Begini Saran dari Dokter untuk Kurangi Konsumsi Gula pada Anak
Pembatasan konsumsi gula pada anak merupakan hal penting untuk menjaga kesehatannya.
Konsumsi gula yang berlebihan pada anak menjadi perhatian serius di kalangan ahli kesehatan. Dr. Yoga Devaera, Sp.A(K), seorang dokter spesialis anak dan konsultan gizi, mengungkapkan betapa pentingnya peran lingkungan dan kebiasaan dalam membentuk preferensi anak terhadap rasa manis. Hal ini disampaikannya dalam acara “Ngobras (Ngobrol Sehat): Meluruskan Miskonsepsi Gula pada Nutrisi Anak” yang berlangsung di Plaza Sentral, Jakarta.
Menurut dr. Yoga, kesukaan terhadap rasa manis sering kali terbentuk sejak dini dan dapat bertahan hingga dewasa jika tidak diintervensi dengan tepat.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Bagaimana cara gandum membantu otak anak? Biji-bijian yang mengandung karbohidrat komplek seperti beras merah, gandung atau oat meal, mengandung glukosa dann vitamin B yang bagus untuk mendukung kecerdasan otak si kecil, karena membantu memelihara sitem saraf.
-
Apa dampak buruk gula berlebih pada kesehatan anak? Konsumsi makanan dan minuman dengan gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. "Masalah pertama yang bisa terjadi ialah anak jadi mengalami yang namanya ketagihan, akhirnya hal itu meningkatkan kebutuhan anak terhadap rasa manis yang berlebih," ujar Dr. Tan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Bagaimana cara agar badan bayi padat dan sehat? Untuk membantu bayi mendapatkan tubuh yang padat dan sehat, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh orang tua atau pengasuh: Berikan Asupan Nutrisi yang Cukup dan Seimbang: Pastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan usianya.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
“Sumber kalori yang sering disukai anak-anak adalah rasa manis. Tetapi, kesukaan ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Jika anak terbiasa dengan makanan atau minuman manis, kebiasaan ini bisa terus terbawa hingga dewasa,” ungkapnya dilansir dari Antara.
Untuk mengatasi masalah ini, dr. Yoga memberikan beberapa panduan praktis yang dapat dilakukan oleh orang tua guna mengurangi konsumsi gula pada anak secara bertahap. Langkah ini penting untuk membentuk kebiasaan makan yang lebih sehat sejak usia dini.
Pertama, pengurangan gula harus dilakukan secara bertahap. “Jika sudah telanjur, kita bisa memulai pelan-pelan. Untuk anak-anak, mengurangi gula perlu dilakukan secara bertahap. Misalnya, jika biasanya mereka minum susu dengan dua sendok makan gula, kita bisa mulai menguranginya sedikit demi sedikit,” sarannya.
Strategi ini bertujuan agar anak-anak tidak merasa kehilangan rasa manis yang mereka sukai secara mendadak, sehingga proses adaptasinya bisa berjalan lebih mudah.
Selain itu, dr. Yoga menekankan pentingnya pengalihan secara bertahap terhadap jenis susu yang dikonsumsi anak. Anak yang terbiasa dengan susu berperasa seperti stroberi atau cokelat, sebaiknya tidak langsung diberi susu putih.
“Anak mungkin tidak mau langsung beralih ke susu putih. Maka, kita bisa mulai dengan mengganti wadahnya terlebih dahulu, misalnya dari kotak ke gelas, sambil tetap menggunakan susu yang sama. Setelah anak terbiasa, kita bisa mulai mencampur sedikit susu tanpa rasa, dan terus menambah proporsinya secara bertahap,” lanjutnya.
Proses pengalihan ini, meskipun memakan waktu, sangat penting dalam membentuk kebiasaan sehat. Dr. Yoga mengingatkan bahwa perubahan ini bukanlah sesuatu yang bisa dicapai dalam waktu singkat.
“Ini bukan proses 1-2 hari. Kadang-kadang memerlukan waktu yang lama, tapi ini bisa dilakukan. Anak yang terbiasa dengan makanan manis dapat dilatih untuk mengurangi keinginannya terhadap rasa manis,” tegasnya.
Bagi orang dewasa, peralihan ke pola makan rendah gula dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak. Namun, hal ini sangat bergantung pada motivasi pribadi.
“Bagi orang dewasa, perubahan bisa dilakukan lebih cepat, tergantung pada niat dan motivasi. Jika seseorang benar-benar ingin mengurangi konsumsi gula, mereka bisa melakukannya langsung,” ujarnya.
Dr. Yoga menyarankan agar orang tua secara konsisten mengurangi konsumsi gula pada anak-anak. Kebiasaan ini penting untuk mencegah mereka mengembangkan preferensi berlebihan terhadap makanan dan minuman tinggi gula di masa depan. Dengan pendekatan yang tepat dan konsisten, anak-anak dapat dibiasakan untuk menikmati makanan dengan kadar gula yang lebih rendah, sehingga kesehatan mereka pun dapat terjaga dengan lebih baik.