Mengenal Uniknya Pantai Bakaro di Manokwari, Ada Tradisi Memanggil Ikan Pakai Peluit
Memanggil ikan memakai peluit merupakan bagian dari tradisi warga di Pantai Bakaro sejak puluhan tahun silam
Memanggil ikan memakai peluit merupakan bagian dari tradisi warga di Pantai Bakaro sejak puluhan tahun silam
Di Kepulauan Papua, terdapat kawasan surga tersembunyi bernama Pantai Bakaro. Lokasinya persis di Desa Sunsweni, Kecamatan Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Lokasi ini menyuguhkan pemandangan pantai yang masih alami, dengan garis pasir putihnya yang membentang. Air laut di sini juga terkenal jernih dan berwarna biru, sehingga para pengunjung akan merasa nyaman saat menghabiskan waktu di Pantai Bakaro.
Menariknya, terdapat sebuah kearifan lokal unik di Pantai Bakaro, yakni memanggil ikan menggunakan peluit. Aktivitas ini dilakukan oleh warga setempat, untuk memberi makan ikan-ikan di laut.
Pantai ini benar-benar menghadirkan pengalaman liburan yang tak terlupakan bagi siapa pun yang menapaki keindahannya. Yuk kenalan lebih dekat dengan keunikan Pantai Bakaro.
Terdapat banyak pantai yang berada di Kabupaten Manokwari, masing-masing memiliki keunikan tersendiri seperti di Pantai Bakaro.
Gambar: Pemkab Manokwari
Ini karena pantai ini menyajikan area yang bersih, sekaligus masih terjaga kondisi alamnya.
Loksinya juga jauh dari hiruk pikuk perkotaan, sehingga pengunjung bisa mendapatkan rasa tenang saat bermain pasir di Pantai Bakaro.
Mengutip laman Pemkab Manokwari, harga tiket masuk menuju pantai ini amat murah meriah yakni Rp20 ribu per orang.
Pemandangan bebatuan karang di Pantai Bakaro jadi daya tarik tersendiri. Ini karena bentangan karangnya tidak terlalu besar, serta di beberapa bagiannya menjadi penampung air laut serupa kolam.
Deretan pepohonan hijau juga banyak dijumpai di garis pantai, berupa pohon kelapa dan lain sebagainya. Kombinasi cantik menjadi daya pikat bagi para fotografer untuk berburu pemandangan, maupun matahari terbit dan tenggelam.
Sebenarnya, pantai ini bisa digunakan untuk berenang. Namun pengunjung tetap perlu meningkatkan kewaspadaan, mengingat ombak di sana yang cukup besar. Saat musim angin, ombak bisa cukup tinggi dan dikhawatirkan menggulung siapa saja yang nekat berenang.
Saat ini di kawasan tersebut sudah memiliki spot selfie yang asyik. Letaknya persis di pinggir pantai, dan langsung menghadap ke laut lepas.
Mengutip youtube Wisata Papua, spot ini berada di atas panggung kayu dengan hiasan berbentuk hati. Di bagian atasnya, terdapat tulisan Pantai Bakaro yang cukup besar sehingga cocok untuk diabadikan.
Jam terbaik berkunjung ke sini adalah saat pagi sekitar pukul 07.00 atau sore, mulai pukul 16:00. Di waktu-waktu ini, nuansa golden hour amat terasa.
Keunikan utama dari pantai ini sebenarnya ada di tradisi lokalnya, yakni memanggil ikan menggunakan pluit. Ikan yang dipanggil pun merupakan ikan dari laut lepas dan bukan peliharaan.
Tidak ada yang tahu pasti kapan tradisi ini dimulai, namun mengutip laman Indonesia Kaya kegiatan tersebut dipelopori oleh warga setempat bernama Lukas. Sudah sejak 1995 ia melakukan aktivitas ini.
Tradisi ini dilakukan dari pinggir pantai dengan cara meniupkan pluit, dan menebar sarang rayap sembari menepuk-nepuk air.
Mulanya, memanggil ikan merupakan cara menangkap ikan yang ramah. Ia dari hati, menolak keras cara berburu ikan menggunakan bom atau benda apapun yang dapat merusak ekosistem laut di sana.
Namun lambat laun, tradisi ini juga bergeser menjadi memberi makan ikan dan bukan lagi untuk menangkap ikan. Beberapa warga pun mengikuti dan merawat tradisi memanggil ikan, hingga menjadi ciri khas di Pantai Bakaro yang berpasir putih.
Aktvitas memanggil ikan kemudian menjadi kebiasaan warga, salah satunya dengan tujuan melestarikan alam.
Gambar: Youtube Jefri Tandiling
Pemanggilan ikan bukan bersifat memaksa, alias hanya dilakukan menggunakan peluit dan menebarkan saran rayap sebagai makanan.
Ini juga jadi cara warga di Desa Bakaro untuk menyapa ikan-ikan di sana, dan memberi makannya sebagai bentuk terima kasih. Beberapa ikan yang biasanya muncul di antaranya ikan Kapas, Kakatua, Belanak, Ikan Badut hingga Bubara.
Tradisi ini masih terus dipertahankan, dan menjadi tontonan menarik masyarkat saat berkunjung ke Pantai Bakaro.
Ketika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca SelengkapnyaBiasanya tradisi Manjalang Mintuo ini juga dibarengi dengan saling bermaaf-maafan sekaligus membawa rantang yang berisikan berbagai macam masakan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.
Baca SelengkapnyaWalaupun pesisir Demak diterjang banjir rob sekalipun, tradisi itu tetap digelar
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaTradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaPantun palang pintu Betawi adalah salah satu bentuk seni tradisional masyarakat Betawi yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri.
Baca SelengkapnyaAcara Ngarot jadi pameran hasil tani khas Sumedang
Baca Selengkapnya