Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau
Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Dalam menyambut bulan Ramadan, setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang unik dan penuh makna.
Mengenal Balimau Kasai, Tradisi Bersuci Sambut Hari Ramadan Khas Masyarakat Kampar Riau
Salah satu daerah yang memiliki tradisi dalam menyambut Bulan Ramadan yaitu ada di Kabupaten Kampar, Riau dengan tradisinya bernama Balimau Kasai. Tradisi unik ini sudah dilaksanakan setiap tahunnya sebelum Ramadan tiba. (Foto: mediacenter.batam.go.id) Melansir dari situs disparpora.pesisirselatankab.go.id, kegiatran masyarakat Kampar ini merupakan bagian dari simbol pembersihan diri.
Artinya, Balimau Kasai adalah mandi dengan menggunakan air yang dicampur dengan limau atau jeruk.
Dalam pelaksanaannya, Balimau Kasai juga dibarengi dengan berbagai kesenian tradisional, seperti kesenian Talempang atau organ tunggal dengan lantunan lagu Ocu.
Tradisi Penting
Kata Balimau Kasai sendiri dari kata "Balimau" yang artinya mandi dengan air yang dicampur limau, sedangkan "Kasai" adalah lulur dalam artian menggunakan bahan alami.
Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun dan wajib dilaksanakan setiap menyambut Bulan Ramadan.
-
Apa tradisi unik Masjid Saka Tunggal Banyumas di bulan Ramadan? Masjid Saka Tunggal merupakan salah satu masjid tua di Banyumas. Masjid itu konon sudah dibangun pada tahun 1288 Masehi. Namun ada versi lain yang menyebutkan kalau masjid itu berdiri pada tahun 1522 Masehi. Terlepas dari sejarahnya, masjid ini punya tradisi unik, terutama saat Bulan Ramadan. Salah satunya adalah tradisi mematikan lampu saat zikir setelah melaksanakan Salat Tarawih. Pada momen itu, lampu masjid dimatikan selama lima menit, setelah itu kembali dinyalakan.
-
Apa tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Batubara untuk menyambut bulan Ramadan? Terakhir, ada yang namanya Pesta Tapai yang digelar sebelum Ramadan. Mungkin, tradisi ini masih terdengar asing di telinga, pasalnya Pesta Tapai hanya dilakukan oleh masyarakat Batubara. Tradisi ini masyarakat Batubara akan menjual berbagai macam jajanan di pasar. Bahkan, di beberapa gerainya terdapat pedagang lemang. Secara umum, kegiatan ini akan berlangsung selama 22 hari sebelum puasa dan tutup dua hari sebelum puasa pertama.
-
Apa tradisi unik yang dilakukan di Masjid Al-Mahmudiyah Suro saat bulan Ramadan? Mengutip dari kanal Liputan6.com, masjid tertua di Palembang ini memiliki sebuah tradisi yang dilaksanakan ketika bulan puasa tiba, yaitu berbagi Bubur Suro gratis kepada masyarakat.
-
Apa tradisi yang dilakukan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten untuk menyambut Ramadan? Ratusan warga di Dukuh Gatak, Desa Sekarsuli, Klaten menyambut Bulan Ramadan dengan mengadakan kirab budaya dan tradisi Sadranan.
-
Apa tradisi unik yang dijalankan oleh masyarakat Islam Kejawen Bonokeling di Banyumas ketika Lebaran? Tradisi itu dinamakan Bada Riaya. Tradisi itu dilaksanakan setelah mereka melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan.
-
Kenapa memberikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa menjadi tradisi di bulan Ramadhan? Selain menjadi tradisi, memberikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa juga bisa membakar semangat untuk menjalankan puasa selama satu bulan.
Dalam masyarakat Melayu, tradisi ini memang dilakukan hampir di seluruh kabupaten/kota, hanya saja penamaannya yang berbeda-beda.
Seperti di Pekanbaru, tradisi ini disebut dengan Petang Megang, sedangkan di Indragiri Hulu disebut dengan Balimau.
Proses Pelaksanaan
Sebelum memulai acara, ada beberapa bahan yang harus dipersiapkan, seperti limau purut atau jeruk nipis, lengkuas, dan serai. Kemudian, ketiga bahan itu direbus hingga kulit jeruk bisa dihancurkan dengan mudah.
Kemudian, untuk Kasai-nya, menggunakan dua jenis bahan, yaitu Kasai kering yang berwarna kuning dan Kasai basah berwarna putih.
Selain itu, pada proses mandi bersama ini juga diiringi dengan berbagai macam kesenian, salah satunya dengan Kesenian Talempang.
Tradisi Penuh Makna
Seluruh rangkaian Balimau Kasai ini tentu mengandung makna yang mendalam. Upacara ini sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan dalam menyambut Bulan Suci Ramadan.
Uniknya, Kasai sendiri yang artinya sebagai lulur atau wewangian itu dipakai saat keramas. Artinya, pengharum rambut tersebut dipercaya oleh masyarakat Kampar bisa mengusir segala macam rasa dengki yang ada di dalam kepala.
Pelaksanaan Balimau Kasai ini dilakukan oleh seluruh masyarakat Kampar dan sekitarnya tanpa adanya batasan usia. Mereka tumpah ruah dalam mandi bersama di Sungai Kampar dengan riang gembira.