Ini Dampak yang Bisa Dialami Tubuh Usai Menjalani Penerbangan Jarak Jauh
Pada saat kita menjalani penerbangan jarak jauh, sejumlah dampak bisa dialami oleh tubuh.
Penerbangan jarak jauh atau long-haul flight adalah bagian dari pengalaman perjalanan yang tak terhindarkan bagi banyak orang. Namun, tak banyak yang tahu bahwa penerbangan semacam ini dapat memberikan dampak signifikan bagi tubuh kita.
Mulai dari dehidrasi hingga masalah kulit, tubuh kita benar-benar merasakan efek dari berjam-jam berada di ketinggian dan di dalam kabin yang tertekan. Dilansir dari The Healthy, berdasarkan penjelasan dari para ahli di bidang kedokteran penerbangan, berikut adalah beberapa dampak yang bisa dialami tubuh kita setelah menjalani penerbangan jarak jauh.
-
Bagaimana cara untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh saat berjalan jauh? Konsumsi makanan yang sehat dan minum cukup air sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh. Pastikan tubuh Anda mendapatkan asupan nutrisi yang cukup agar tetap kuat dan energik saat berjalan jauh.
-
Bagaimana cara memohon keselamatan saat perjalanan jauh? Allaahumma antash shaahibu fissafari wal khaliifati fii fil safarinaa ahli. Allaahummashhabnaa wakhlufnaa fii ahlinaa. Allaahumma innii a'uudzu bika min wa'tsaais safari wa ka'aabatil munqalabi. Wa minal hauri ba'dal kauni wa min da'watil mazhluumi wa min suu'il manzhari fil ahli wal maal.
-
Apa saja efek kehujanan di jalan bagi kesehatan? Kehujanan di jalan dapat memberikan beberapa efek bagi kesehatan, tergantung pada durasi dan intensitas paparan terhadap air hujan serta kondisi tubuh individu. Berikut beberapa efek yang mungkin timbul:Masuk angin dan pilek: Paparan air hujan yang dingin dapat menyebabkan tubuh kehilangan panas dengan cepat, yang sering kali memicu gejala masuk angin atau pilek, seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, dan sakit kepala.Demam dan flu: Jika tubuh basah dan terkena angin, terutama dalam kondisi daya tahan tubuh yang menurun, risiko terkena flu atau demam meningkat. Hal ini disebabkan oleh respons tubuh terhadap suhu dingin dan paparan virus yang lebih mudah menginfeksi saat sistem imun lemah.Iritasi kulit dan infeksi jamur: Pakaian yang basah dan kotor akibat air hujan yang mengandung polusi atau kuman dapat menyebabkan iritasi kulit, terutama pada bagian yang tertutup. Dalam kondisi lembap yang berkepanjangan, kulit juga berisiko terkena infeksi jamur.Infeksi saluran pernapasan: Terpapar air hujan yang dingin dan basah dapat memicu masalah pernapasan seperti batuk, bronkitis, atau bahkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kedinginan yang tiba-tiba dapat mempengaruhi fungsi paru-paru dan saluran pernapasan.Sakit kepala atau migrain: Perubahan suhu yang mendadak, seperti dari panas ke dingin ketika kehujanan, dapat memicu sakit kepala atau migrain pada beberapa orang yang sensitif terhadap perubahan cuaca.Nyeri otot dan sendi: Paparan dingin dan basah yang terus-menerus dapat menyebabkan otot dan sendi menjadi kaku atau nyeri, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi seperti artritis atau nyeri otot kronis.Pneumonia (radang paru-paru): Dalam beberapa kasus, terutama bagi mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah atau sudah memiliki masalah paru-paru, kehujanan bisa meningkatkan risiko terkena pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang serius.Infeksi saluran kemih (ISK): Mengenakan pakaian basah untuk waktu yang lama setelah kehujanan dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, terutama bagi wanita, karena kelembapan dan bakteri dapat menyebabkan iritasi dan infeksi pada saluran kemih.
-
Apa tujuan utama dari acara jalan sehat ini? Para peserta yang saya sayangi, Pada kesempatan kali ini, saya selaku ketua panitia acara jalan sehat mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang sudah menyempatkan dan berkenan hadir pada acara jalan sehat untuk menyambut Hari Kemerdekaan RI Ke-78.
-
Mengapa telinga sakit saat naik pesawat? Telinga sakit ketika naik pesawat dapat disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara bagian dalam telinga dan luar tubuh.
-
Bagaimana cara memohon kemudahan dan kesehatan selama perjalanan? Allahummalthuf bi fi taisiri kulli 'asir fa inna taisira kulli 'asirin 'alaika yasir, wa as alukal yusra wal mu'afata fid dunya wal akhirati.
1. Dehidrasi dan Kehausan
Salah satu efek langsung dari penerbangan jarak jauh adalah dehidrasi. Jonathan MacClements, MD, seorang profesor di Dell Medical School, UT Austin, dan ahli penerbangan medis, menjelaskan bahwa meskipun kabin pesawat terus mengalirkan udara segar, kelembapan udara di ketinggian sangat rendah. Akibatnya, tubuh kita menjadi lebih mudah kehilangan cairan.
"Karena udara yang kering, Anda mungkin merasa sedikit kering atau bahkan dehidrasi," jelas Dr. MacClements. Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala ringan, kelelahan, dan pusing. Untuk menghindarinya, sangat penting untuk menjaga asupan cairan dengan banyak minum air, serta menghindari konsumsi alkohol dan kafein yang justru memperburuk dehidrasi.
2. Kulit Kering dan Sensitif
Kelembapan yang rendah di dalam kabin pesawat juga berdampak pada kulit. Pooja Rambhia, MD, seorang dokter kulit bersertifikat, menjelaskan bahwa kulit akan kehilangan kelembapannya karena udara kering ini, yang dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti eksim atau rosacea. Selain itu, udara kering ini juga bisa menyebabkan kulit lebih sensitif dan rentan terhadap iritasi. Rambhia menyarankan untuk menggunakan serum pelembap dengan bahan seperti asam hialuronat dan krim pelembap yang kaya untuk melindungi kulit, serta memakai tabir surya jika Anda duduk di dekat jendela, karena paparan sinar UV di ketinggian bisa lebih kuat.
3. Pembengkakan pada Kaki
Penerbangan panjang dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki. Shane Davis, MD, seorang dokter di bidang kedokteran olahraga, menjelaskan bahwa posisi duduk yang lama dapat menyebabkan cairan terkumpul di kaki bagian bawah, yang dikenal dengan nama edema dependen. Walaupun pembengkakan ini umumnya tidak berbahaya, pada penerbangan panjang, risiko pembentukan bekuan darah atau deep vein thrombosis (DVT) bisa meningkat, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kardiovaskular. Untuk mencegahnya, disarankan untuk mengenakan kaus kaki kompresi, tetap terhidrasi, dan bergerak secara teratur selama penerbangan.
4. Gangguan Pencernaan
Penerbangan jarak jauh sering kali menyebabkan gangguan pencernaan. "Perjalanan panjang dapat mengacaukan sistem pencernaan tubuh Anda," kata Dana Ellis Hunnes, PhD, MPH, RD, seorang ahli gizi di UCLA Medical Center. Dehidrasi akibat udara kering, makanan yang tidak biasa, serta kurangnya pergerakan tubuh selama penerbangan dapat menyebabkan konstipasi atau masalah pencernaan lainnya. Untuk mengurangi gejala ini, Hunnes menyarankan untuk tetap terhidrasi, membawa camilan sehat yang biasa dikonsumsi, dan berusaha menjaga waktu makan serta tidur sesuai dengan tujuan perjalanan.
5. Nyeri Sendi
Meskipun terlihat sepele, perjalanan udara bisa menyebabkan rasa sakit pada sendi, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pada sendi. Menurut Dr. Davis, perubahan tekanan barometrik pada ketinggian bisa mempengaruhi gas yang ada pada cairan sendi, sehingga menyebabkan rasa nyeri. Untuk mengatasi hal ini, disarankan untuk membawa bantal leher, penyangga punggung, dan melakukan peregangan ringan selama penerbangan.
6. Jerawat dan Masalah Kulit Lainnya
Tidak hanya kulit kering, banyak orang juga mengalami jerawat setelah penerbangan jarak jauh. Rambhia menjelaskan bahwa udara kering di kabin pesawat dapat memicu produksi minyak berlebih, yang pada gilirannya bisa menyumbat pori-pori dan memicu jerawat. Stres akibat perjalanan dan perubahan zona waktu juga dapat meningkatkan kadar hormon stres (kortisol) yang berkontribusi pada timbulnya jerawat. Untuk mencegahnya, disarankan untuk menjaga kebersihan kulit dan menggunakan produk non-komedogenik.
7. Mual dan Pusing
Rasa mual adalah masalah umum yang dihadapi banyak orang selama penerbangan. Dr. MacClements menjelaskan bahwa kabin pesawat dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi rasa pusing dan mual, salah satunya dengan posisi kursi yang dimiringkan sekitar 30 derajat. Jika mual tetap terjadi, minuman seperti ginger ale dapat membantu meredakannya. Namun, jika gejala mual berlanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
8. Kecemasan dan Kelelahan Mental
Bepergian dalam jangka waktu lama juga dapat meningkatkan rasa cemas, bahkan bagi mereka yang tidak memiliki gangguan kecemasan. Penurunan kadar oksigen di kabin pesawat dapat memengaruhi suasana hati dan memicu kecemasan atau kelelahan mental. Dr. MacClements menyarankan teknik pernapasan, seperti pernapasan kotak, untuk membantu menenangkan diri.
9. Jet Lag dan Gangguan Ritme Sirkadian
Penerbangan jarak jauh, terutama yang melintasi beberapa zona waktu, dapat menyebabkan gangguan pada ritme sirkadian tubuh, yang berujung pada jet lag. Dr. MacClements menyarankan untuk menyesuaikan waktu tidur beberapa hari sebelum perjalanan untuk membantu tubuh beradaptasi dengan zona waktu tujuan. Jika Anda bepergian dari barat ke timur, coba tidur sesuai waktu tidur tujuan Anda. Sebaliknya, jika perjalanan Anda mengarah ke barat, coba tetap terjaga hingga waktu tidur di tujuan.
Penerbangan jarak jauh memang menawarkan kenyamanan dan kemudahan, namun tak dapat dipungkiri, dampak fisik yang ditimbulkan bisa cukup mengganggu. Untuk meminimalkan efek-efek tersebut, penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan baik, menjaga hidrasi, bergerak secara teratur, dan merawat kulit dengan benar.