162 Tahun yang Lalu AI sudah Diprediksi oleh Seorang Penulis, Ini Buktinya
Samuel Butler memprediksi dominasi mesin dan AI pada tahun 1863. Ia membahas kemungkinan manusia menjadi "peliharaan" teknologi dengan pendekatan futuristik.
Pada tahun 1863, Samuel Butler, seorang penulis asal Inggris, secara visioner memprediksi evolusi teknologi dan dominasi kecerdasan buatan (AI) dalam suratnya berjudul Darwin Among The Machines.
Dalam surat itu, Butler memadukan teori evolusi dengan perkembangan mesin, menciptakan pandangan futuristik tentang hubungan manusia dan teknologi yang masih relevan hingga kini.
-
Siapa yang memanfaatkan AI dalam pekerjaan penulisannya? Gabrielle Gerbus, copywriter lepas dan spesialis SEO yang membagi waktunya antara Thailand dan Los Angeles, mengatakan dia “agak takut“ pada awalnya tentang dampak AI terhadap prospek pekerjaannya.
-
Siapa yang menciptakan Robot AI? Para ilmuwan dari Technical University of Denmark (DTU), menciptakan model AI yang bernama Life2vec.
-
Apa yang bisa diprediksi oleh Robot AI? 'Ini biasanya merupakan jenis tugas yang menggunakan model transformator dalam AI, namun dalam eksperimen kami, kami menggunakannya untuk menganalisis apa yang kami sebut rangkaian kehidupan, yaitu peristiwa yang telah terjadi dalam kehidupan manusia,'
-
Apa yang bisa diprediksi oleh AI ini? Life2vec, algoritma yang dikembangkan oleh para peneliti, menggunakan pendekatan serupa dengan ChatGPT untuk menganalisis berbagai variabel yang memengaruhi kehidupan seseorang, seperti kelahiran, pendidikan, tunjangan sosial, dan jadwal kerja. Dengan memanfaatkan data anonim dari sekitar enam juta warga Denmark, algoritma ini dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan dengan tingkat keberhasilan yang mencengangkan.
-
Siapa yang membangun AI untuk mengungkap isi naskah? Sebuah tim yang terdiri dari tiga mahasiswa, yang tidak bekerja di bidang filsafat tetapi teknologi, menyadari bahwa kecerdasan buatan mungkin dapat memberikan solusi.
-
Kenapa prediksi Robot AI lebih akurat? Hasilnya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa robot bot AI ini memiliki tingkat akurasi 11 persen lebih tinggi dibandingkan dengan model AI lainnya. Bahkan, lebih akurat dibandingkan dengan analisis yang biasanya digunakan oleh para perusahaan asuransi jiwa.
Butler, menggunakan nama pena "Cellarius," menyampaikan pandangannya melalui surat kepada editor surat kabar The Press di Selandia Baru.
Dalam surat tersebut, ia menyebut bahwa mesin akan terus berkembang hingga melampaui kemampuan manusia. Butler berargumen bahwa manusia, melalui penciptaan mesin, secara tidak langsung menciptakan penerus mereka sendiri.
Beberapa kutipan yang paling mengena dari surat tersebut adalah:
“Hari demi hari, mesin semakin unggul dibandingkan kita; kita menjadi lebih bergantung pada mereka.”
“Kita sendiri yang menciptakan penerus kita, menambah keindahan dan kekuatan pada organisasi fisik mereka.”
“Kita akan menemukan diri kita menjadi ras yang inferior.”
Manusia sebagai "Peliharaan" AI
Butler tidak menggambarkan dominasi mesin sebagai ancaman apokaliptik. Sebaliknya, ia menyatakan bahwa mesin tidak akan memiliki kebutuhan untuk menghancurkan manusia, melainkan akan memperlakukan manusia seperti hewan peliharaan.
Ia menulis, “Manusia akan menjadi bagi mesin seperti kuda dan anjing bagi manusia, menikmati hidup domestikasi yang lebih baik daripada kehidupan liar mereka saat ini.”
Pandangan Butler muncul di masa ketika banyak penemuan modern seperti telepon, mobil, dan pesawat terbang belum tercipta. Pandangannya yang maju jauh melampaui zamannya, bahkan sebelum konsep kecerdasan buatan menjadi wacana ilmiah.
Ketika dunia kini berada di ambang revolusi AI, prediksi Butler tentang hubungan manusia dan teknologi terasa semakin relevan.
Meski belum jelas apakah AI akan menggantikan manusia atau menciptakan bentuk koeksistensi baru, pemikiran Butler mengundang refleksi mendalam tentang masa depan peran manusia dalam era teknologi.