Alergi Wi-Fi, benarkah ini sebuah penyakit baru?
Ini yang dikatakan para ahli mengenai alergi Wifi. Ungkap di sini!
Belakangan ini banyak orang yang mulai mengeluhkan sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan dan berulang, pusing, dan iritasi pada kulit. Ketidaknyamanan ini kemudian menyalahkan kepekaan terhadap sumber elektromagnetik sebagai penyebabnya. WHO menyebut kondisi ini dengan istilah hipersensitivitas elektromagnetik (EHS).
Dalam kasus terakhir yang terjadi, keluarga dari seorang gadis berusia 15 tahun di Inggris mengatakan bahwa gadis tersebut menderita alergi terhadap sinyal wifi.Sinyal disekolahnya membuat gadis tersebut merasakan mual, sakit kepala dan juga sulit berkonsentrasi.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Melansir dari livescience.com, peserta yang mengaku menderita EHS dalam sebuah survei menjelaskan beberapa gejala fisik seperti sakit kepala, dan kelelahan setiap kali mereka mendekat pada perangkat yang memancarkan sinyal elektromagnetik seperti stasiun wifi, ponsel dan layar komputer. Mereka juga mengaku mengatasinya dengan menghapus atau mengisolasi diri dari sinyal akan meringankan gejala tersebut.
Gejala-gejala EHS dapat bervariasi dari satu orang dengan yang lainnya. Misalnya seperti sakit kepala, badan menjadi dingin, kurang tidur dan lainnya. Indikator-indikator ini tidak membantu dalam menentukan penyebabnya sehingga dokter masih kesulitan untuk mengidentifikasi dan menentukan obatnya. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang memiliki EHS mengatakan beberapa gejala seperti melemahkan dan mempengaruhi kehidupan mereka secara dramatis.
Para ahli belum menyakini penyebab sebenarnya dari gejala-gejala tersebut. Mereka mengatakan bahwa mungkin penyebabnya bukan Wi-Fi, dan ada penyebab lain yang mungkin berperan dalam hal ini. Faktor lain yang diduga menjadi penyebab adalah efek nacebo. Ini adalah suatu kondisi ketika substansi sebenarnya (misalnya Wi-Fi) tidak menyebabkan rasa sakit pada seseorang.
Baca juga:
Tak hanya teh hijau, 4 jenis teh ini juga kaya manfaat
3 Siklus mingguan ini kendalikan kesehatan wanita setiap bulan
7 alasan kenapa tubuh sensitive terhadap kafein
Waspada, terlalu lama menonton televisi bisa lemahkan kemampuan otak