Situasi Mencekam saat Proses Rekapitulasi di Papua Pegunungan , Tombak & Anak Panah 'Seliweran'
Situasi Mencekam di Papua Pegunungan saat Proses Rekapitulasi, Tombak & Anak Panah 'Seliweran'
Proses rekapitulasi pun harus berpindah ke hotel kawasan Jayawijaya
- Kasus Pembunuhan Wanita Tanpa Kepala, Tukang Jagal Peragakan 43 Adegan
- Hasil Rekapitulasi Tingkat Provinsi, Pramono-Rano Sapu Bersih Pilkada Jakarta 2024
- Serang Mapolres Jayawijaya, 5 Prajurit TNI Jalani Proses Hukum di Subdenpom Wamena
- Bentrokan Warga Pecah, Kasat Reskrim Polres Maluku Tenggara Kena Panah Tertancap di Kepala
Situasi Mencekam saat Proses Rekapitulasi di Papua Pegunungan , Tombak & Anak Panah 'Seliweran'
Komisioner KPU, Provinsi Papua Pegunungan Theodorus Kossay mengakui bahwa dirinya sempat terlambat mengikuti rekapitulasi suara tingkat nasional. Hal itu sehubungan dengan masalah keamanan di sana.
Hal itu diungkapkan oleh Theodorus dalam rapat pleno rekapitulasi di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3).
Theodorus menceritakan pada saat menggelar rapat rekapitulasi tingkat kabupaten/kota sempat merasa terancam. Alhasil mereka harus berpindah-pindah ke tempat.
"Pada saat rekapitulasi di tingkat Kabupaten Tolikara, terjadi di aula kantor Distrik Bokondini itu ada masyarakat yang keberatan, kemudian situasi tidak aman, kemudian antara Bawaslu, pihak keamanan, dan KPU bersepakat untuk pindahkan rekapitulasi ke Jayawijaya, Ibu Kota Provinsi Papua Pegunungan,"
cerita Theodorus, Rabu (20/3).
Meskipun telah berpindah lokasi di salah satu hotel kawasan Jayawijaya, massa tetap saja mengejar-ngejar mereka hingga kewalahan. Alhasil pihak hotel pun tidak mengizinkan adanya rekapitulasi dan harus mencari lokasi lain.
Suasana kian mencekam ketika sejumlah masyarakat Papua Pegunungan kedapatan membawa senjata tajam untuk menyerang anggota KPU.
"KPU-nya merasa tidak nyaman, koordinasi dengan pihak keamanan lalu kapolresnya keluarkan surat bahwa masyarakat banyak menggunakan tombak, anak panah, kemudian juga parang samurai, juga banyak alat sajam di seluruh lembah Kota Wamena," ungkap dia.
Singkat cerita, rekapitulasi pun dapat dilakukan di Hotel Horison Jayapura walaupun pada akhirnya dengan suasana yang memanas.
"Di Jayapura mereka rekap juga di Hotel Horison dan beberapa kali melakukan rekap di tempat itu kemudian juga masih juga ada yang datang mengganggu sampai yang kelima mereka rekap di salah satu hotel di kota Jayapura, Hotel Fox. akhirnya di tempat itu, kami juga minta perlindungan. Akhirnya berhasil melakukan rekapitulasi 46 distrik dan sampai penetapan,"
jelas Theodorus.
Sebagaimana diketahui, pada rapat pleno ke-21 KPU RI tersisa dua dari 36 provinsi yang ikut, yakni Provinsi Papua Pegunungan dan Papua.
Selepas dua provinsi tersebut KPU bakal mengumumkan hasil rekapitulasi pemilu 2024.