Atjeh Tram, Sejarah Moda Transportasi Kereta Api Zaman Kolonial di Serambi Mekah
Pembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
Pembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
Atjeh Tram, Sejarah Moda Transportasi Kereta Api Zaman Kolonial di Serambi Mekah
Sejarah Singkat
Moda transportasi kereta api di Aceh saat masa kolonialisme Belanda berbeda jenisnya dengan kereta api yang ada di Pulau Jawa.
Kereta di Aceh saat itu termasuk dalam jenis trem yang lebarnya lebih kecil daripada kereta pada umumnya.
(Foto: dishub.acehprov.go.id)
-
Apa yang terjadi pada kereta api dari Surabaya di Rancaekek, Bandung? Kereta ini dijadwalkan tiba di stasiun pukul 20:00 WIB, namun hingga jam menunjukkan waktu tersebut kereta tak kunjung muncul. Jangankan fisiknya, suara, kepulan asap sampai lampunya saja tidak tampak dari kejauhan.
-
Mengapa jalur kereta api dibangun di Sumatera? Terbentuknya jalur rel kereta api di Sumatra tak lepas dari kebutuhan pemerintah Hindia Belanda dalam mobilisasi pengiriman logistik dan komoditas hasil bumi menuju pesisir untuk diperdagangkan.
-
Kapan kereta api menjadi pilihan transportasi di Sumatera? Hanya beberapa provinsi yang bisa merasakan kenyamanan dan ketepatan waktu dari kereta api, apa saja?
-
Kapan jalur kereta api Jogja-Bantul ditutup? Karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, PJKA akhirnya menutup jalur tersebut pada tahun 1973.
-
Apa saja rute kereta api yang terdampak akibat banjir di Semarang? Empat perjalanan KA tersebut sedianya berangkat dan menuju Stasiun Tawang Bank Jateng. Ia mengatakan beberapa titik yang terdampak banjir di wilayah Semarang tepatnya di petak Jalan Semarang Tawang-Alastua, petak Jalan Semarang Tawang-Semarang Poncol, dan petak Jalan Mangkang-Kaliwungu.
-
Kenapa perjalanan kereta api di Semarang mengalami keterlambatan? Banjir yang melanda wilayah Kota Semarang akibat curah hujan tinggi yang mengguyur Ibu Kota Jawa Tengah sejak Rabu (13/3) hingga Kamis dinihari mengganggu perjalanan kereta api yang melintas di jalur Pantura tersebut.
Melansir dari heritage.kai.id, rencana pembangunan jalur kereta api di Aceh dimulai saat Belanda menyatakan perang dengan Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1873.
Masa kekuasaan dari pihak Belanda terus berganti sampai pada tahun 1874 Banda Aceh sudah dikuasai oleh Jenderal Jan van Swieten.
Saat Swieten ditarik ke Batavia, pimpinan militer Belanda di Aceh diganti oleh Mayor Jenderal Johanes Ludovicious Jacobus Hubertus Pel.
Dirikan Rel Kereta Api
Pel, yang terkesima melihat jalur kereta api di Pulau Jawa membuat dirinya langsung menulis surat kepada Jenderal James Loudon tentang betapa pentingnya moda transportasi kereta api untuk menaklukan Kesultanan Aceh.
Surat terebut mendapat respons positif dan akhirnya pembangunan rel pun dimulai pada 26 Juni 1874 oleh divisi zeni KNIL dan sudah menyiapkan dana sebesar 540 ribu Gulden yang dicairkan dari Kementerian jajahan Belanda. Rel tersebut dibangun dengan standar rel yang ada di Pulau Jawa yaitu sebesar 1067 mm.
Pembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
Bernama Trem Aceh
Pada 12 November 1876, rel sepanjang 5 kilometer dari Pelabuhan Ulee Lheue menuju Banda Aceh telah selesai dibangun dan sudah bisa digunakan untuk aktivitas angkutan.
Melansir dari dishub.acehprov.go.id, kereta api ini dioperasikan oleh perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda yang bernama Atjeh Trem (AT) lalu berubah nama menjadi Atjeh Staats Spoorwegen (ASS) pada tahun 1916.
Sejak dibangunnya rel kereta di wilayah Serambi Mekah, Belanda berhasil menghubungkan seluruh akses pesisir pantai Utara hingga pantai Timur mulai dari Oelee Lheue sampai ke Pangkalan Susu, Provinsi Sumatra Utara.
Memasuki Perang Dunia II, Atjeh Tram kemudian diambil alih oleh Pemerintah Jepang sekira tahun 1942 dan perusahaan otomatis berada di bawah kendali pihak Jepang.
Setelah Perang Dunia II berakhir, Jepang berangsur mulai meninggalkan Aceh, kemudian saat ada kekosongan kekuasaan, Atjeh Trem kemudian dikuasai oleh masyarakat lokal.
- Kenangan yang Penuh Nuansa Klasik, 11 Potret Bus Kota Jakarta di Zaman Dulu
- 11 Potret Bus Kota Jakarta Zaman Dulu yang Klasik dan Berkesan.
- Sejarah Trem di Jakarta, Awalnya Ditarik Kuda hingga Diganti Bus Karena Ketinggalan Zaman
- Sejarah PLTA Kracak di Bogor, Berjasa Aliri Listrik untuk Trem di Batavia
Nasib Kereta Api di Aceh
Pada tahun 2002, telah dirancang pengembangan kereta api Sumatra yang sudah disepakati oleh Gubernur se-Sumatra. Program ini diberi nama Trans Sumatera Railway Development yang menghubungkan antara Kota Aceh dengan kota lain di Pulau Sumatra.
Pembangunan jalur kereta api di Aceh dimulai dari Bireuen-Lhokseumawe. Kemudian pada tahun 2013, lintasan tersebut bertambah dengan tujuan Stasiun Krueng Mane-Bungkaih-Krueng Geukueh sebagai bagian dari uji coba jalur.
Namun, akhirnya jalur yang bertahan yaitu Krueng Mane-Bungkaih-Krueng Geukueh. Jalur tersebut menjadi jalur Standard Gauge yang paling aktif di Indonesia.