Tak Hanya HMPV, Pakar Sebut Terdapat Dua Virus Lain yang Juga Perlu Mendapat Perhatian
Para ahli menyatakan bahwa terdapat tiga virus lain yang juga memerlukan perhatian selain HMPV.
Belakangan ini, Human Metapneumovirus (HMPV) menjadi topik hangat di kalangan masyarakat, terutama setelah terjadinya peningkatan kasus di China. Virus ini telah ada sejak tahun 2001 dan umumnya menyebabkan gejala yang tergolong ringan. Prof. Erlina Burhan, seorang anggota bidang penyakit menular dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), menegaskan bahwa HMPV bukanlah satu-satunya virus yang perlu diperhatikan saat ini. Ada setidaknya tiga virus lain yang juga harus diwaspadai, termasuk H1N1 dan COVID-19. "Jadi kalau saya sampaikan, sekarang ada tiga virus yang harusnya kita waspadai karena mirip ya, mirip-mirip flu gejalanya. Ada demam, pilek, batuk kering, badan enggak enak, kadang-kadang pusing. Itu sama H1N1 juga begitu kemudian COVID seperti itu, HMPV juga seperti itu," ungkap Erlina dalam sebuah konferensi pers daring.
Dokter spesialis paru tersebut menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai HMPV yang menyebabkan kejadian fatal atau kematian. Namun, bagi pasien yang memiliki riwayat asma, infeksi ini dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan sesak napas yang lebih parah. "Sedikit tambahan dari HMPV itu kalau kebetulan pasiennya asma biasanya ada mengi, biasanya lebih sesak tapi memang saya kira ketiga-tiganya patut kita perhatikan, patut kita beri perhatian tapi sebetulnya lebih banyak H1N1," jelasnya. Mengenai pencegahan, Erlina menyatakan bahwa ketiga virus tersebut dapat dihindari dengan langkah-langkah yang serupa. "Cara pencegahannya mirip-mirip saja semua, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, perilaku bersih sehat, pakai masker, jangan terlalu dekat kalau tidak pakai masker," tutupnya.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Kenapa ilmuwan meneliti virus purba di Himalaya? Penelitian itu memberi gambaran singkat tentang bagaimana virus beradaptasi dengan perubahan iklim selama ribuan tahun.
-
Bagaimana penularan virus HPV dan EBV? Dijelaskan bahwa virus HPV biasanya ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seksual. Sementara itu, virus EBV ditularkan melalui cairan tubuh. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk tidak berbagi benda apapun dengan orang lain. Terlebih peralatan makan, gelas, sikat gigi hingga pakaian.
-
Bagaimana cara kerja vaksin HPV? Cara kerja vaksin HPV adalah dengan meniru terjadinya infeksi virus HPV di dalam tubuh. Vaksin HPV mengandung protein yang dibuat menyerupai virus HPV. Setelah disuntikkan, protein ini akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi yang dapat melawan virus HPV. Antibodi ini akan mengikat virus HPV dan mencegahnya menginfeksi sel-sel di organ kelamin dan reproduksi.
-
Apa tujuan dari vaksin HPV? Tujuan dari vaksin HPV adalah untuk mencegah infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker dan kutil kelamin. Dengan mendapatkan vaksin HPV, seseorang dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan yang berkaitan dengan virus HPV.
Haruskah Pasien HMPV Diisolasi?
Ketika kita mengenang masa pandemi COVID-19, praktik isolasi bagi pasien menjadi hal yang biasa dilakukan. Isolasi ini bertujuan untuk mencegah pasien bergerak bebas dan menyebarkan virus kepada orang lain. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah pasien yang terinfeksi HMPV juga harus menjalani isolasi? "Menurut saya tidak perlu, cukup pakai masker dan minum obat saja (seusai gejala) karena kalau HMPV isolasi, pasien influenza isolasi juga dong, kan cara penularannya sama. Jadi enggak usah isolasi," kata Erlina.
Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan pendekatan yang berbeda terhadap penanganan pasien. Meskipun ada kesamaan dalam cara penularan antara HMPV dan virus influenza, tindakan isolasi mungkin tidak selalu diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan kesehatan harus disesuaikan dengan jenis virus dan situasi yang dihadapi, agar lebih efektif dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Risiko Pandemi HMPV Tidak Setinggi COVID-19
Berbeda dengan COVID-19 yang menyebabkan pandemi global, kemungkinan terjadinya pandemi akibat HMPV sangat rendah. Menurut Erlina, virus HMPV telah ada sejak tahun 2001 dan risiko pandeminya tergolong kecil. Meskipun ada kemungkinan terjadinya mutasi, masyarakat tidak perlu merasa khawatir karena umumnya mutasi yang terjadi menghasilkan virus baru yang lebih lemah. "Apa di masa depan ada kemungkinan potensi mutasi? Ada saja, virus ini memang bermutasi terus tapi sebagian besar mutasi ini menimbulkan virus baru yang lemah," kata Erlina kepada Health Liputan6.com.
Erlina juga menjelaskan bahwa meskipun mutasi dapat menghasilkan virus baru yang lebih kuat, kejadian semacam itu jarang terjadi. Oleh karena itu, secara umum, HMPV dapat mengalami mutasi, tetapi hasil dari mutasi tersebut cenderung menghasilkan virus yang lebih lemah. Dengan demikian, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak panik menghadapi potensi mutasi virus ini, karena sebagian besar mutasi tidak berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat secara signifikan.
HMPV Belum Timbulkan Dampak yang Fatal
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada laporan yang menunjukkan bahwa HMPV dapat menyebabkan kejadian yang fatal. "Sejauh ini, HMPV ini belum ada laporan yang fatal apalagi kematian karena memang umumnya ringan-ringan saja, tapi kenapa menjadi bahan pembicaraan mungkin karena kasusnya meningkat karena mudah sekali menular apalagi di musim dingin," ungkap Erlina. Pada umumnya, pasien yang terinfeksi HMPV menunjukkan gejala yang tidak berat. Pemulihan dapat dilakukan dengan cara beristirahat di rumah.
"Kalau batuk pilek ringan-ringan saja istirahat, kalau demam minum pereda demam, banyak minum, makan yang cukup, dan kalau perlu minum vitamin. Tujuannya hanya satu, untuk meningkatkan imun tubuh," tambahnya. Erlina juga mengingatkan tentang kapan seseorang harus memeriksakan diri ke dokter. "Kapan harus memeriksakan diri? Kalau Anda sudah minum obat dan lain-lain tapi makin berat nah itu bisa memeriksakan diri. Karena bisa saja terjadi infeksi dari berbagai virus," jelasnya.