Hati-hati, Hipertensi dan Diabetes Dapat Mengakibatkan Tuli Secara Tiba-tiba
Hipertensi dan diabetes dapat memengaruhi kemampuan pendengaran, yang berpotensi menyebabkan tuli secara tiba-tiba.
Sejumlah orang telah menyadari bahwa diabetes dapat memengaruhi kesehatan mata, ginjal, dan jantung. Selain itu, hipertensi juga dapat berpotensi menyebabkan stroke. Namun, penting untuk diketahui bahwa kedua penyakit ini, hipertensi dan diabetes, juga dapat berdampak pada kemampuan pendengaran seseorang.
Diabetes dan hipertensi merupakan penyakit sistemik yang memengaruhi fungsi tubuh secara menyeluruh. Diabetes dapat menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kecil atau yang dikenal dengan istilah microangiopathy. Di sisi lain, hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, di mana jika tidak terkontrol, kondisi ini dapat membuat dinding pembuluh darah menjadi rapuh, sehingga rentan terhadap kerusakan. Kerusakan pada pembuluh darah di otak berpotensi menyebabkan stroke.
-
Kenapa mengenali gejala dini diabetes penting? "Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya kita tahu sejak dini, tidak menunggu skrining. Harus tahu tanda-tanda. Ada dua yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," terang Soebagijo dilansir dari Antara.
-
Apa itu Gangguan Kecemasan? Rasa cemas atau anxiety adalah pengalaman yang umum dialami oleh banyak orang dalam menghadapi situasi tertentu. Namun, ketika rasa cemas sulit dikendalikan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi itu adalah tanda dari gangguan kecemasan.
-
Apa saja tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan diabetes? "Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya kita tahu sejak dini, tidak menunggu skrining. Harus tahu tanda-tanda. Ada dua yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," terang Soebagijo dilansir dari Antara. Gejala akut diabetes mencakup tiga hal, yaitu banyak makan, banyak minum, dan banyak kencing.
-
Apa yang meningkatkan risiko diabetes? Ketika orang begadang, dia akan makan lebih banyak, namun pada malam hari tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan. Dalam jangka panjang, perubahan-perubahan pola hidup seperti ini bisa menyebabkan seorang lebih mudah terkena diabetes
-
Bagaimana cara pasien diabetes mengontrol gula darah? Pengaturan makan adalah salah satu pilar penting dalam pengelolaan diabetes, bukan hanya bagi pasien diabetes, tapi juga untuk orang yang tidak mengalami diabetes. Bagi pasien diabetes, tujuan dari pengaturan makan adalah untuk mengontrol glukosa darah dan menurunkan kadar lemak, terutama bagi mereka yang juga menderita hipertensi atau hiperkolesterol.
-
Kenapa Pradiabetes berbahaya? Meskipun kadar gula darah pradiabetes belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes tipe 2, kondisi ini bisa berubah menjadi berbahaya jika tidak ditangani.
Selain itu, kedua penyakit ini juga dapat memengaruhi fungsi pendengaran dan dapat menyebabkan tuli mendadak. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. dr. Harim Priyono SpTHT-KL (K), "Tuli mendadak itu salah satu faktor risiko penyakit ini diantaranya diabetes, hipertensi dan bahkan penyakit lain yang menyebabkan daya tahan tubuh turun," ujar pakar otologi tersebut saat menjawab pertanyaan Health- Liputan6.com dalam konferensi pers seminar medis bertajuk The Last Trends in Ear Health: Diagnostic and Technological Innovation Hearing Care, yang berlangsung di Jakarta Selatan, 12 Januari 2025.
Mengapa Diabetes dan Hipertensi Dapat Menyebabkan Gangguan Pendengaran?
Pada individu yang memiliki kadar gula darah tinggi, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan saraf di telinga bagian dalam. Diabetes yang dialami dapat mengganggu sinyal saraf yang menghubungkan telinga bagian dalam dengan otak, sehingga berpotensi menimbulkan masalah pendengaran.
Di sisi lain, orang yang mengalami tekanan darah tinggi akan merasakan aliran darah yang sangat cepat. Kerusakan pada pembuluh darah tidak hanya terjadi di satu bagian tubuh, tetapi juga bisa terjadi di telinga. Jika pembuluh darah di telinga mengalami kerusakan, maka gangguan pendengaran pun bisa terjadi.
Pencegahan Gangguan Pendengaran Akibat Hipertensi dan Diabetes Sangat Mungkin Dilakukan
Walaupun terdengar menakutkan, Harim menjelaskan bahwa tuli yang terjadi secara mendadak akibat hipertensi dan diabetes sebenarnya bisa dihindari. "Sekali lagi, penyakit ini dapat dicegah ya," ungkap seorang pakar otologi dari Jakarta Ear and Hearing Center RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta.
Ia menekankan bahwa langkah utama yang perlu diambil adalah memperbaiki atau mengontrol gangguan sistemik yang ada, sehingga risiko gangguan pendengaran dapat diminimalkan. Dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, masyarakat dapat menjaga kesehatan pendengaran mereka dengan lebih baik dan mengurangi dampak negatif dari penyakit yang dapat memicu tuli mendadak.
Lakukan Gaya Hidup Sehat dan Konsumsi Obat Secara Teratur Jika Diperlukan
Pada pasien yang menderita diabetes atau hipertensi, dokter biasanya akan merekomendasikan perubahan gaya hidup menuju pola hidup yang lebih sehat. Bagi pasien yang mendapatkan resep obat, penting untuk mengonsumsinya secara teratur agar kadar gula darah dan tekanan darah tetap terjaga. Salah satu saran untuk pasien hipertensi adalah melakukan olahraga secara rutin, setidaknya 3-4 kali dalam seminggu.
Selain itu, bagi mereka yang mengalami obesitas, penurunan berat badan dengan cara yang sehat juga sangat dianjurkan. Berdasarkan penelitian, setiap penurunan berat badan sebesar 1 kg dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah sebesar 1 mmHg. Dengan demikian, jika seseorang berhasil menurunkan berat badan sebanyak 10 kg, maka tekanan darahnya dapat turun hingga 10 mmHg. Selanjutnya, pasien hipertensi juga dianjurkan untuk menerapkan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan yang seimbang, serta menghindari makanan yang tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol.
Bagaimana dengan perubahan gaya hidup bagi pasien diabetes? Untuk pasien diabetes, penting untuk membatasi asupan kalori yang dikonsumsi. Mereka harus memastikan bahwa pola makan yang diterapkan seimbang, dengan komposisi karbohidrat sebanyak 45-60 persen dari total kalori, yang sebaiknya berasal dari karbohidrat kompleks. Selain itu, protein sebaiknya menyumbang 15-20 persen, lemak 25-30 persen, dan serat sekitar 25-30 gram per hari.
Di samping menerapkan pola makan yang seimbang, pasien diabetes juga dianjurkan untuk rutin berolahraga minimal 30 menit, dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu.