Gemar Menulis Sejak Remaja, Sosok Wanita Ini Jadi Tokoh Pers Lintas Zaman Indonesia
Sosok Ani Idrus, wartawati senior dengan segudang pengalamannya di bidang jurnalistik dan politik.
Sosok wartawati senior ini menjadi tokoh penting di dunia pers.
Gemar Menulis Sejak Remaja, Sosok Wanita Ini Jadi Tokoh Pers Lintas Zaman Indonesia
Perkembangan dunia pers di Indonesia tak bisa dipungkiri dari nama-nama besar yang berkecimpung di dalamnya. Salah satu sosoknya yaitu Ani Idrus, wartawati kelahiran 25 November 1918 di Sawahlunto, Sumatra Barat.
Perjalanan Ani di dunia pers tak perlu diragukan lagi. Selain menjadi wartawati senior Indonesia, namanya juga melalang buana hingga kancah internasional. Ia juga tak ketinggalan mendirikan beberapa organisasi, surat kabar, dan juga majalah.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa JIS jadi sorotan? Stadion JIS tengah mendapat sorotan. Tak hanya lokasinya yang dipilih sebagai venue Piala Dunia U-17 2023, namun juga kondisi rumputnya yang sempat dianggap tak layak oleh warganet.
-
Sujud sahwi itu apa sih? Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan ketika seseorang kelupaan dalam salat. Melupakan rakaat saat salat merupakan hal yang wajar, karena manusia memang tempatnya lupa.
-
Siapa yang menulis kesan terhadap Tirto Adhi Soerjo dalam artikel "Mangkat"? Seorang anak didik Tirto Adhi Soerjo lainnya, Mas Marco Kartodikromo, menulis kesan terhadap gurunya itu melalui artikel bertajuk "Mangkat" yang dimuat di surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
Tak hanya menjadi juru tulis, pengalaman hidup Ani rupanya juga berkecimpung di dunia politik yang tergabung dalam organisasi "Indonesia Muda" yang menjadi wadah perjuangan pergerakan pemuda saat itu.
Berikut sosok Ani Idrus wartawati asal Sawahlunto dengan segudang pengalamannya yang dihimpun dari beberasa sumber.
Profil dan Pendidikan
Ani Idrus lahir dari pasangan Siti Djalisah dan Sidi Idrus.
Semasa hidupnya, Ani justru tumbuh besar bersama ayah tirinya bernama Misan.
Ayahnya merupakan juru tulis untuk sebuah kantor pertambangan dan sedangkan ibunya adalah istri kedua yang bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Kondisi kekeluargan Ani Idrus tidak berjalan mulus. Ayah dan Ibu Ani kerap sekali bertengkar hingga memicu perceraian. Ani yang menyaksikan kejadian tersebut memiliki pandangan terhadap sebuah ikatan pernikahan yang tidak ideal.
Pada tahun 1929, Ani bersama ibu dan adiknya pindah ke Medan dan melanjutkan sekolah madrasah di sana. Setelah lulus, Ani melanjutkan studi di Methodist English School.
Rentang tahun 1962-1965, Ani masuk Fakultas Hukum Universitas Islam Sumatra Utara (UISU).
Awal Karier
Bibit-bibit menulis Ani sudah mulai terpancar ketika masih dibangku sekolah. Ia begitu memiliki perhatian besar terhadap permasalahan di bidang kemasyarakatan dan juga politik.
Perjalanan karier Ani sebagai wartawan tidaklah mudah, di zaman Belanda profesi yang satu ini kerap menerima perlakuan yang negatif dan sosok wartawan harus berani menerima resiko tersebut.
Ani Idrus pertama kali terjun di dunia wartawan tepat pada tahun 1930. Ia mulai menulis untuk majalah "Panji Pustaka" di Jakarta. Tahun 1936, Ani bekerja di media "Sinar Deli" Medan sebagai pembantu untuk majalah "Politik Penyedar".
Tahun 1938, Ani menerbitkan majalah politik "Seruan Kita" bersama sang suami H. Mohammad Said dan majalah "Harian Waspada" di tahun 1947. Lalu, dirinya menerbutkan majalah "Dunia Wanita" pada tahun 1949.
- Barisan Para Jenderal TNI-Polri Bersatu Antar Prabowo-Gibran ke KPU, Ini Profilnya
- Mirip Kaesang, Politisi-Politisi ini Punya Karir Moncer di Partai dan Langsung Diberi Kursi Empuk
- Terancam Dipecat PDIP, Ini Sederet Kiprah Budiman Sudjatmiko di Dunia Politik
- PDIP soal Koalisi Gemuk Prabowo: Minim Gagasan, Malah Seperti Rebutan kekuasaan
Perjalanan Jurnalistik
Selama dirinya berkarier di dunia pers dan jurnalistik, Ani kerap sekali pergi ke luar negeri untuk meliput. Mulai dari Jepang pada tahun 1953 dan Tiongkok setahun sesudahnya.
Kemudian, tahun 1955 Ani bertugas ke Belanda, Belgia, Prancis, dan Italia sekaligus perundingan Tunku Abdul Rahman dengan Ching Peng di Malaysia. Tahun 1956, mengunjungi Amerika, Mesir, Turki, Jepang, Hong Kong, dan Thailand.
Tahun 1961 dan 1962, Ani mengunjungi Inggris dan Jerman Barat dan Paris. Tahun 1963, Ani ikut rombongan Menteri Luar Negeri menuju Manila, Filipina, dan ikut dalam perjalanan Presiden R.I dalam penyerahan Irian Jaya ke Indonesia.
Terjun di Dunia Politik
Tak hanya di bidang jurnalistik, Ani juga ikut andil dalam dunia politik bergabung dengan organisasi "Indonesia Muda". Di organisasi tersebut, Ani menjabat sebagai Wakil Ketua.
Tahun 1937 menjadi anggota partai Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Medan. Tahun 1949, menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI). Perannya di PNI pernah menjadi Ketua Peneranga dan menjadi anggota Pleno Pusat PNI di Jakarta.
Tahun 1950, Ani resmi mendirikan "Front Wanita Sumatera Utara" dan menduduki jabatan ketua. Kemudian, menjabat sebagai Ketua Keuangan Kongres Rakyat Seluruh Sumatra Utara menuntut pembubaran negara bagian "Negara Sumatra Timur".
Karya Tulis
Selama menekuni profesi di bidang jurnalistik, Ani Idrus turut melahirkan beberapa karya-karya tulisnya.
Mengutip dari beberapa sumber, karya Ani di antaranya Buku Tahunan Wanita (1953), Menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci (1974), Wanita Dulu Sekarang dan Esok (1980), Terbunuhnya Indira Gandhi (1984).