Tak terima dipecat, Ketua DPD Hanura Sumsel kritik sikap politik OSO
Tampuk kepemimpinan Ketua DPD Hanura Sumsel diberikan kepada Hendri Zainuddin yang duduk di kepengurusan DPP Hanura sebagai pelaksana tugas.
Dukungan kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur lain, berimbas pada pemecatan Mularis Djahri dari jabatannya sebagai Ketua DPD Partai Hanura Sumsel. Dia dianggap membangkang atas keputusan partai yang mengusung Herman Deru - Mawardi Yahya dalam Pilgub Sumsel.
Pemecatan Mularis tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Nomor: SKEP/355/DPP-HANURA/I/2018. Dalam SK itu juga, pemecatan berlaku terhadap Zakaria Abas sebagai Sekretaris DPD Hanura Sumsel.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa Kastil Ayanis hancur? Bukti tertulis menunjukkan, kastil tersebut hancur akibat gempa bumi besar dan kebakaran, sekitar 20 hingga 25 tahun setelah pembangunannya.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Mengapa Omo Hada Laraga dibangun? Tujuan mendirikan rumah ini adlaah sebagai tempat tinggal bagi anggota keluarganya.
-
Kapan Choirul Huda meninggal? Ia bertabrakan dengan rekan satu timnya pada Liga 1 2017 silam saat melawan Semen Padang.
Tampuk kepemimpinan Ketua DPD Hanura Sumsel diberikan kepada Hendri Zainuddin yang duduk di kepengurusan DPP Hanura sebagai pelaksana tugas.
Mularis menyebut SK pemecatannya tidak berlaku. Dia menuding banyak pelanggaran dilakukan DPP Hanura dalam proses pemecatan. Diantaranya, pemecatan harus berdasarkan pertimbangan Ketua Pembina Partai Hanura, Wiranto. SK juga harus ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekjen partai.
"Tidak berlaku SK pemecatan saya itu, bukan sembarangan, tidak semudah itu. Apalagi tidak ada pertimbangan dari Pak Wiranto sebagai dewan pembina," ungkap Mularis saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/1).
Kesalahan fatal lainnya, kata Mularis, SK tersebut diserahkan kepada Hendri Zainuddin yang ditunjuk sebagai Plt Ketua DPD Hanura Sumsel. "Tidak boleh seperti itu, harus sesuai prosedur dong," ujarnya.
Atas dasar itu, Mularis menilai sikap politik Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) dan Hendri Zainuddin arogan. Wajar, OSO mendapat mosi tidak percaya yang berujung pemecatan sebagai ketua oleh banyak DPD.
"Hendri juga begitu, arogan, tidak pintar berpolitik. Kami sudah mengajukan pemecatan Hendri Zainuddin sebagai kader Hanura," ucapnya.
Baca juga:
OSO: Siapa yang merusak partai pasti kita lawan dan tertibkan
Sekjen Hanura: Pak Gede Pasek tidak paham dan baca AD/ART Hanura
OSO dilengserkan karena SK dukungan di Pilkada diteken ketum dan Wasekjen
Pecat Sarifuddin Sudding, OSO tunjuk Heri Lontung jadi Sekjen Hanura
OSO jawab kabar minta mahar Rp 2 miliar buat Caleg Hanura