Awalnya Sebagai Media Curahan Hati, Ini Fakta Menarik Senandung Jolo dari Muaro Jambi
Dulu disenandungkan saat masyarakat Muaro Jambi berangkat menuju sawah ataupun ketika hendak memasang alat pancing ikan.
Dulu disenandungkan saat masyarakat Muaro Jambi berangkat menuju sawah ataupun ketika hendak memasang alat pancing ikan.
Awalnya Sebagai Media Curahan Hati, Ini Fakta Menarik Senandung Jolo dari Muaro Jambi
Indonesia begitu beragam akan tradisi dan budaya yang amat kaya raya, baik itu dalam bentuk kesenian hingga upacara adat. Berbicara soal kesenian, tiap daerah tentu memiliki ciri dan nama masing-masing yang tentunya unik serta bermakna.
Di Provinsi Jambi, tepatnya di Dusun Tunjung, Kabupaten Muaro Jambi terdapat salah satu tradisi tutur sastra yang sudah lahir sejak cukup lama yaitu Senandung Jolo.
-
Mengapa tari tradisional disebut sebagai wujud budaya daerah? Tari tradisional adalah wujud sebuah budaya di suatu daerah.
-
Apa definisi dari tari tradisional yang diwariskan secara turun temurun di suatu daerah? Tari tradisional adalah tarian yang berkembang dan dilestarikan secara turun temurun di suatu daerah tertentu. Tari tradisional merupakan bagian dari kebudayaan suatu daerah.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa yang menjadi tradisi turun-temurun di Dusun Thekelan? “Tujuan kami adalah untuk mempererat tali silaturahim dan untuk mempersatukan kami karena ini adalah suatu adat yang sudah turun-temurun sejak zaman dulu di dusun kami,”
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
Kini, Senandung Jolo sudah terdaftar dalam Warisan Budaya Tak benda (WBTB) pada tahun 2014 silam. Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
Penasaran dengan fakta unik dari Senandung Jolo dari Muaro Jambi? Simak informasi selengkapnya yang dirangkum merdeka.com (10/6) dari berbagai sumber berikut ini.
Sarana Curahan Hati
Mengutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, Senandung Jolo awalnya sebuah kesenian sastra dalam bentuk pantun yang dinyanyikan. Kesenian ini cukup berkembang di Dusun Tanjung, Kabupaten Muaro Jambi.
Menariknya, masyarakat sekitar awalnya mengucapkan Senandung Jolo ini sebagai media curahan hati yang diungkapkan saat berangkat menuju sawah atau pada saat di perahu setelah memasang alat tangkap ikan.
Dalam Posisi Duduk
Seiring berjalannya waktu, kesenian Senandung Jolo berkembang menjadi sebuah seni pertunjukan. Banyak pertunjukannya yang diiringi dengan alunan musik.
Keunikan dari pertunjukan Senandung Jolo ini adalah pemain musik serta penyanyinya selalu dalam posisi duduk. Meski jumlah pemain musik dan penyanyinya tidak dibatasi, namun secara pertunjukan Senandung Jolo harus memiliki pemain musik dam penyanyi minimal dua orang.
- Dianggap 'Kutukan Firaun', Danau Suci di Mesir Tak Mengering Selama 3.000 Tahun, Ahli Ungkap Fakta Sebenarnya
- Uniknya Ngajodang, Cara Memancing Khas Pangandaran Bisa Dapat Banyak Jenis Ikan dalam Satu Waktu
- Mengenal Ikan Kodok, Hewan Endemik Perairan Maluku yang Terancam Punah
- Heboh Ulat Bulu Bisa Bunuh Manusia Dalam Waktu 4 Jam, Kemenkes Ungkap Faktanya
Saling Berbalas Pantun
Dalam setiap pertunjukan Senandung Jolo, syair-syair pantun yang dinyanyikan pun saling berbalas serta diiringi dengan alat musik. Senandung Jolo biasa hadir ketika pesta perkawinan, pesta panen, serta acara seremonial yang diselenggarakan pemerintah.
Secara umum, Senandung Jolo ditampilkan pada malam hari. Durasi pementasannya pun tidak terbatas atau bisa juga disesuaikan dengan situasi serta kondisi tertentu.
Pernah Raih Rekor MURI
Belum lama ini pertunjukan Senandung Jolo baru saja meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada Mei 2024 lalu. Gelaran ini telah dimainkan sebanyak 1.012 pelajar SMP pada puncak acara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Penghargaan MURI ini diberikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muaro Jambi yang sudah melibatkan 1.012 pelajar SMP dalam pertunjukan ini. Penyelenggaraan ini masih berkaitan dengan melestarikan budaya dan kesenian asli dari Muaro Jambi.
Melansir dari kanal Antara, Senandung Jolo kini diiringi oleh alat musik Gambang atau sejenis perkusi yang terbuat dari beberapa bilah kayu. Kemudian ada gong lalu ada tambahan menggunakan rebana siam dan gendang bermuka dua.