Waketum Demokrat Nurhayati diseret keponakan Setnov terima duit e-KTP
Keponakan Setnov seret Waketum Demokrat Nurhayati Assegaf terima duit e-KTP. Irvanto menceritakan, uang yang ia salurkan ke Nurhayati berasal dari uang barter yang diambilnya melalui money changer milik Riswan alias Iwan Barala.
Nama petinggi partai kembali terseret dalam pusaran korupsi proyek e-KTP. Nama baru muncul dalam sidang Anang Sugiana Sudiharjo, terdakwa korupsi e-KTP, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat.
Wakil Ketua Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf ikut terseret dalam pusaran korupsi yang merugikan negara Rp 2,3 triliun itu. Keponakan Setya Novanto, Irvanto Hendra Pambudi Cahyo menyebut Nurhayati menerima USD 100 ribu.
-
Kenapa PPP mendukung Khofifah-Emil Dardak? Atas pertimbangan baik masukan dari para tokoh, habaib, dan juga usulan DPD PPP yang telah melakukan rapat dan telah lakukan komunikasi politik dengan Ibu Khofifah dan Pak Emil, maka memutuskan PPP untuk mendukung Ibu Khofifah dan Bapak Emil Dardak untuk melanjutkan kerjanya di Jatim,” kata Mardiono dalam sambutannya.
-
Apa yang diputuskan DKPP terkait Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan jajarannya? Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menanggapi soal putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang menyatakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari dan jajaran melanggar kode etik terkait penerimaan pendaftaran Gibran Rakabuming sebagai cawapres.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Siapa yang melaporkan Ketua KPU Hasyim Asy'ari? Hasyim Asy'ari sebelumnya dilaporkan seorang wanita anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, Belanda berinisial CAT ke DKPP.
-
Mengapa Hasyim Asy'ari dianggap bersalah oleh DKPP? Menurut DKPP tindakan Hasyim yang membuat surat pernyataan berisi janji atau kesepakatan perjanjian suami istri merupakan tindakan yang tak wajar.
Irvanto menceritakan, uang yang ia salurkan ke Nurhayati berasal dari uang barter yang diambilnya melalui money changer milik Riswan alias Iwan Barala.
"Jadi perinciannya begini yang mulia kalau saya jumlahkan mungkin lebih dari itu. Untuk Pak Chairuman yang pertama USD 500 ribu. yang kedua USD 1 juta terus untuk Pak Mekeng USD 1 juta terus Pak Agun itu Rp 500 juta dan USD 1 juta terus ke Jafar Hafsah USD 500 ribu dan USD 100 ribu ke Ibu Nur Assegaf itu USD 100 ribu saya lupa ada berapa cuma ada catatannya," ujar Irvanto, Senin (21/5).
Ivan, sapaan akrab Irvanto, menyebut awal mula ia 'bertugas' sebagai distributor jatah ke anggota DPR saat Andi Agustinus alias Andi Narogong memintanya mengambil uang USD 500.000 untuk diserahkan kepada Chairuman Harahap, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR.
Eksekusi pemberian uang titipan Andi dilakukan Irvanto melalui anak Chairuman di Pondok Indah Mall 2 (PIM 2).
Selanjutnya, ia kembali mendapat tugas dari Made Oka Masagung, pemilik OEM Investement sekaligus rekan Setya Novanto, agar dipertemukan dengan Chairuman.
"Saya diminta mengatur pertemuan dengan Pak Chairuman dan disepakati ketemu di the cafe Hotel Mulia, penyerahan SGD 1 juta," ujar Irvanto, Senin (21/5).
Perintah kontribusi uang kembali diterima Irvanto dari Setya Novanto. Saat itu, kata Ivan, sang paman memintanya mengambil uang USD 100.000 ke Andi untuk diserahkan ke Jafar Hafsah, ketua fraksi Demokrat saat itu.
"Kemudian berikutnya, pak SN juga ke Pak Andi USD 700.000 saya serahkan ke Akom (Ade Komarudin), lalu berikutnya dari Pak Andi ke Mekeng dan Markus Nari SGD 1 juta. Pak Oka ketemu saya di kafe sekitar Melawai kasih USD 500.000 untuk kasih ke Agun. Pak Andi (kasih) SGD 1 juta ke Pak Agun juga," tukasnya.
Sementara itu, Nurhayati membantah tudingan Irvanto. Menurutnya, Irvanto sedang memfitnah dirinya.
"Irvanto yang juga ponakan Setya Novanto harus saya nyatakan sedang memfitnah saya dengan kejam dan sadis di bulan Ramadan ini. Tampaknya setan di hatinya masih berkeliaran, padahal mestinya di bulan yang suci ini semua setan dibelenggu, tetapi yang ini tampaknya tidak," kata Nurhayati.
Nurhayati menjelaskan, pada saat proyek e-KTP bergulir dirinya ada di Komisi I DPR. Dia mengklaim belum dan tidak mengenal Setya Novanto saat itu secara langsung.
"Hanya dengar-dengar namanya saja, tetapi tidak mengenal Setya Novanto. Apalagi ponakannya Irvanto, saya tidak kenal. Lantas kenapa Dia menuduh saya secara serampangan? Saya tidak terkait sama sekali dengan kasus e-KTP. Tolong saya jangan di fitnah, jangan dirusak kekusyukan saya beribadah di bulan suci ini," katanya.
Baca juga:
Korupsi e-KTP, keponakan Setya Novanto ajukan 'justice collaborator'
Setnov pernah tanya Pramono Anung soal duit proyek e-KTP dari Made Oka
Keponakan Setnov beberkan bagi-bagi jatah proyek e-KTP ke politisi Senayan
Setya Novanto bersaksi di Sidang Anang Sugiana
Jatah DPR dari proyek e-KTP dibahas di ruang kerja Ade Komarudin