Jangan Mudah Terkecoh Tulisan Organik pada MPASI Kemasan
Penting untuk memastikan keberagaman MPASI anak dan tidak hanya terpaku pada label organik semata.
Menyiapkan makanan untuk anak kecil, termasuk makanan pendamping ASI (MPASI), bukanlah tugas yang mudah. Salah satu rekomendasi adalah untuk tidak memberikan makanan organik kepada bayi yang berusia di atas enam bulan. Apa alasan di balik rekomendasi ini?
Jangan Mudah Terkecoh Tulisan Organik pada MPASI Kemasan
-
Kenapa MPASI penting untuk kecerdasan anak? Tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, MPASI juga berperan dalam mendukung perkembangan kecerdasan otak bayi.
-
Kapan sebaiknya MPASI diberikan kepada bayi? MPASI atau Makanan Pendamping ASI, adalah makanan yang diberikan kepada bayi selain air susu ibu. MPASI ini biasanya diberikan ketika bayi sudah menginjak usia sekitar 6 bulan.
-
Kapan MPASI diberikan untuk anak? MPASI mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan. MPASI yang bergizi dapat membantu menambah berat badan balita. Pilihlah MPASI yang mengandung berbagai macam nutrisi, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Anda juga dapat menambahkan minyak atau lemak sehat ke dalam MPASI untuk menambah kalori.
-
Bagaimana cara mengenali tanda kesiapan bayi untuk MPASI? Perhatikan tanda-tanda kesiapan bayi untuk makanan padat, seperti kemampuan duduk dengan dukungan, hilangnya refleks menjulurkan lidah, dan menunjukkan minat pada makanan.
-
Siapa yang menyarankan agar orangtua memperhatikan tanda-tanda kesiapan bayi untuk MPASI? American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan agar orangtua memperhatikan tanda-tanda berikut untuk menentukan kesiapan bayi dalam mengonsumsi makanan padat:
-
Apa saja resep MPASI yang dapat membantu meningkatkan berat badan anak? Ada berbagai macam MPASI yang dapat dicoba untuk menaikkan kembali berat badan sang anak.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Moretta Damayanti Sp.A(K), M.Kes mengatakan bahwa pemberian makanan kemasan berlabel organik sebagai MPASI "kurang pas."
"MPASI itu harus berupa makanan-makanan yang mengandung protein, zat besi, dan zinc," terangnya.
Ia menggarisbawahi bahwa MPASI harus mengandung mikronutrien. "Itu terutama makanan kemasan dengan klaim organik, karena itu tidak difortifikasi dengan micronutrients. Di usia MPASI, anak sangat butuh kandungan zat besi."
Dokter Morreta menegaskan betapa pentingnya variasi dalam jenis makanan yang diberikan pada MPASI. Sebagai informasi tambahan, menurut Healthline, istilah "organik" merujuk pada cara produksi makanan tertentu. Buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu, dan daging adalah contoh makanan organik yang paling sering dibeli.
Makanan organik ini ditanam atau dibudidayakan tanpa menggunakan bahan kimia buatan, hormon, antibiotik, atau organisme hasil rekayasa genetika (GMO). Untuk dapat dikategorikan sebagai organik, suatu produk makanan harus bebas dari bahan tambahan makanan buatan.
Pentingnya Keamanan Pangan
Selain itu, makanan untuk anak harus tidak hanya mengandung nutrisi yang cukup, tetapi juga harus memenuhi standar keamanan pangan. Dr Moretta menjelaskan bahwa keamanan dan kebersihan yang dimaksud adalah dalam proses persiapan dan pembuatan makanan pendamping ASI menggunakan metode, bahan, dan peralatan yang aman dan bersih.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa proses persiapan dan pembuatan MPASI harus memerhartikan kebersihan, minimal dengan mencuci tangan. "Kemudian, pisahkan pangan mentah dan matang," ia menyambung. "Ketiga, masak dengan benar. Lalu, jagalah pangan dalam suhu benar. Terakhir, gunakan air dan bahan baku yang aman."
Dr. Moretta juga menggarisbawahi bahwa keamanan pangan saat menyiapkan MPASI jadi sangat penting. Pasalnya, sekitar 40 persen MPASI terkontaminasi E.coli, yang terutama terjadi selama masa penyiapan. "Konsumsi MPASI yang terkontaminasi berhubungan dengan insiden diare dan malnutrisi yang lebih tinggi pada anak-anak," imbuhnya.
Dr. Moretta juga membandingkan MPASI buatan rumah dan instan.
"Homemade food berarti bahan makanannya berasal dari rumah tangga, biasanya dibeli di pasar tradisional maupun supermarket," kata dia.
Hindari Menghangatkan Makanan
Dr Moretta menyambung, biaya MPASI buatan sendiri biasanya lebih murah.
"Tapi, perlu pengetahuan dan keterampilan seputar menyiapkan, menyimpan, dan menyajikan MPASI," kata dia.
Di sisi lain, makanan komersial berarti diproduksi di pabrik, dan prosesnya telah diatur sesuai regulasi. "Harganya lebih mahal. Lalu, pengetahuan dan keterampilan orangtua dibutuhkan dalam penyajian supaya tetap aman," sebutnya. "Maka itu, penting untuk selalu membaca label."
Ia juga mengingatkan bahwa menghangatkan makanan bukanlah kebiasaan yang baik, terutama dalam meyiapkan asupan pada anak. Selama memasak, semua makanan mencapai suhu yang mampu menghancurkan bentuk vegetatif patogen bawaan makanan.
Namun, risiko kontaminasi meningkat jika makanan disimpan pada suhu ruang, penggunaan suhu yang tidak cukup tinggi untuk memanaskan makanan, dan penambahan bahan-bahan yang terkontaminasi. "Biasanya masak pagi, tapi baru dimakan siang. Itu rawan kontaminasi bila hanya ditaruh di panci atau suhu ruang," ucapnya.
Ia menyarankan makanan tersebut dimasukkan ke kulkas dua jam sebelum dikonsumsi. "Kecuali sayur, saya sarankan jangan dihangatkan," kata Dr Moretta.