Ahli Gizi Ungkap Bahwa Ibu Merupakan Panutan Anak untuk Konsumsi Gula
Contoh yang baik dari ibu bisa menjadi panutan dari anak dalam mengonsumsi gula dan makanan sehat lainnya.
Pola makan dan kebiasaan konsumsi gula dalam keluarga sering kali dimulai dari contoh yang diberikan oleh orang tua, terutama ibu. Sebagai sosok yang paling dekat dengan anak, ibu memainkan peran penting dalam membentuk preferensi makanan anak, termasuk kecenderungan mereka terhadap makanan dan minuman manis. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, guru besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Ibu menjadi panutan utama anak sehingga seorang ibu dianjurkan melek (pengetahuan) gizi," ujar Ali dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara ibu hamil anak kembar menjaga kesehatan? Dokter KSM Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. Med. Damar Prasmusinto, SpOG, Subsp.K.Fm, memberikan beberapa kiat penting untuk ibu yang mengandung anak kembar agar tetap sehat selama masa kehamilan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Bagaimana posyandu membantu orang tua dalam menjaga kesehatan anak? Dengan deteksi dini berbagai masalah kesehatan dan pemberian informasi yang tepat, posyandu membantu mencegah masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Mengapa penting menjaga kesehatan saluran cerna anak? Sederhananya, sistem saluran cerna ini memiliki peran untuk menjaga daya tahan si kecil. Yup, sekitar 70% sistem imun manusia sebenarnya berasal dari organ pencernaan, seperti usus.
-
Apa pengertian dari parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
Kebiasaan seorang ibu dalam mengonsumsi gula tidak hanya mempengaruhi kesehatannya sendiri, tetapi juga menjadi cerminan yang akan diikuti oleh anak-anaknya. Ketika seorang ibu sering mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi gula, anak-anaknya cenderung menganggap kebiasaan tersebut sebagai hal yang normal dan bisa saja meniru perilaku ini tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.
"Ini bisa berdampak pada kesehatan anak dalam jangka panjang, seperti peningkatan risiko obesitas dan penyakit terkait gula lainnya," tambahnya.
Obesitas dan diabetes merupakan beberapa contoh penyakit serius yang dapat timbul akibat konsumsi gula berlebihan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12 hingga 18 tahun meningkat hingga 70 persen dalam rentang waktu antara 2010 hingga 2023. Penyakit ini, yang disebabkan oleh gangguan metabolisme karbohidrat, ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang kronis, dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak di masa depan.
Untuk itu, Prof. Ali Khomsan menekankan pentingnya edukasi gizi di tingkat rumah tangga. "Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, apalagi informasi sekarang ini tersedia di web dengan mudah (untuk dicari)," jelasnya. Dengan pengetahuan yang memadai tentang gizi, ibu dapat membuat pilihan yang lebih sehat dalam menyusun menu harian bagi keluarganya.
Selain itu, Prof. Ali juga mengingatkan pentingnya mengontrol asupan gula anak sesuai dengan rekomendasi yang berlaku. Menurutnya, asupan gula yang proporsional untuk anak usia sekolah adalah sekitar 25 gram per hari.
"Untuk asupan gula proporsional anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari. Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga. Kalau makanan kemasan bisa dilihat di label gizi," tuturnya.
Dengan mengikuti pedoman ini, diharapkan kebiasaan konsumsi gula yang berlebihan pada anak dapat dikurangi, sehingga risiko terkena penyakit-penyakit terkait gula juga dapat diminimalkan. Kesadaran dan pengetahuan ibu sebagai panutan utama dalam keluarga adalah kunci untuk menjaga kesehatan anak-anak mereka dari risiko kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi gula yang berlebihan.