Quraish Shihab Ungkap Dua Syarat Seseorang Layak Jadi Pemimpin
Masyrakat diimbau tidak golput pada Pilpres dan Pemilu 2024 mendatang.
Masyrakat diimbau tidak golput pada Pilpres dan Pemilu 2024 mendatang.
Quraish Shihab Ungkap Dua Syarat Seseorang Layak Jadi Pemimpin
Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung bulan lagi dan dilaksanakan secara serentak pada Rabu 14 Februari 2024. Hingar bingar pesta demokrasi mulai memanas, terutama setelah ketiga Paslon resmi mendaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
- Kepala Ular Raksasa 500 Tahun Lalu Tiba-tiba Muncul Usai Terjadi Gempa
- Ilmuwan di Negara Ini sedang Sibuk Teliti Racun Laba-laba Jadi Obat Mujarab Lemah Syahwat
- Kisah Jatuh Bangun Juragan Sambal Bakar: Gagal Jual Pentol, Kini Bisa Raup Rp9 Juta Tiap Hari
- Gadis 15 Tahun Dikubur dengan Cara Tak Lazim, Wajah Menghadap ke Bawah dan Kaki Terikat Agar Jasadnya Tidak Gentayangan
Menurut Ahli Tafsir Indonesia dan Pendiri Pusat Studi Alquran, Quraish Shihab mengatakan, setidaknya ada dua syarat seorang pemimpin yang telah digarisbawahi oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Pertama, untuk menjadi seseorang pemimpin haruslah disenangi oleh masyarakat.
"Siapa yang menjadi imam, dalam salat atau di luar sslat, sedangkan yang dipimpinnya tidak senang padanya. Sslatnya tidak melampaui," jelasnya saat Peluncuran Aplikasi Tafsir Al-Misbah di Grand Hyatt, Thamrin, pada Selasa (31/10).
"Harus disenangi, kalau tidak disenangi tidak wajar," lanjut Quraish Shihab.
Adapun yang kedua, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan sesuai bidangnya.
"Jangan jadikan pemimpin mengurus ekonomi yang ahli matematika. Jadi kemampuan dalam bidang. Karena itu kalau di Alquran sebelum diangkat jadi pemimpin terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan dari Ibrahim itu diuji kelayakannya sebelum dia jadi pemimpin," ujar penulis buku Tafsir Al-Misbah itu.
Senada dengan Quraish Shihab, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla menjelaskan, seorang pemimpin harus memiliki kapabilitas di bidang yang dipilihnya.
"Dia punya kompetensi, tetapi juga al-amin orang yang bisa dipercaya. Dia mampu melaksanakan amanah yang dipikulkan kepada dia," terangnya.
Tak hanya itu, Ulil juga mengingatkan agar masyarakat nanti menggunakan hak pilihnya dengan bijak.
"Kita semua ini adalah mempunyai tanggung jawab moral untuk menjadi pengganti dalam hal ini ya semacam penggantinya Tuhan untuk memakmurkan dunia ini. Makanya di dalam pandangan islam itu dikatakan terutama di kalangan Suni ya memilih seorang pemimpin itu wajib," jelasnya.
"Jadi dalam hal ini golput itu tidak dibolehkan. Enggak boleh golput karena memilih seorang pemimpin itu wajib karena ini bagian atau konsekuensi logis dari kita," tutup Ulil.