Penyebab Terjadinya ADHD pada Bayi serta Gejala yang Ditunjukkan
Munculnya ADHD pada bayi dan anak bisa ditunjukkan oleh berbagai hal berikut.
Beberapa perilaku yang ditunjukkan oleh bayi, kadang membuat orangtua bingung. Hal ini terutama ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak wajar dibanding anak lain seusianya.
-
Bagaimana ciri-ciri ADHD pada bayi? Temperamen bayi yang lebih sulit diatur atau ditenangkan serta kemampuan bicara yang lebih lambat terutama antara usia 9 hingga 18 bulan Bayi mungkin menunjukkan tanda keterlambatan motorik antara usia 9 hingga 18 bulan
-
Di mana ADHD bisa terlihat pada anak? Gejala ADHD dapat terlihat sejak usia dini, namun seringkali tidak terdiagnosis dengan cepat karena dianggap sebagai perilaku anak yang biasa.
-
Apa ciri khas anak dengan ADHD? Anak ADHD mungkin terlihat seperti anak-anak pada umumnya dalam banyak aspek. Namun, ada beberapa ciri khas yang membedakan mereka. Mereka juga memiliki ketahanan yang pendek dalam mempertahankan perhatian, sehingga sulit untuk berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Anak ADHD juga cenderung kurang menyukai tugas-tugas yang memerlukan perhatian mental yang lebih lama, seperti membaca.
-
Mengapa ADHD bisa memengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi? Gangguan ini dapat memengaruhi kemampuan anak dalam belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
-
Siapa yang bisa membantu anak dengan ADHD? Terapi psikologi merupakan cara yang efektif dalam menangani anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
-
Bagaimana cara mengelola ADHD pada anak yang sudah terdiagnosis? Cara penanganan ADHD pada anak bisa dilakukan dengan terapi perilaku, terapi pengasuhan, serta pemberian obat-obatan sesuai dengan rekomendasi dokter.
Penyebab Terjadinya ADHD pada Bayi serta Gejala yang Ditunjukkan
Salah satu kekhawatiran orangtua terkait perilaku tak biasa pada anak ini adalah ketakutan terjadinya ADHD pada buah hati. Hal ini terutama ketika ada riwayat ADHD yang memang muncul di keluarga.
Munculnya kekhawatiran ini cukup berdasar. Walau sebagian besar kasus ADHD baru bisa didiagnosis pada usia sekolah dasar, penelitian menunjukkan bahwa tanda-tanda ADHD sebenarnya sudah tampak pada usia dini bahkan ketika masih bayi.
Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah sebuah gangguan perkembangan saraf yang sangat umum terjadi pada anak. Biasanya gangguan ini mulai dapat dikenali pada masa kanak-kanak dan bisa berkembang hingga dewasa. Sayangnya, kondisi ini mungkin lebih sulit dikenali pada saat anak masih bayi.
Dilansir dari Verywell Mind, ADHD merupakan kondisi yang ditunjukkan berupa kondisi hiperaktif, perilaku impulsif, serta ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau memperhatikan sesuatu. Perilaku ini bisa muncul di usia anak-anak dan bisa memengaruhi performa di sekolah, hubungan, serta fungsi tubuh sehari-hari.
Diagnosis terhadap ADHD cukup sulit dilakukan pada anak berusia di bawah empat tahun. Pasalnya, pada usia ini masih terdapat banyak perubahan dan perkembangan pada anak.
Gejala ADHD pada Bayi
Karena ADHD biasanya baru tampak pada usia di atas tidak ada kriteria bagaimana sesungguhnya gejala dan tanda ADHD pada bayi. Walau begitu, terdapat sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa bayi mungkin mengalami ADHD di masa mendatang sebagai berikut:
- Temperamen bayi yang lebih sulit diatur atau ditenangkan
- Bayi mungkin menunjukkan kemampuan bicara yang lebih lambat terutama antara usia 9 hingga 18 bulan
- Bayi mungkin menunjukkan tanda keterlambatan motorik antara usia 9 hingga 18 bulan
- Kamu mungkin menganggap bayimu rewel, merepotkan, atau sulit diurus
Ketika usia bayi semakin bertambah, terdapat gejala lain yang mungkin menunjukkan bahwa mereka mengalami ADHD sebagai berikut:
- Anak kesulitan berkonstrasi dan fokus
- Anak hiperaktif dan tidak bisa berhenti bergerak
- Anak lebih impulsif dibanding anak lain dengan usia yang sama
Penyebab dan Faktor Risiko
ADHD biasanya tidak disebabkan oleh hanya satu penyebab saja. Terkumpulnya beragam faktor bisa jadi penyebab anak mengalami ADHD. Sejumlah penyebab dan faktor risiko ADHD pada anak adalah:
Genetik
ADHD biasanya diturunkan dalam riwayat keluarga, sehingga genetik memiliki peran. Sebagai contoh, jika kamu memiliki anak dengan ADHD, terdapat 25 persen peluang bahwa salah satu dari orangtua juga memilikinya. Jika satu anak memilikinya, besar kemungkinan bahwa saudara yang lain juga memilikinya.
Fungsi Otak
Bagian otak secara berbeda mengontrol kemampuan kita untuk fokus dan memerhatikan sesuatu. Seseorang dengan ADHD mungkin menunjukkan fungsi yang lebih rendah pada bagian otak ini.
Cedera Kepala
Terjadinya cedera kepala yang signifikan pada anak bisa menyebabkan diagnosis ADHD ini.
Kondisi Prematur serta Lingkungan Sebelum Kelahiran
Hal yang terjadi selama kehamilan dan persalinan bisa meningkatkan risiko ADHD pada anak. Orangtua yang mengonsumsi alkohol atau merokok cenderung lebih berisiko membuat anak mereka mengalami ADHD. Bayi yang lahir prematur mengalami peningkatan risiko mengalami kondisi ini juga.
Paparan Racun
Pada kasus langka, paparan racun pada lingkungan sekitar anak bisa meningkatkan risiko ADHD pada anak. Sementara itu, alergi makanan, pewarna makanan, serta gula bukan faktor yang bisa meningkatkan risiko ADHD.
Secara umum, bayi tidak akan didiagnosis dengan ADHD walau sudah tampak sejumlah tanda. Hal ini terjadi karena pada masa-masa awal kehidupan, bayi cenderung mengalami banyak perubahan.
Sejumlah gejala seperti rewel, menangis, dan lain sebagainya pada bayi juga mungkin menghilang setelah usia bertambah. Walau begitu, sejumlah gejala awal yang muncul patut menjadi perhatian orangtua dan perlu ditangani secara serius.
Baca juga:
Gejala ADHD pada Anak dan Penyebabnya, Orang Tua Wajib Tahu
Bekali Anak dengan Mie Goreng dan Nasi, Apa yang Harus Disiapkan?
Orangtua Perlu Tahu, Ini Kondisi Demam Pascaimunisasi yang Perlu Dikhawatirkan
Kenali Penyebab Munculnya Stres dan Kecemasan pada Anak
Anak Juga Bisa Alami Stres dan Kecemasan, Ini Gejala yang Perlu Diketahui Orangtua