Keunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Keunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Salah satu tradisi unik yang sudah dilakukan secara turun-temurun dan sudah tumbuh di lapisan masyarakat Minang adalah Bajapuik. Tradisi ini dilakukan ketika prosesi perkawinan dalam adat Padang Pariaman yang terbilang cukup unik dan tidak ada di tradisi manapun.
Bajapuik dilandasi dengan pandangan masyarakat Minang dengan sistem kekerabatan Matrilineal atau mengikuti keturunan dari pihak ibu. Dalam hukum Pariaman, bahwa posisi calon suami adalah sebagai tamu di rumah calon istrinya.
Mengantar Mempelai Pria
Mengutip indonesia.go.id, terdapat istilah yang selalu dipegang teguh oleh masyarakat Pariaman, yaitu "datang karano dipanggia, tibo karano dijapuik" yang artinya datang karena dipanggil, tiba karena dijemput. Terlihat jelas bahwa setiap proses perkawinan mempelai laki-laki yang diantar ke rumah istrinya.
-
Apa itu Surat Batak? Aksara Batak ini biasa disebut dengan Surat Batak atau Surat na Sampulu Sia yang artinya kesembilan belas huruf atau bisa juga disebut Si Sia-sia.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Apa itu Pupuik Batang Padi? Alat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup. Berawal dari sebuah budaya masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani, Pupuik Batang Padi semakin berkembang seiring berjalannya waktu menjadi salah satu media hiburan.
-
Bagaimana cara masyarakat Padang Pariaman mempraktikkan tradisi Batagak Kudo-Kudo? Dalam pelaksanaan Batagak Kudo-Kudo ada beberapa langkah yang harus dilakukan, seperti musyawarah, mengundang, malam mambungkui, penyambutan tamu, laporan pembangunan, kemudian Batagak Kudo-Kudo, serta makan bajamba.
-
Kenapa masyarakat di Pantai Menganti melakukan berbagai ritual adat? Pantai Menganti juga memiliki beberapa ritual adat yang dilakukan masyarakat setempat untuk menjaga keselamatan, mendapatkan perlindungan, dan hasil tangkapan ikan melimpah.
Dari pihak laki-laki, Bajapuik juga bagian dari simbol melepaskan anak laki-lakinya yang diantar oleh kerabat dekat. Karena anak laki-laki dianggap sebagai "orang jemputan" yang wajib dilakukan oleh keluarga mempelai perempuan.
Uang Japuik
Sebelum prosesi dilakukannya Bajapuik, terdapat pemberian sejumlah tanda berupa Uang Japuik sebelum pernikahan dilangsungkan. Adapun jumlah nominalnya disesuaikan dengan kesepakatan antara Paman (mamak) pengantin pria dari pihak ibu.
Dalam diskusi dan kesepakatan yang dicapai untuk pemberian Uang Japuik ini dilaksanakan dalam sebuah acara bernama Batimbang Tando.
Salah satu pertimbangannya melalui status sosial si mempelai laki-laki. Apabila dari kalangan buruh, pedagang, atau berpenghasilan rendah, biasanya Uang Japuik cenderung lebih sedikit dan rendah begitu juga sebaliknya. Tetapi, semua itu kembali lagi ke kedua belah pihak sesuai kesepakatan.
Tahapan Bajapuik
Adapun beberapa tahapan pelaksanaan tradisi Bajapuik, mulai dari Maantaan Asok atau Marantak Tanggo (mengantarkan asap) yang bermakna perkenalan keluarga dari kedua pihak calon mempelai.
Lazimnya keluarga calon mempelai perempuan akan mendatangi kediaman keluarga calon mempelai pria, kemudian dilanjutkan dengan waktu penentuan pernikahan atau disebut dengan Bakampuang Kampuangan.
Ketika hari pernikahan, barulah prosesi Bajapuik atau menjemput mempelai laki-laki dilaksanakan sekaligus membawa Uang Japuik yang sudah disepakati oleh kedua pihak keluarga.
Ada Sanksi yang Berlaku
Mengutip artikel "Budaya Hukum Perkawinan Bajapuik bagi Masyarakat Pariaman", terdapat sanksi moral apabila tidak melangsungkan prosesi adat Bajapuik ini.
Sanksi ini berlaku kepada keluarga dari pihak Anak Daro yang akan dipandang rendah serta mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari semua keluarga karena tidak menegakkan sistem adat yang berlaku.
Lebih parahnya, apabila tradisi Bajapuik tidak dilaksanakan keluarga mempelai laki-laki memutuskan untuk tidak jadi menikah karena merasa tidak dihargai.