Kisah Miris Keluarga Jalani Karantina Sebulan, Tak Dapat Bantuan Pemerintah
Satu keluarga di wilayah Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah sebulan melakukan karantina mandiri setelah salah satu anggota keluarga mereka dinyatakan positif COVID-19 dari hasil swab test.
Satu keluarga di wilayah Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah sebulan melakukan karantina mandiri. Bukan tanpa alasan, keluarga ini melakukan karantina setelah salah satu anggota keluarga mereka dinyatakan positif COVID-19 dari hasil swab test.
Namun mirisnya keluarga ini mengaku belum pernah menerima bantuan dari pemerintah, bahkan sampai sebulan berjalan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Dari pemerintah kami belum terima bantuan apapun, hanya saja ada bantuan dari tetangga sekitar seperti beras, sayur, ikan dan minyak tanah," ungkap Hj. Rusneli, dilansir dari Liputan6.com, Rabu (27/5).
Tidak Bisa Mencari Nafkah
Rusneli mengatakan ekonomi keluarganya lumpuh karena karantina. Sejak salah satu anggota keluarganya dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil swab oleh laboratorium RSUD Prof WZ Johannes Kupang, keluarga ini tidak bisa mencari nafkah untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Hampir sebulan ini mereka tidak bisa beli makanan.
"Selama ini kami tidak bisa keluar rumah, tapi bantuan dari pemerintah belum pernah ada. Selama menjalani karantina mandiri, tetangga yang membantu kami, memberikan kami beras, sayur dan ikan dan minyak tanah," ucapnya.
Khawatir Masyarakat Sekitar Terkena Dampak COVID-19
Selama ini, enam anggota keluarga tidak pernah keluar rumah. Mereka tetap bertahan di dalam rumah sesuai dengan protokol karantina mandiri yang ditetapkan pemerintah. Namun, Ia juga meminta pemerintah memperhatikan kondisi keluarganya yang serba kekurangan.
"Kalau kami mau keluar rumah kasihan masyarakat, karena kalau kami keluar rumah pasti masyarakat juga akan terkena dampak virus corona, sebab saat ini salah satu anggota keluarga kami positif Covid 19 dan sedang dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Dibenarkan Ketua RT Setempat
Sementara Ketua RT 43 RW 009, Jaenap membenarkan bahwa keluarga ini memang melakukan karantina mandiri semenjak salah satu anggota keluarganya dinyatakan positif COVID-19 sekitar sebulan lalu.
Selama karantina mandiri, keluarga ibu Hj. Rusneli tetap berada di rumah saja, tidak pernah beraktivitas di luar.
"Ibu Hj. Rusneli juga pernah mengeluh saat menjelang hari raya Idul Fitri, di mana mereka sudah kekurangan beras. Kami akhirnya menyampaikan ke kelurahan tetapi yang bantu bukan dari kelurahan malah dari Puskesmas Wolomarang berupa mi 10 bungkus, telur dan beras satu karung," Jaenap menjelaskan.
Tetangga Sekitar Merasa Iba
Saat ini, kelurga ini hanya mengharapkan bantuan dan uluran tangan dari tetangga sekitar karena dari pemerintah sama sekali belum ada sama bantuan.
Selama menjalani masa karantina mandiri setelah salah keluarganya positif COVID-19, pintu rumah mereka juga selalu terlihat tertutup rapat. Mereka hanya berkomunikasi dengan masyarakat dan tetangga sekitar melalui jendela rumahnya.
Akan Ditindak Lanjuti oleh Pemerintah Setempat
Sementara Juru Bicara (Jubir) COVID-19 Sikka dan juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengatakan data karantina mandiri dan terkonfirmasi positif COVID-19 sudah diserahkan ke BPBD Kabupaten Sikka dan Dinas Sosial Kabupaten Sikka.
"Untuk semua daftar nama keluarga yang terkena dampak postif COVID-19 juga diserakan ke BPBD Sikka dan Dinas Sosial Kabupaten Sikka, pasti akan ditindaklanjuti bantuannya," ungkapnya.
Kasus ini juga akan dijadikan evaluasi bersama BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Sikka, dan segera ditindaklanjuti. Pihak BPBD dan Dinsos setempat juga berharap masyarakat terdampak COVID-19 segera tertangani.