Melihat Jejak Sejarah Eijkman, Lembaga Riset Kesehatan Warisan Belanda
Badan riset kesehatan yang berdiri sejak era Kolonial Belanda ini berperan penting atas penemuan konsep vitamin ketika terjadi wabah penyakit beri-beri.
Badan riset kesehatan yang berdiri sejak era Kolonial Belanda ini berperan penting atas penemuan konsep vitamin ketika terjadi wabah penyakit beri-beri di Batavia.
Melihat Jejak Sejarah Eijkman, Lembaga Riset Kesehatan Warisan Belanda
Wabah penyakit sudah bermunculan sejak pendudukan Belanda di Bumi Nusantara. Masalah ini membuat para pakar ahli di bidang kesehatan memutar otak untuk menemukan ramuan yang tepat untuk mengatasi wabah tersebut.
Christiaan Eijkman, adalah peneliti berkebangsaan Belanda yang berhasil menemukan konsep sebuah vitamin ketika melakukan studi penyakit beri-beri di Batavia yang kala itu cukup merebak. (Foto: Wikipedia)
-
Kulit kusam kekurangan vitamin apa saja? Kulit kusam adalah permasalahan yang dapat menghampiri siapa saja, baik wanita maupun pria. Cara mengatasinya pun beragam, di antaranya adalah menggunakan produk perawatan kulit berbahan vitamin tertentu atau mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin tersebut.
-
Bagaimana cara mendapatkan vitamin yang cukup? Tubuh tidak dapat membentuk vitamin sendiri, sehingga harus mendapatkannya dari makanan yang kaya akan vitamin.
-
Apa yang dibahas oleh Dirut BPJS Kesehatan dan Wali Kota Balikpapan dalam pertemuan tersebut? Kunjungan tersebut untuk membahas langkah peningkatan layanan kesehatan dan manfaatnya bagi warga Kota Balikpapan.
-
Bagaimana cara agar terhindar dari kekurangan vitamin? Perhatikan pola makan agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan tersebut.
-
Apa yang diungkap oleh Wakil Menteri Kesehatan? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap saat ini 300 perundungan di sekolah spesialis kedokteran. Hasil itu berdasarkan hasil investigasi Kemenkes di Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sriwijaya.
-
Bagaimana cara memilih vitamin yang tepat? Pilihlah vitamin sesuai dengan kebutuhan, usia, dan rekomendasi dokter.
Mengutip dari berbagai sumber, pada tahun 1888 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Geneeskundig Laboratorium atau dalam bahasa Indonesia Laboratorium Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat yang berada di Batavia. Christiaan Eijkman pun ditunjuk sebagai direktur pertama.
Sejak tahun 1938, lembaga ini berubah namanya menjadi Eijkman Institut sebagai bentuk penghargaan kepada peneliti Belanda tersebut. Sejak saat itu, institusi ini menjadi laboratorium riset untuk Patologi dan Bakteriologi.
Dipimpin Orang Indonesia
Pada tahun 1938, Lembaga Eijkman dipimpin oleh Prof. Dr. Achmad Mochtar yang menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi direktur di lembaga tersebut.
Perannya cukup besar terhadap kelangsungan lembaga dan juga perkembangan kesehatan di Hindia Belanda. Namun, Ia harus menerima kenyataan pahit karena dituduh mencemari Vaksin Tetanus yang menyebabkan banyak Romusha tewas.
Selain itu, Mochtar juga menjadi pahlawan karena Ia rela berkorban atas tuduhan tersebut agar para peneliti lainnya terbebas dari jeratan hukuman tentara Jepang.
Sempat Tutup
Perkembangan Lembaga Eijkman ini tidak selalu berjalan mulus. Pada tahun 1960-an, lembaga ini terpaksa harus ditutup akibat pergolakan ekonomi dan politik di Indonesia.
Dengan kondisi yang tidak memungkinkan, Lembaga Eijkman pun terpaksa tutup lalu bergabung dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Bangkit Kembali
Setelah mandek selama kurang lebih 3 dekade, akhirnya pada tahun 1990 dalam memperingati satu abad penemuan Vitamin B1, B.J. Habibie yang menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi memutuskan untuk membangkitkan Lembaga Eijkman.
- Sudah Diterapkan pada Zaman Kolonial Belanda, Begini Sejarah Pemberian Plat Nomor Kendaraan di Indonesia
- Menguak Sejarah di Balik Pembangunan Benteng Van Der Wijk Kebumen, Antisipasi Terjadinya Perang Jawa Kedua
- Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
- Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
Setelah Prof. Dr. Achmad Mochtar wafat, Lembaga Eijkman lantas dilanjutkan oleh Profesor Sangkot Marzuki sejak tahun 1992 hingga 2014.
Terintegrasi dengan BRIN
Pada 2022 lalu, Lembaga Eijkman menjadi sorotan publik karena digadang-gadang akan diambil alih oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional. Hal ini memicu pro dan kontra atas isu tersebut.
Pihak BRIN pun akhirnya memberikan pernyataan jika Lembaga Eijkman pun terintegrasi dengan BRIN. Artinya, Eijkman akan menjadi unit kerja sama yang mengangkat hak yang lebih bagi para penelitinya.
Saat itu Lembaga Eijkman bukan sebuah lembaga resmi pemerintah dan statusnya masih unit proyek di Kemenristek.