaikan gambar seri Presiden Republik Indonesia dari Ir Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Abdurachman Wachid (Gus Dur), Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.
"Biasanya kalau detail membutuhkan waktu sekitar 4 jam, ya satu lukisan antara 2 sampai 4 jam," kata Erwin Saputra di Malang, Senin (18/4).
Kata Erwin, di luar negeri tape art sudah banyak dikenal tetapi biasanya menggunakan selotip transparan. Erwin merasa melakukan pembaruan dengan memanfaatkan selotip kertas dan background warna dasar.
Awalnya Erwin berkarya untuk seni karikatur dan scruble. Karyanya saat itu juga sudah banyak dipesan pelanggan dari berbagai kota besar, seperti Jakarta, Kalimantan Timur dan lain sebagainya.
Kenal dengan tape art diawali Erwin dari sebuah ketidaksengajaan. Suatu saat, dirinya menempelkan sebuah selotip di styrofoam di atas meja. Sebuah bentuk tertangkap oleh pandangan matanya, hingga kemudian terbayang untuk membuat karya seni dari selotip.
"Baru seminggu kemudian, ide itu dieksekusi dengan gambar pertama sebagai percobaan, wajah Ridwan Kamil," katanya.
Karya pertamanya yaitu wajah Ridwan Kamil kemudian diuji ke media sosial melalui Instagram untuk mendapatkan respon masyarakat. Tanpa disadari, ternyata banyak komentar dan like dari para netizen, salah satunya apresiasi langsung dari Ridwan Kamil.
"Ridwan Kamil langsung like dan kasih komen, katanya, sebagai karya seni unik," tegas Erwin mengenang.
Merdeka.com menyaksikan Erwin melukis wajah RA Kartini. Dia mengawali dengan membuat sketsa dengan sebuah pensil di pigura dengan kanvas kertas poster warna hitam. Tangannya lihai menggunakan selotip, gunting dan pen cutter hingga membentuk wajah Kartini.
Erwin sendiri berkarya dari sebuah rumah kontrakan bersama beberapa teman di Jalan Candi IIa Kota Malang. Di kamar sempit berukuran 2,5 meter X 2,5 meter berkarya.
Proses kreatifnya semula dilakukan di pondok pesantren, namun karena untuk kepentingan skripsi sementara waktu kontrak untuk menyelesaikan karyanya.
"Sementara tidak ke pondok dulu untuk menyelesaikan skripsi kuliah. Kalau di pondok nggak ada tempatnya, tapi begitu selesai saya tidur pondok lagi," kata mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang Jurusan Seni Rupa murni sementer 8 ini.
Selama ini, Erwin menjual karya-karyanya melalui media sosial. Pemesannya dapat secara bebas meminta wajah yang dilukis dengan mengirimkan foto.
"Sebagian terjual dengan harga antara Rp 500 ribu - Rp 1 juta. Pemasaran lewat media sosial," tegasnya.
Baca juga:
Mahasiswa Surabaya buat spageti dan milkshake berbahan singkong
Dengan ampas tebu, mahasiswa Unbraw bikin apel bertahan 2 bulan
Minyak goreng serangga karya mahasiswa Unibraw menang lomba di Swiss
Raih juara 1 tingkat Asia, tim Sapu Angin ITS diarak keliling kota
Mobil super irit buatan mahasiswa UI juara 1 lomba tingkat Asia
Mahasiswa Universitas Brawijaya temukan alat penyaring udara kotor
Ini robot mata-mata untuk pertempuran karya mahasiswa Aceh
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Bagaimana suasana pengajian di Pesantren Mambaul Hikam II yang dihadiri Mutiara Baswedan? "Pas perjalanan ke sini nggak menyangka seramai ini. Orang banyak banget sampai antre. Masya Allah semangatnya luar biasa. Insya Allah saya bisa belajar," kata Tia dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (26/12).
-
Kapan Kiai Ageung mendirikan pesantren di Purwakarta? Mulanya, Kiai Ageung datang ke Purwakarta untuk mengenalkan Agama Islam pada 1586.
-
Apa yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Canga'an? Penamaan kompleks kamar santri menggunakan nama daerah di nusantara. Mulai dari Madura, Bangkalan, Jawa. Penyebutan kata Jawa pada masa Hasyim Asyari, meliputi Indonesia, Brunei Darussalam dan Malaysia. Ada kemungkinan para santri berasal dari berbagai negara di Asia Tenggara.
-
Siapa yang menjadi sasaran dari seminar Pendidikan Budi Pekerti di Malang? Seminar dengan tema Pendidikan Budi Pekerti Bagi Anak dan Remaja ini dilakukan di dua tempat di Kota Malang."IIDI memilih dua sekolah, yang di SMP 27 sudah dilaksanakan pada 2 Mei lalu pada waktu Hardiknas, sedangkan yang di SMA 2 dilaksanakan hari ini tanggal 14 Mei," terang Ketua IIDI Cabang Malang, Ny. Diyah Himawati Santosa, SE.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.