Minuman berpemanis 'bunuh' 184.000 orang di dunia setiap tahun
Diabetes, penyakit jantung dan kanker menjadi dampak langsung dari konsumsi minuman berpemanis.
Minuman berpemanis menyebabkan kematian 184.000 orang di seluruh dunia setiap tahunnya, termasuk 25.000 kematian di Amerika Serikat, menurut sebuah studi terbaru.
Para ilmuwan mengatakan bahwa diabetes, penyakit jantung dan kanker menjadi dampak langsung dari konsumsi minuman berpemanis seperti minuman berkarbonasi, minuman buah, minuman energi dan teh kemasan.
Studi sebelumnya menemukan bahwa penyakit yang terkait dengan obesitas dapat menyebabkan lebih dari 17 juta kematian per tahun.
Untuk studi terbaru ini, yang dipimpin oleh Gitanjali Singh, seorang asisten profesor di Tufts, tim peneliti berusaha menyoroti dampak dari minuman manis pada kasus kematian global yang terkait obesitas.
Penelitian ini didasarkan pada analisis statistik yang kompleks dari kebiasaan diet tiap negara dan penyebab kematian di lebih dari 50 negara, ditambah dengan informasi tentang ketersediaan gula di pasar dunia. Definisi peneliti tentang minuman berpemanis termasuk minuman yang mengandung gula tebu, gula bit dan sirup jagung tinggi fruktosa.
Di Meksiko, ada lebih dari 10 persen dari populasi yang menderita diabetes, dan sekitar 30 persen dari kematian orang di bawah usia 45 dipicu minuman berpemanis. Meksiko pun memiliki angka kematian tertinggi yang disebabkan minuman bergula, kata para peneliti.
Sebaliknya, di Jepang, di mana teh tanpa gula adalah salah satu minuman paling populer di sana, kematian akibat minuman berpemanis sangat jarang terjadi.
Para peneliti tidak bisa membuktikan sebab dan akibat langsung dari minuman berpemanis. Misalnya, mereka tidak bisa mengatakan bahwa minuman berpemanis adalah penyebab utama dari 184.000 kematian tersebut.
Sebaliknya, mereka mengambil kesimpulan itu karena melihat tren konsumsi minuman nasional, tingkat kematian dan ketersediaan gula di suatu negara.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang kental manis di Kota Bekasi? Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, bekerja sama dengan YAICI, melakukan penelitian terkait kesalahan konsumsi kental manis oleh masyarakat. Penelitian ini menyasar kota Bekasi dan bertujuan untuk mencegah gangguan gizi dan stunting pada anak. "Kita juga akan melakukan penelitian bersama dengan YAICI terkait dengan stunting dan kental manis," kata Diah Lestari Budiarti, perwakilan Majelis Kesehatan PP Aisyiyah.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Kapan penelitian tentang kopi dan kepribadian dilakukan? Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa orang yang ekstrovert dan penuh tanggung jawab lebih mungkin memilih kopi etis, meskipun harganya lebih mahal.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
Baca juga:
Intip, manfaat mengejutkan dari minuman bersoda ini!
6 Efek 'mengerikan' minuman bersoda pada tubuh
Mengintip rahasia produksi Coca Cola setelah 87 tahun di Indonesia
Coca Cola gelontorkan Rp 6,5 triliun demi tambah 60.000 botol/jam
Rupiah melemah, harga makanan dan minuman diprediksi naik 15 persen
DPR desak pemerintah kenakan cukai pada minuman soda