Waspadai Komplikasi yang Mungkin Muncul Akibat Mpox atau Cacar Monyet serta Cara Pencegahannya
Mpox atau cacar monyet bisa menimbulkan berbagai kondisi komplikasi yang perlu diatasi.
Monkeypox atau cacar monyet, yang kini dikenal sebagai mpox, merupakan penyakit infeksius yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), dr. Hanny Nilasari, mengungkapkan bahwa komplikasi mpox tidak boleh dianggap remeh, karena dapat berujung pada kondisi yang mengancam nyawa, seperti sepsis—peradangan hebat di seluruh tubuh akibat infeksi yang menyebar.
-
Apa itu penyakit cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit. Penyakit ini disebabkan oleh virus, tepatnya adalah virus monkeypox.
-
Kapan ruam cacar monyet muncul? Gejala Cacar MonyetRuam: Ruam cacar monyet muncul setelah demam, dalam waktu 1-3 hari. Jenis ruamnya lebih bervariasi, termasuk makula, papula, vesikel, pustula, dan krusta. Ruam ini dapat muncul di area yang berbeda, termasuk wajah, tangan, dan bagian tubuh lainnya, dan dapat berlangsung lebih lama, hingga 2-4 minggu.
-
Apa itu Mpox? Vaksinasi menjadi salah satu langkah utama dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit, termasuk Mpox, yang belakangan ini menjadi perhatian global.
-
Apa yang menjadi penyebab utama dari cacar monyet? Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox dan termasuk ke dalam kelompok “zoonosis” atau bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Namun dalam perkembangannya, penyakit itu bisa menular dari manusia ke manusia.
-
Bagaimana cara penularan cacar monyet? Cacar monyet adalah penyakit yang bisa menular. Beberapa cara penularan cacar monyet, yaitu:Kontak dengan cairan tubuh, seperti darah atau air mani, dari orang atau hewan yang terinfeksi.Kontak dengan lesi cacar monyet di kulit mereka (termasuk di dalam hidung dan mulut).Tetesan pernapasan yang terhirup dari orang yang terinfeksi.Kontak dengan benda yang terkontaminasi, seperti pakaian atau alat makan, dari orang atau hewan yang terinfeksi.Gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, atau penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.
Dalam sebuah acara yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Hanny menjelaskan bahwa komplikasi lokal dari mpox dapat menyebabkan nyeri atau gatal di area kulit yang terinfeksi. Bahkan, jika infeksi terjadi di area mulut, dapat menyebabkan kelainan menelan yang serius.
“Di area mata juga kadang-kadang kita ketemu ada beberapa pasien yang mempunyai kelainan di area mukosa mata. Itu juga bisa terjadi suatu infeksi yang berkepanjangan sehingga manifestasi kelainan kulitnya atau kelainan di matanya itu bisa menjadi suatu komplikasi yang cukup berat di mana terjadi kebutaan,” ujar Hanny, menekankan betapa seriusnya kondisi tersebut dilansir dari Antara.
Mpox, yang ditularkan dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia, memiliki gejala awal yang sering kali tidak disadari. Hanny menjelaskan bahwa kelainan kulit merupakan manifestasi awal mpox, yang biasanya diawali oleh gejala demam, rasa tidak enak badan, nyeri otot, dan gejala subjektif lainnya. Kelainan kulit yang muncul ini sering kali menyerupai penyakit kulit lainnya, membuat banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi mpox.
Dalam kasus yang sangat berat, komplikasi syok sepsis dapat terjadi, di mana infeksi yang sangat parah menyebar ke seluruh tubuh hingga menyerang otak, berpotensi menyebabkan kematian. Meskipun demikian, Hanny menambahkan bahwa angka kematian akibat mpox cukup rendah, dengan angka kematian kurang dari 0,1 persen yang tercatat selama wabah pada tahun 2022.
Namun, penting untuk dicatat bahwa seseorang yang memiliki sistem imunitas tubuh yang baik tidak perlu terlalu cemas, karena tubuh mereka memiliki kemampuan untuk melawan infeksi ini.
“Apabila memiliki imunitas tubuh yang baik, tidak perlu cemas karena tubuh dapat melawan mpox itu,” jelas Hanny. Namun, ia juga mengingatkan bahwa tetap waspada sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki imunitas yang rendah.
Untuk mencegah penyebaran mpox, Hanny menekankan pentingnya mengetahui cara-cara penularan penyakit ini dan faktor risiko yang terkait. Kontak erat dengan hewan yang terinfeksi, pekerja kesehatan yang merawat pasien mpox, orang-orang dengan imunitas rendah, serta lelaki yang berhubungan seks dengan sesama lelaki adalah beberapa faktor risiko utama yang perlu diperhatikan.
Hanny menggarisbawahi pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan. “Pencegahan lebih baik, sehingga publik perlu mengetahui cara-cara penularan penyakit tersebut,” tegasnya.
Selain itu, menjaga imunitas dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, menerapkan pola hidup bersih, melakukan deteksi dini, membatasi jumlah pasangan seksual, serta menggunakan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan adalah langkah-langkah krusial yang harus diambil untuk mengurangi risiko infeksi.
Selain itu, Kementerian Kesehatan kini telah menyediakan vaksin yang dapat diberikan kepada kelompok berisiko tinggi.
“Vaksin juga bisa digunakan atau diberikan pada kelompok yang berisiko tadi, jadi supaya tidak terkena, tidak terinfeksi,” tambah Hanny.