Daging merah bisa membuat kita lebih mudah lapar?
Mengonsumsi daging merah ternyata membuat sinyal rasa kenyang kita melemah. Temukan info selengkapnya di sini!
Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Wake Forest Baptist Medical Center, menunjukkan bahwa mengonsumsi daging merah akan membuat kamu memiliki keinginan untuk menikmati makanan ringan lebih cepat. Alasannya adalah makanan tinggi zat besi seperti daging merah dapat membuat kamu merasa lapar lebih cepat
Melansir dari cheatsheet.com. studi tersebut melakukan uji coba pada tikus dengan memberi beberapa tikus makanan dengan tingkat zat besi yang berbeda selama dua bulan. Hasil uji coba, tikus yang mengonsumsi diet tinggi zat besi mengalami peningkatan 115% zat besi dalam jaringan lemak. Tikus juga mengalami penurunan kadar leptin di seluruh darah.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Peneliti utama dari studi ini, Don McClain, MD, Ph.D menjelaskan hasil penelitiannya. Penelitian yang mereka lakukan menunjukkan bahwa jumlah asupan makanan meningkat pada tikus yang memiliki tingkat zat besi tinggi. Pada dasarnya, semakin banyak zat besi dalam sistem tubuh kita, maka semakin lemah kemampuan tubuh untuk mendeteksi kondisi di mana kita telah merasa kenyang. Pada gilirannya, hal ini akan menyebabkan kita akan mengonsumsi lebih banyak makanan, bahkan dalam kondisi kita tidak benar-benar lapar.
Penelitian ini memiliki potensi untuk menentukan jumlah zat besi yang seimbang dalam tubuh. Tetapi para peneliti mengaku bahwa mereka belum mengetahui dengan pastib tingkat zat besi optimal yang harus dimiliki tubuh. Namun, mereka berharap untuk tetap bisa melakukan uji klinis yang lebih besar untuk menentukan apakah penurunan kadar zat besi memiliki efek pada berat badan dan risiko diabetes.
Menurut para peneliti, semakin baik pemahaman tentang bagaimana zat besi bekerja di dalam tubuh, maka semakin besar pula kesempatan untuk menemukan jalur baru yang mungkin dapat berguna bagi pencegahan dan pengobatan diabetes serta penyakit lainnya.
Baca juga:
Bakteri ganas serang hidung aktris ini hingga harus operasi
Awas, 5 hal sederhana ini bisa jadi gejala sakit usus
Ensefalitis, penyakit yang menyerang dokter Andra
5 Hal sepele ini bisa tunjukkan gejala skizoprenia dan psikopat
Penelitian ungkap jari manis bisa tunjukkan bakat olahraga