Jadi Masjid Tertua di Padang Sidempuan, Ini Keunikan Masjid Syekh Zainal Abidin
Masjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Masjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Jadi Masjid Tertua di Padang Sidempuan, Ini Keunikan Masjid Syekh Zainal Abidin
Sumatra Utara menjadi salah satu lokasi penyebaran agama Islam di Indonesia. Hal ini terlihat dari ditemukannya jejak-jejak peninggalan dari tokoh penyebar agama Islam, salah satunya di Padang Sidempuan.
Masjid Syekh Zainal Abidin merupakan masjid tertua yang ada di Padang Sidempuan. Sampai saat ini, bangunan tersebut masih berdiri kokoh.
Penasaran dengan keunikan masjid tua yang satu ini? Simak ulasannya yang dihimpun dari beberapa sumber berikut.
-
Apa arti nama Syahabuddin dalam konteks Masjid di Kerajaan Siak? Melansir dari beberapa sumber, berasal dari gabungan kata bahasa Persia yaitu "Syah" yang artinya penguasa dan juga bahasa Arab "Al-din" berarti agama. Dari penamaan tersebut bahwa sultan sebagai Pemimpin kerajaan dan agama.
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
-
Kenapa Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman diberi nama itu? Pemberian nama Masjid Jami Sultan Abdurrahman merupakan penghormatan kepada pendiri Kota Pontianak, Sultan Sayyid Syarif Abdurrahman.
Awal Berdiri
Dihimpun dari artikel "Eksistensi Masjid Syekh Zainal Abidin di Desa Pudun Julu Kota Padangsidimpuan (1880-2020)", masjid ini dibangun oleh seorang ulama bernama Syekh Zainal Abidin, seorang Batak bermarga Harahap.
Awalnya bangunan masjid ini masih sangat sederhana, hanya berbentuk dua buah surau dari kayu yang terpisah untuk jemaah laki-laki dan perempuan. Surau ini tak hanya menjadi rumah ibadah, tetapi juga tempat belajar ilmu agama Islam.
Seiring berjalannya waktu, jemaah dan pengikut di masjid ini semakin banyak. Syekh Zainal Abidin lantas membangun sebuah masjid.
Masjid ini berfungsi untuk pembinaan ketauhidan, pembinaan kualitas ibadah, pembinaan baca tulis Al-Qur'an dan sebagainya.
Desain yang unik
Masjid yang berada di Desa Pudun Jae, Kecamatan Padang Sidempuan ini sampai sekarang masih berdiri kokoh dengan ciri arsitektur yang unik.
Mengutip dari Antara, masjid ini memiliki gaya arsitektur Arab yang dipadu dengan Jawa.
Masjid ini terbuat dari batu kapur dan tanah yang disusun dengan rapi. Kemudian ditopang 1 tiang pilar di dalam ruangan dan 8 pilar lainnya berada di bagian luar bangunan masjid. Masjid Syekh Zainal Abidin sendiri bisa menampung hingga lebih dari 100 jemaah.
Di bagian luar, terdapat lima buah menara yang masih terlihat orisinal alias seperti aslinya ketika dibangun pada tahun 1901 silam. Namun, bangunan yang tergolong tua ini masih begitu elok nan kokoh sejauh mata memandang.
Ada Makam
Tak hanya menjadi bukti sejarah perkembangan Islam di Padang Sidempuan, masjid ini juga menjadi salah satu destinasi wisata sejarah.
Masyarakat sekitar kerap mampir untuk melaksanakan ibadah salat.
Selain itu, tak sedikit juga masyarakat yang berziarah ke makam sang pendiri masjid, Syekh Zainal Abidin yang berjarak 400 meter saja dari masjid itu.
(Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id)
Daya Tarik Masjid
Daya tarik utama Masjid Syekh Zainal Abidin ini adalah gaya arsitektur yang berbeda di banding masjid lainnya yang ada di Padang Sidempuan.
Contohnya, pada bagian dinding masjid yang tebal dan langsung terhubung dengan bagian atas atau atap masjid. Keseluruhan dinding bagian atas berbentuk melengkung dan membentuk lafaz Allah.
Meski beberapa bagian masih orisinal, ada juga beberapa bagian masjid yang sudah diperbarui lantaran sudah tidak layak. Seperti bak penampungan air tempat mengambil air wudu dan bagian jendela serta lantai masjid telah diremajakan.