Mengenal Geriten, Rumah Penyimpanan Tulang-belulang Nenek Moyang Batak Karo yang Penuh Makna
Secara umum geriten hampir mirip seperti bangunan tradisional milik Suku Batak Karo yaitu siwaluh jabu, hanya saja ukuran dari rumah ini lebih kecil.
Secara umum geriten hampir mirip seperti bangunan tradisional milik Suku Batak Karo yaitu siwaluh jabu, hanya saja ukuran dari rumah ini lebih kecil.
Mengenal Geriten, Rumah Penyimpanan Tulang-belulang Nenek Moyang Batak Karo yang Penuh Makna
Suku Batak memiliki berbagai kebudayaan dan tradisi yang mengandung makna yang begitu mendalam. Tradisi-tradisi tersebut telah diwariskan secara turun terumun.
Suku Batak terdiri dari beberapa sub suku, salah satunya adalah Suku Batak Karo. Mereka memiliki salah satu tradisi menepatkan kerangka manusia yang telah meninggal di sebuah bangunan rumah yang dinamakan geriten. (Foto: Wikipedia)
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Apa itu Hari Roh Manusia Sedunia? Hari Roh Manusia Sedunia adalah hari yang diperingati setiap 17 Februari untuk mendorong kesadaran pentingnya meditasi dan koneksi batin.
-
Apa tujuan utama Rumah Dunia? Mimpi Gol A Gong, Tias beserta para pegiat di Rumah Dunia adalah ingin memberikan akses sebesar-besarnya bagi anak-anak dan masyarakat di Kota Serang, Banten dan wilayah lain seputar informasi dan edukasi.
-
Kapan Hari Roh Manusia Sedunia dirayakan? Hari Roh Manusia Sedunia adalah hari yang diperingati setiap 17 Februari untuk mendorong kesadaran pentingnya meditasi dan koneksi batin.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Siapa saja yang terlibat dalam Rumah Dunia? Sejak itu, dirinya kemudian berkolaborasi dengan pegiat literasi lainnya seperti Toto St. Radik, dan Abdul Salam HS, serta beberapa kelompok yang fokus bergerak di bidang literasi.
Adat menaruh kerangka manusia di dalam geriten ini masih terus dilakukan oleh masyarakat Batak Karo. Geriten sendiri adalah rumah khusus yang digunakan untuk menyimpan tulang-belulang dan kerangka nenek moyang mereka.
Secara umum geriten hampir mirip seperti bangunan tradisional milik Suku Batak Karo yaitu siwaluh jabu, hanya saja ukuran dari rumah ini lebih kecil.
Geriten bukan sekadar bangunan untuk menyimpan kerangka manusia saja, melainkan juga memiliki makna tersendiri.
Hanya Jenazah Terpilih
Tak sembarang kerangka manusia bisa disimpan di geriten.
Kerangka yang bisa disimpan di sini salah satunya adalah kerangka kepala desa.
Selain itu, orang yang akan kerangkanya akan disimpan di dalam Geriten ini harus memiliki latar belakang budi pekerti dan tingkah laku yang baik. Semasa hidup orang tersebut harus bisa menjadi teladan bagi yang masih hidup.
Di samping menjadi teladan, jenazah yang ada di dalam geriten ini akan dirayakan pada waktu tertentu untuk mengenang perilaku mereka yang sudah meninggal.
Dikubur Terlebih Dahulu
Mengutip dari berbagai sumber, permakaman orang yang meninggal di Batak Karo lebih dulu dimakamkan selama beberapa tahun. Kemudian makam tersebut digali kembali, lalu diambil tulang-belulangnya, barulah disimpan di dalam geriten.
Pada saat itulah diadakan upacara adat yang disebut nurun atau upacara kematian. Kemudian tulang dan kerangka yang sudah kering itu dibungkus dengan kain putih barulah ditaruh dalam geriten.
- Geger Penemuan 41 Makam Keramat Palsu di Sukabumi untuk Praktik Dukun, Ini Faktanya
- Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79
- Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun
- Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut
Nilai Filosofis Geriten
Bagian-bagian konstruksi dari Geriten ini sarat dengan nilai moral dan filosofis yang mendalam. Mulai dari nilai moral, religius, sosial, dan pedagogis yang diharapkan bisa ditiru oleh generasi yang mendatang.
Penempatan geriten tak bisa jauh dari rumah adat, hal ini ketika sebuah raga sudah hilang, maka roh akan kembali ke rumah untuk mengayomi keluarga yang ditinggalkan. Maka, tempat tulang-belulang dimasukkan ke geriten tidak boleh jauh dari rohnya yang tinggal di rumah.
Kemudian untuk tulang-belulang yang dinaikkan ke atas adalah sebuah simbol penghargaan. Mengutip dari beberapa sumber, terdapat makna filosofis yang menjadi prinsip masyarakat Batak Karo yaitu dareh jadi lau, daging jadi taneh, kesah jadi angin, buk jadi ijuk, tulan jadi batu, tendi mulih ku dibata simada tinuang yang berarti roh kembali kepada Sang Maha Pencipta.
Pada bagian bawah geriten ini merupakan tempat duduk atau tempat berkumpul bagi sebagian warga, terutama kaum muda. Di sini lah merupakan tempat bertemunya seorang pemuda dengan sang gadis untuk saling lebih mengenal.