Yang Tersisa dari Demo Mahasiswa Berujung Ricuh di Kawasan GBK Senayan
Di pospol tersebut terlihat gambar yang tak senonoh juga tulisan yang menyebutkan 'Hukum bobrok'. Selain tembok yang dicoret, massa juga mencoret jalan raya bertuliskan 'Reformasi Dikorupsi'.
Aparat dari kepolisian dan Dinas Perhubungan Pemprov DKI Jakarta masih berjaga-jaga di kawasan Gedung DPR RI pascaaksi demo mahasiswa yang berujung ricuh kemarin, Selasa (24/9). Massa yang dibubarkan aparat kepolisian dengan water canon dan gas air mata kocar kacir ke sejumlah lokasi sekitar Gedung DPR untuk menyelamatkan diri.
Kini, tersisa coretan vandalisme serta sampah yang berserakan di sekitar lokasi demo.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya2. Rombak Kabinet Dwikora3. Turunkan Harga-Harga
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa saat melakukan demonstrasi di Trisakti? Mereka menuntut segera dilakukannya reformasi.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Apa tujuan utama para kepala desa dalam melakukan demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Mereka memandang revisi UU Desa dibutuhkan untuk memberikan kepastian hukum terkait masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 tahun atau 9 tahun.
-
Kenapa para kepala desa melakukan demo di depan Gedung DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Pantauan merdeka.com, sekitar Gelora Bung Karno (GBK) masih terlihat coretan bernada sindiran yang diarahkan kepada para anggota dewan yang terhormat. Terpampang sindiran 'Wakil rakyat is full of shit, DPR is full of shit' di sepanjang Jalan Gelora tepatnya di depan Lapangan Tembak Senayan atau Perbakin.
Area dalam Komplek GBK tak luput dari amukan massa. Massa yang kadung emosi merusak pos jaga dan membakar pipa air bersih di sekitar lapangan Hoki.
©2019 Merdeka.com/Ronald
Sementara itu, Jalan Gelora hingga Jalan Palmerah Timur masih ditutup. Kendaraan yang akan menuju ke Pasar Palmerah pun dialihkan ke Jalan Gerbang Pemuda lalu ke Jalan Gatot Subroto. Namun, bagi tamu Hotel Mulia masih diperbolehkan melintas.
Selanjutnya, di pertigaan tepatnya depan Kelurahan Gelora terlihat pos polisi (pospol) yang terbakar. Kaca-kaca pun hancur berserakan yang hingga kini belum dibersihkan oleh petugas. Tak jarang pengendara yang melintas untuk berhenti sejenak untuk mengabadikan lewat ponsel mereka.
Di pospol tersebut terlihat gambar yang tak senonoh juga tulisan yang menyebutkan 'Hukum bobrok'. Selain tembok yang dicoret, massa juga mencoret jalan raya bertuliskan 'Reformasi Dikorupsi'.
Tampak, petugas Dinas Kebersihan Pemprov DKI masih membersihkan sisa-sisa batu, botol plastik serta sejumlah sampah yang berserakan di lokasi demo kemarin. Perbaikan taman yang diinjak-injak massa pun tengah diperbaiki.
(mdk/rhm)