Cegah Dehidrasi dengan Mengecek Urine, Jaga Kesehatan Tubuhmu!
Kondisi dehidrasi bisa dicegah sebelum terjadi dengan sering mengecek urine.
Kondisi dehidrasi bisa dicegah sebelum terjadi dengan sering mengecek urine.
-
Bagaimana cara mencegah dehidrasi akibat cuaca panas? Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi air putih minimal 8 gelas atau dua liter per hari, serta mengonsumsi buah dan sayuran yang kaya akan air seperti semangka, melon, bayam, dan timun untuk menjaga kecukupan cairan tubuh.
-
Bagaimana mengatasi dehidrasi ringan akibat cuaca panas? Untuk mengatasi dehidrasi ringan akibat cuaca panas, disarankan untuk meningkatkan konsumsi air putih sesuai dengan kebutuhan individu dan intensitas aktivitasnya.
-
Kenapa tubuh jadi mudah dehidrasi saat cuaca panas dan lembap? Kelembapan tinggi membuat proses penguapan keringat dari kulit menjadi lambat, menyebabkan keringat bertahan di permukaan tubuh. Akibatnya, tubuh kehilangan air lebih banyak daripada yang dapat digantikan, menyebabkan dehidrasi.
-
Bagaimana cara mencegah sakit kepala sebelah kanan karena dehidrasi? Penting untuk menjaga asupan cairan yang cukup sepanjang hari.
-
Bagaimana cara mengatasi pusing akibat dehidrasi? Penting untuk mengonsumsi cukup cairan setiap hari, terutama dalam kondisi yang meningkatkan risiko dehidrasi.
-
Kenapa sakit kepala akibat cuaca panas harus segera diatasi? Meskipun sakit kepala akibat cuaca panas tak memiliki ancaman yang berbahaya, namun kondisi ini tetap harus segera diatasi, ya.
Tak Boleh Disepelekan, Kenali Kondisi Urine untuk Sadari Terjadinya Dehidrasi
Dehidrasi merupakan kondisi serius yang dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit (RS) Sardjito, Metalia Puspitasari, ada sejumlah tanda yang perlu diperhatikan untuk mendeteksi dehidrasi, di antaranya adalah frekuensi dan karakteristik urine.
Dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan tema "Panas Menyengat! Banyakin Minum Biar Ginjal Tetap Sehat" di Jakarta, Metalia menekankan pentingnya memperhatikan rasa haus sebagai salah satu tanda awal dehidrasi.
"Rasa haus itu yang sebaiknya jangan disepelekan, karena kalau misalnya rasa haus itu kemudian tidak diimbangi dengan minum yang cukup, maka akan terjadi ketidakseimbangan di dalam tubuh yang kemudian bisa semakin parah," terangnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
- Atasi Masalah Kulit Kering dan Dehidrasi Menggunakan 5 Makanan Ini
- Inkontinensia Urine Adalah Gangguan Buang Air Kecil, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasinya
- 5 Kebiasaan Tidur yang Bisa Buat Awet Muda, Penting Dilakukan untuk Cegah Penuaan Dini
- Tes Urine Negatif Narkoba, Ayah Banting Anak hingga Meninggal di Penjaringan Terancam Dijerat UU Perlindungan Anak
Salah satu indikator utama dehidrasi yang dapat diamati dengan mudah adalah frekuensi dan jumlah urine yang dikeluarkan. Menurut Metalia, secara umum, proses buang air kecil dilakukan sekitar setengah jam setelah mengonsumsi cairan.
"Mungkin secara umum kita bisa pakai patokan jumlah minum 24 jam itu sekitar 30 cc per kilogram berat badan. Jadi misalnya berat badannya sekitar 50 kilo, maka kita bisa pakai patokan sekitar 30 cc dikali 50 kilo, jadi sekitar 1.500 cc per 24 jam gitu," katanya.
Tanda kedua yang perlu diperhatikan adalah warna urine. Menurut Metalia, warna urine dapat memberikan petunjuk mengenai kondisi hidrasi tubuh seseorang.
"Kalau kekurangan cairan ya warnanya akan menjadi lebih pekat kuningnya. Sedangkan kalau misalnya dehidrasinya bagus, maka kemudian warnanya bisa bening gitu ya warnanya," jelasnya.
Perubahan warna urine menjadi lebih pekat bisa menjadi indikasi bahwa tubuh mengalami kekurangan cairan dan perlu mendapatkan asupan cairan yang cukup.
Dalam kondisi dehidrasi yang lebih parah, Metalia mengingatkan akan adanya gangguan hemodinamika yang dapat terjadi. Contohnya adalah peningkatan denyut nadi dan penurunan tekanan darah. Selain itu, dia menekankan bahwa dehidrasi juga dapat mempengaruhi fungsi kelenjar air mata, sehingga menyebabkan kesulitan dalam produksi air mata.
Pada anak-anak, dehidrasi berat dapat menyebabkan kulit kehilangan elastisitasnya, yang dapat diamati melalui turgor kulit yang berkurang. Metalia menjelaskan bahwa ketika kulit ditarik, sulit bagi kulit tersebut untuk kembali ke bentuk aslinya.
Risiko yang ditimbulkan oleh dehidrasi tidak bisa diabaikan. Metalia menegaskan bahwa dehidrasi dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat berujung pada penurunan kadar natrium dan penurunan kesadaran.
Selain itu, dia juga menyoroti kemungkinan terjadinya pembentukan batu ginjal sebagai dampak dari dehidrasi yang tidak teratasi dengan baik.
"Ini juga ada risiko kemudian bisa muncul adanya batu ginjal," katanya.