Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Tepat tanggal 22 Desember 1948, Ir. Soekarno, Haji Agus Salim, dan Sutan Syharir dibawa ke Berastagi dan diamankan di Parapat.
Sementara itu, Dr. Moh. Hatta, Mr. Ali Sastroamidjojo, Mr. Moh. Roem dan beberapa tokoh lainnya diamankan di Pesanggrahan Menumbing. Ketika mereka diamankan dan diasingkan menjadi momen penting untuk menentukan arah Bangsa Indonesia setelah ini.
Di Pesanggrahan Menumbing inilah banyak saksi bisu pengasingan para tokoh nasional sampai lahirnya perjanjian Roem-Royen.
Seperti apa kisah dan tempat Pesanggrahan Menumbing di Bangka Belitung? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Penginapan Pegawai Timah
Pesanggrahan Menumbing terletak di Bukit Menumbing, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung.
Tempat ini dulunya dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927 silam.
Tujuan didirikannya bangunan ini sebagai tempat istirahat para penambang Timah.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Apa yang dilakukan Presiden Soekarno di Pesanggrahan Kotanopan? Presiden Soekarno kala itu sempat melakukan pidato singkat untuk mempersatukan masyarakat Sumatra yang ingin merdeka.
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Kapan Raja Narasinga II memerintah? Dia memerintah sejak tahun 1473.
-
Apa yang terjadi saat Pramono Anung dan Puan Maharani bertemu dengan Prabowo Subianto? Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terekam dalam kamera saat dirinya menarik bakal calon gubernur Jakarta Pramono Anung ke hadapan presiden terpilih Prabowo Subianto.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
Adapun beberapa tokoh yang tinggal di bangunan seperti villa mewah pada zamannya itu, di antaranya Mohammad Hatta, Abdoel Gaffar Pringgodigdo, Soerjadi Soerjadarma, Assaat, Ali Sastroamidjojo, dan Mohamad Roem.
Pengasingan Tokoh Nasional
Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
Selama di tempat ini, mereka hidup dengan kamar terpisah, Soekarno menempati kamar 12, Mohammad Roem di kamar 12-A, sedangkan Agus Salim berada di kamar 11.
Meski dipisahkan, para tokoh juga memikirkan nasib negara Indonesia pada saat itu. (Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Pesanggrahan Menumbing sendiri berada di ketinggian sekitar 445 meter di atas permukaan laut.
Di sekitar lokasi pun masih banyak ditumbuhi tanaman kayu dan juga hutan konservasi.
Tak heran di tempat ini memiliki hawa yang cenderung sejuk layaknya villa yang berada di pegunungan.
Pindah Tempat
Soekarno merasa tidak nyaman dan tidak betah dengan suasana dingin puncak Bukit Menumbing. Ia bersama Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun dipindahkan ke Pesanggrahan Muntok.
Meski mereka terpisahkan semakin jauh, para tokoh pun tak henti-henti berjuang melalui jalur diplomasi. Mereka terus memikirkan konsep strategi perundingan agar bisa mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Perjanjian Roem-Royen
Setelah menyiapkan strategi perundingan, akhirnya waktu yang dinanti pun tiba. Tepat 17 April 1949, delegasi Indonesia bersama Belanda memulai perundingan untuk merampungkan kembalinya mereka ke Tanah Air.
Perjanjian ini diwakili oleh Mohammad Roem dan Herman van Roijen yang sampai sekarang dikenal sebagai Perjanjian Roem-Roijen atau Royen.
- Cerita Rasisme Stasiun Tanjung Priok di Zaman Kolonial, Ruang Tunggu Penumpang Belanda dan Pribumi Terpisah
- Sosok Pong Tiku, Pemimpin Asal Bugis yang Melawan Kolonial Belanda Terlama di Sulawesi Selatan
- Menilik Sejarah Gedung Balai Kota Padang, Bangunan Klasik yang Kental dengan Budaya Kolonial
- Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Usai perjanjian itu disepakati, Ir. Soekarno pada 6 Juli 1949 bisa bebas dari pengasingan dan kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota sementara Indonesia. (Foto: wisatamentok.ubb.ac.id)