Dampak Buruk Cuaca Panas Bisa Semakin Parah pada Kelompok Rentan
Cuaca panas bisa berdampak buruk pada kondisi kesehatan kita, namun hal ini bisa semakin berdampak buruk pada mereka yang tergolong kelompok rentan.
Cuaca panas bisa berdampak buruk pada kondisi kesehatan kita, namun hal ini bisa semakin berdampak buruk pada mereka yang tergolong kelompok rentan.
-
Mengapa cuaca panas bisa berbahaya bagi kesehatan? Cuaca panas yang ekstrem dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia. Paparan sinar matahari yang berlebihan dan suhu udara yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
-
Bagaimana cara mencegah penyakit akibat cuaca panas? Untuk mencegah penyakit-penyakit akibat cuaca panas, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, seperti: Minum banyak air putih atau minuman yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang.
-
Apa saja yang bisa memicu sakit kepala di cuaca panas? Salah satu pemicu utama sakit kepala di cuaca panas adalah kualitas udara yang buruk. Gelombang panas dapat memperburuk kualitas udara, karena panas menyebabkan unsur kimia di udara berubah menjadi ozon, gas tak berwarna yang berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan. Selain itu, sistem tekanan udara yang didorong oleh cuaca panas bisa membuat polutan dari pembangkit listrik batu bara atau mobil mengendap di atas kota, bukan terbawa angin.
-
Apa saja masalah kesehatan yang bisa muncul karena cuaca panas? Berbagai masalah kesehatan bisa muncul akibat terpaan hawa panas dan terik matahari. Beberapa waktu belakangan, Indonesia diterpa cuaca panas dengan matahari yang bersinar sangat terik. Kondisi cuaca yang sangat terik ini tentu tidak nyaman untuk kita rasakan. Munculnya panas dan terik yang ekstrem ini bisa menimbulkan sejumlah dampak pada tubuh kita. Berbagai masalah kesehatan juga bisa muncul akibat panas terik luar biasa ini.
-
Bagaimana cara mengatasi sakit kepala akibat cuaca panas? Untuk mengatasi sakit kepala ini, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut: Minum banyak air untuk menghindari tubuh dari dehidrasi. Minimal 2–4 gelas saat Anda mulai merasa sakit kepala.Menghindari paparan sinar matahari berlebihan. Beristirahat di tempat yang teduh secara berkala. Gunakan kacamata hitam yang terpolarisasi, tabir surya, atau topi.Tidak berolahraga di luar ruangan saat cuaca sangat panas. Pilihlah waktu yang lebih sejuk, seperti pagi atau sore hari.Makan secara teratur dan seimbang. Hindari makanan yang terlalu pedas, asin, atau manis.Kompres dengan es batu atau handuk basah di dahi, leher, atau pergelangan tangan. Konsumsi obat pereda sakit kepala yang sesuai dengan kondisi Anda. Misalnya, Saridon untuk sakit kepala ringan hingga sedang.
-
Apa yang dibutuhkan untuk menghindari masalah kesehatan saat berlari dalam cuaca panas? “Ada dua hal yang sangat penting untuk menghindari masalah kesehatan ketika berlari dalam cuaca panas, yaitu hidrasi tubuh dan memenuhi kebutuhan mineral. Kadang fokus pelari hanyalah cairan tubuh, namun perlu disadari juga bahwa menjaga kecukupan mineral ini juga sangat penting dalam menjaga performa.”
Dampak Buruk Cuaca Panas Bisa Semakin Parah pada Kelompok Rentan
Cuaca panas yang ekstrem membawa risiko serius bagi kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak. Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Cipto Mangunkusumo, dr. Faisal Parlindungan Sp.PD, menyoroti dampak negatif dari cuaca panas yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi dan masalah kesehatan lainnya pada kelompok rentan ini.
"Dehidrasi ditandai dengan rasa haus, kulit terasa kering dan panas, keringat berlebih, pucat, rasa berdebar atau jantung berdetak lebih cepat, keram pada kaki atau perut, urine sedikit dan berwarna pekat yang jika tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi seperti syok hipovolemik," terang Faisal dilansir dari Antara.
Selain dehidrasi, cuaca panas juga dapat menyebabkan kondisi medis serius seperti heatstroke atau serangan panas. Faisal menjelaskan bahwa heatstroke terjadi ketika suhu tubuh naik di atas 40 derajat Celcius, yang dapat mengakibatkan gejala seperti kebingungan, kejang, bahkan kehilangan kesadaran.
- Dampak Perubahan Iklim pada Kesehatan Manusia, Bisa Picu Penyakit Kronis
- 7 Dampak Buruk Hawa Panas dan Kelembapan Udara Tinggi terhadap Kesehatan
- Cuaca Terik Menyengat, Ketahui Sejumlah Cara Agar Tidak Lemas dan Lelah Akibat Hawa Panas
- Kalapas Cibinong: Warga Binaan Rentan Kena Penyakit, Berhak Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Memadai
Paparan panas yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak, terutama pada kelompok rentan seperti lansia.
Lansia, dengan kemampuan tubuh yang menurun seiring bertambahnya usia, rentan terhadap efek negatif dari cuaca panas. Ini diperparah oleh adanya komorbiditas seperti penyakit jantung, diabetes, dan gangguan ginjal, yang dapat memperburuk efek dehidrasi dan panas pada tubuh.
Begitu pula dengan ibu hamil, terutama yang mengalami komplikasi kehamilan seperti preeklamsia. Faisal menekankan pentingnya ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh mereka agar tidak mengalami dehidrasi yang dapat berdampak negatif pada perkembangan janin dan kesehatan ibu.
“Ibu hamil dengan komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia, lebih rentan terhadap efek panas. Ibu hamil memiliki kebutuhan cairan yang lebih banyak untuk mendukung perkembangan janin dan volume darah yang meningkat dan agar tidak dehidrasi,” katanya.
Anak-anak juga termasuk kelompok rentan yang rentan terhadap dampak cuaca panas. Proporsi permukaan tubuh yang lebih besar dibandingkan berat badan membuat mereka lebih rentan terhadap dehidrasi.
Anak-anak dengan penyakit kronis seperti asma juga lebih rentan terhadap efek panas dan kondisi cuaca yang kurang baik. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus terhadap perlindungan dan pemenuhan kebutuhan cairan pada anak-anak saat cuaca panas.
Faisal juga menyoroti pentingnya pengaturan konsumsi kopi pada kelompok rentan. Kafein dalam kopi dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan menyebabkan kehilangan cairan tubuh.
"Dehidrasi akibat kopi mungkin tidak terasa langsung, karena efek diuretiknya lebih halus dibandingkan dehidrasi dari diare atau muntah," jelas Faisal.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi air putih minimal 8 gelas atau dua liter per hari, serta mengonsumsi buah dan sayuran yang kaya akan air seperti semangka, melon, bayam, dan timun untuk menjaga kecukupan cairan tubuh.