Mengenal Famasulo, Tradisi Gotong Royong Antar Masyarakat di Nias
Famasulo, tradisi gotong royong antar masyarakat di Nias ketika pesta pernikahan akan berlangsung.
Pulau Nias, memiliki berbagai macam budaya dan tradisi di dalam masyarakat, salah satunya Famasulo.
Famasulo, Tradisi Gotong Royong Antar Warga dari Nias
Pada zaman dahulu, masyarakat Nias sudah lebih dulu berdagang dengan orang Aceh, Tionghoa, Melayu, dan Bugis. Salah satu lokasi perdagangan itu di daerah Sirombu atau Pesisir Barat Pulau Nias. Dahulu, kehidupan sosial-ekonomi warga Sirombu sangat makmur, hal ini daerah tersebut "kaya" akan sumber daya alam, yaitu kelapa.
-
Mengapa tradisi Nyawalan di Ciamis melibatkan berbagai kesenian tradisional? Dalam bahasa Sunda, nyawalan artinya merayakan bulan Syawal atau bulan kemenangan di Hari Raya Idulfitri. Sisi menarik dari nyawalan adalah seluruh pengisi acaranya berasal dari warga setempat dengan memakai dandanan ala masyarakat tradisional Sunda.
-
Mengapa tari tradisional disebut sebagai wujud budaya daerah? Tari tradisional adalah wujud sebuah budaya di suatu daerah.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa itu Tradisi Nyeraye? Tradisi Nyeraye adalah bentuk kerjasama yang dilakukan masyarakat setempat ketika mengadakan sebuah hajatan oleh masyarakat lainnya.
-
Apa yang dilakukan warga dalam tradisi Gusaran dan Ngadokdok? Suara angklung dan kendang gendong mengalun nyaring siang itu. Beberapa warga tampak berkeliling Kampung Cikiray, Desa Salawu, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, sembari membunyikan alat musik tradisional.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tutunggulan? Tradisi Tutunggulan Mengutip Instagram @napakjagatpasundan, seni Tutunggulan merupakan tradisi memukul alat lesung dengan alu. Alu merupakan alat penumbuk berbahan kayu atau bambu, sedangkan lesung merupakan wadah mirip perahu yang terbuat dari batang kayu utuh untuk wadah padi.
Kedatangan Bangsa Cina
Meningkatnya perekonomian masyarakat pesisir Sirombu tak lepas dari peran bangsa Cina yang sudah memiliki pengetahuan cara mengolah kelapa menjadi minyak yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Tak heran jika masyarakat menyebut daerah itu dengan "Amerika Kedua".
Keadaan yang Berbeda
Keadaan perekonomian masyarakat Sirombu bisa terlihat jelas perbedaannya antara dulu dan masa kini. Melansir dari Jurnal Umbara Universitas Padjajaran (2022), orang Nias di Sirombu lahir dengan keadaan pluralisme. Hal tersebut membuat praktik budayanya lebih beragam, seperti munculnya solidaritas antar warga untuk mengatasi konflik di daerahnya.
Lahirnya solidaritas ini tak lepas dari interaksi sosial sesama warganya. Sirombu sudah menjadi bagian daerah yang dilanda kemiskinan, faktornya tak hanya dari akses sosial dan ekonomi yang sulit, melainkan juga pesta pernikahan yang merogoh biaya yang tidak sedikit. Sumber Foto: Pixabay
Apa Itu Famasulo
Menurut Jurnal Universitas Padjajaran "Famasulo: Tradisi, Solidaritas, dan Kemiskinan Keluarga di Nias (2022), Famasulo adalah sistem gotong royong antar warga Nias untuk memenuhi kebutuhan pesta pernikahan ataupun pesta kelahiran seorang anak. Sebagian besar warga Nias merupakan petani dan peternak, sehingga memerlukan dana lebih dengan cara meminjam warga setempat.
Dalam pelaksanaannya, Famasulo tidak terbatas, artinya setiap warga yang memiliki keuangan cukup bisa melakukannya. Dulunya, Famasulo dilakukan dalam bentuk seekor Babi. Tak hanya itu, Famasulo juga bisa berbentuk uang, tergantung dari warga yang membutuhkan bantuan. Foto: pariwisataindoneisa.id
- Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
- Makna Tradisi Nadran Khas Pesisir Indramayu, Penting Dilakukan Nelayan agar Selamat dan Hasil Tangkapan Melimpah
- Mengenal Dongkrek, Kesenian Tradisional dari Madiun yang Hampir Punah
- Manafo, Tradisi Menginang Ala Masyarakat Nias yang Penuh Makna
Tidak Terikat Perjanjian
Famasulo berbeda dengan utang yang biasa kita kenal, tidak terikat perjanjian atau saling percaya satu sama lain meskipun warga mempelai mencatat nama-nama orang yang meminjamkan dana atau sumbangan tersebut. Warga Nias percaya bahwa pesta merupakan bentuk rasa syukur. Maka, hal tersebut menjadi prioritas dan tak lepas dari Famasulo.
Famasulo tak lepas dari peran pesta pernikahan orang Nias. Bagi mereka, setiap warga berhak mengadakan pesta karena bagian dari rasa syukur. Meski nantinya memiliki "utang" yang banyak, warga tidak begitu peduli dan tetap memprioritaskan pesta pernikahan tersebut. Famasulo dinilai sebagai alternatif masyarakat untuk melangsungkan pesta pernikahan yang menjadi salah satu faktornya yaitu kemiskinan keluarga. Sumber Foto: Kominfo
Kini Sudah Beda Makna
Seiring berjalannya waktu, masyarakat banyak yang salah mengartikan makna dari Famasulo. Mereka hanya mengartikan meminjamnya saja tanpa mengetahui cara membalas seluruh utang miliki kerabatnya. Hal inilah yang menjadi pemicu konflik dan perseteruan di dalam keluarga.